Purwokerto (Antaranews Jateng) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman Asna Mustofa mengatakan pemerintah daerah perlu menginisiasi pasar daring khusus komoditas pertanian guna memperluas akses masyarakat ke petani.

"Perlu ada inisiasi pasar online untuk komoditas pertanian agar petani punya akses untuk menjual produknya kepada masyarakat dan sebaliknya masyarakat bisa membeli produk pertanian langsung dari petani," katanya di Purwokerto, Rabu.

Asna Mustofa yang merupakan dosen Fakultas Pertanian Unsoed tersebut mengatakan pasar daring khusus komoditas pertanian tersebut perlu melibatkan para pihak terkait agar pelaksanaannya berjalan dengan optimal.

Para pihak dimaksud, tambah dia, mulai dari pemerintah daerah melalui organisasi perangkat daerah terkait hingga kelompok tani.

"Dinas Pertanian atau Dinas Perdagangan bisa sebagai operator dan pemelihara sistemnya. Sementara kelompok tani bisa sebagai operator paling bawah yang memungkinkan bisa menjamin validitas produk yang dijual oleh para petani," katanya.

Selain itu, kata dia, bisa juga melibatkan pasar untuk menambah informasi komoditas dan bisa juga untuk validasi pembeli. Dengan adanya sistem tersebut, diharapkan dapat meningkatkan harga komoditas pertanian.

"Dengan demikian petani bisa menjual produk pertanian langsung ke masyarakat dengan harga jual yang bersaing dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani," katanya.

Dia mencontohkan pada saat ini harga cabai di pasaran menurun karena melimpahnya pasokan dari petani.

 "Kalau masyarakat bisa membeli langsung dari petani mungkin harganya bisa bersaing," katanya.

Sementara itu, harga cabai rawit merah yang dijual pedagang di Pasar Manis Purwokerto, Rabu, Rp25 ribu per kilogram atau turun dari biasanya sekitar Rp35 ribu - Rp40 ribu per kilogram, sedangkan harga cabai rawit hijau Rp20 ribu per kilogram dan cabai hijau besar Rp15 ribu per kilogram.