Boyolali raih Piala Adipura 13 kali
Jumat, 1 Maret 2019 16:45 WIB
Wakil Bupati Boyolali M Said Hidayat (tengah) saat meninjau salah satu stan pameran kerajinan yang memanfaatkan bahan baku limbah dengan tema “Usaha Produktif Rumah Tangga dan Usaha Kecil dari Sampah” di Pendopo Gede Kabupaten Boyolali, Jumat. (Foto: Bambang Dwi Marwoto)
Boyolali (ANTARA) - Kabupaten Boyolali berhasil meraih Piala Adipura hingga 13 kali dari pemerintah pusat yang merupakan sebuah penghargaan bagi daerah dalam kebersihan, dan pengelolaan lingkungan perkotaan.
Penghargaan Piala Adipura dari pemerintah tersebut berdasarkan kriteria penilaian dari waktu ke waktu yang terus disesuaikan untuk menjaring kota yang benar-benar tepat menyandang gelar kota bersih dan nyaman, kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Boyolali, Totok Eko YP., di sela acara tasyakuran Penghargaan Adipura sekaligus puncak Hari Peduli Sampah Nasional 2019, di Boyolali, Jumat.
"Semua kriteria penilaian Piala Adipura untuk ke depan, tidak hanya segi wilayah ibu kota kabupaten saja, tetapi akan mencakup seluruh wilayah kabupaten, karena dikaitkan dengan kebijakan strategi nasional pengelolaan sampah," kata Totok Eko YP.
Menurut Totok Eko, kebijakan strategi tersebut telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 97/2017 yang menargetkan 2025 pengurangan sampah 30 persen dan penanganan sampah 70 persen.
Berdasarkan ketentuan Perpres tersebut, kata Totok Eko, Kabupaten Boyolali pada 2025 potensi timbunan sampah diperkirakan 97.785 ton per tahun. Jika disesuaikan dengan Perpres, maka target untuk pengurangan 30 persen yakni dengan mengurangi sampah sebanyak 29.335 ton per tahun.
"Target penanganan sampah 70 persen atau sebanyak 68.449 ton per tahun sudah ditetapkan melalui Peraturan Bupati nomor 68/2018. Jadi tugas untuk meraih Adipura makin berat dan perlu kerja sama semuanya," kata Totok Eko.
Wakil Bupati (Wabup) Boyolali, M. Said Hidayat mengatakan pihaknya mengapresiasi perolehan prestasi yang membanggakan itu. Semua berkomitmen untuk membangun Kabupaten Boyolali yang bersih, sehat, dan terdapat sisi pemanfaatan dari pengolahan sampah.
M Said Hidayat mengatakan Boyolali selalu bersih dan tersenyum. Hal ini, merupakan satu kebanggaan bersama. Namun, yang terpenting setelah tahun demi tahun hingga ke-13 kalinya meraih, maka ke depan diharapkan mampu merebut kembali.
Pada acara Tasyukuran Penghargaan Piala Adipura, juga digelar sejumlah stan pemanfataan limbah sampah dari sekolah Adiwiyata, bank sampah dan usaha kecil menengah (UKM).
Penghargaan Piala Adipura dari pemerintah tersebut berdasarkan kriteria penilaian dari waktu ke waktu yang terus disesuaikan untuk menjaring kota yang benar-benar tepat menyandang gelar kota bersih dan nyaman, kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Boyolali, Totok Eko YP., di sela acara tasyakuran Penghargaan Adipura sekaligus puncak Hari Peduli Sampah Nasional 2019, di Boyolali, Jumat.
"Semua kriteria penilaian Piala Adipura untuk ke depan, tidak hanya segi wilayah ibu kota kabupaten saja, tetapi akan mencakup seluruh wilayah kabupaten, karena dikaitkan dengan kebijakan strategi nasional pengelolaan sampah," kata Totok Eko YP.
Menurut Totok Eko, kebijakan strategi tersebut telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 97/2017 yang menargetkan 2025 pengurangan sampah 30 persen dan penanganan sampah 70 persen.
Berdasarkan ketentuan Perpres tersebut, kata Totok Eko, Kabupaten Boyolali pada 2025 potensi timbunan sampah diperkirakan 97.785 ton per tahun. Jika disesuaikan dengan Perpres, maka target untuk pengurangan 30 persen yakni dengan mengurangi sampah sebanyak 29.335 ton per tahun.
"Target penanganan sampah 70 persen atau sebanyak 68.449 ton per tahun sudah ditetapkan melalui Peraturan Bupati nomor 68/2018. Jadi tugas untuk meraih Adipura makin berat dan perlu kerja sama semuanya," kata Totok Eko.
Wakil Bupati (Wabup) Boyolali, M. Said Hidayat mengatakan pihaknya mengapresiasi perolehan prestasi yang membanggakan itu. Semua berkomitmen untuk membangun Kabupaten Boyolali yang bersih, sehat, dan terdapat sisi pemanfaatan dari pengolahan sampah.
M Said Hidayat mengatakan Boyolali selalu bersih dan tersenyum. Hal ini, merupakan satu kebanggaan bersama. Namun, yang terpenting setelah tahun demi tahun hingga ke-13 kalinya meraih, maka ke depan diharapkan mampu merebut kembali.
Pada acara Tasyukuran Penghargaan Piala Adipura, juga digelar sejumlah stan pemanfataan limbah sampah dari sekolah Adiwiyata, bank sampah dan usaha kecil menengah (UKM).
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB
BEI Jateng 2 raih penghargaan dari OJK program pencegahan investasi bodong
01 November 2024 14:31 WIB
Expo Kemandirian Pesantren 2024 berakhir, Ponpes Darunnajah Wonosobo raih juara terfavorit
31 October 2024 15:26 WIB