Keberadaan "Mat Kodak" di Menara Kudus kian terjepit
Senin, 22 April 2019 17:14 WIB
Dua orang fotografer keliling atau "Mat Kodak" di Menara Kudus, Jawa Tengah, tengah menawarkan jasa foto kilat yang bisa langsung dicetak kepada wisatawan, Senin (22/4). (Foto : Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (ANTARA) - Keberadaan "Mat Kodak" di kawasan objek wisata Menara Kudus, Jawa Tengah, makin terjepit seiring dengan kian meluasnya penggunaan telepon pintar (smartphone) berkamera yang menawarkan mutu foto sekelas DSLR.
"Mat Kodak", julukan juru foto keliling, yang diditemui di objek wisata Menara Kudus, Senin, mengakui jumlah wisatawan yang menggunakan jasa juru foto terus berkurang.
"Sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Menara Kudus memang memiliki smartphone yang biasanya dilengkapi kamera berkuliatas tinggi," kata Haris, juru foto di Menara Kudus.
Hal itu, kata dia, memang menjadi kendala untuk menawarkan jasa foto langsung jadi karena mereka sudah mengabadikan kunjungannya dengan kamera smartphone.
Kalaupun merespons tawaran, kata dia, akan menawar dengan harga yang sangat murah sehingga tidak mungkin terjadi kesepakatan harga.
Haris mematok harga Rp20.00 untuk sekali jepret dengan ukuran foto 4 R, sedangkan 2 R dipatok dengan harga Rp10.000.
Keuntungan yang diperoleh, katanya, juga dibagi dengan penyedia jasa cetak foto karena dirinya tidak mungkin bisa melayani foto sekaligus cetaknya.
Makin canggihnya smartphone saat ini, menurut dia, memang berpengaruh terhadap pemasukan yang diperoleh para "Mat Kodak".
Sebelum penggunaan smartphone meluas, dia mengaku dalam sehari bisa melayani 60-an kali jepretan, sedangkan saat ini meskipun memasuki masa ramai berkurang hingga 20-an persen.
Apalagi penyedia jasa fotografi keliling seperti dirinya juga mencapai puluhan orang.
"Total fotografer keliling di objek wisata Menara Kudus berjumlah 30 orang, sedangkan yang masih aktif saat ini tersisa 15 orang karena hasilnya makin menurun dibandingkan sebelum merebaknya smartphone," ujarnya.
Di kawasan Menara Kudus memang masih ada beberapa wisatawan yang memanfaatkan jasa fotografer yang menawarkan foto langsung dicetak tanpa harus menunggu lama.
Hengki Kurniawan, salah seorang wisatawan asal Lampung, mengakui masih tertarik menggunakan jasa fotografer keliling karena lebih simpel setelah difoto, hasilnya bisa langsung dicetak dan dibawa pulang.
"Momen berkunjung ke Menara Kudus juga bisa langsung dijadikan foto dinding di rumah, sedangkan hasil pengambilan gambar lewat kamera memang bisa dicetak tetapi masih harus menyiapkan peralatan pendukungnya," ujarnya.
Yanto, wisatawan asal Purwodadi mengakui lebih senang menggunakan jasa fotografer yang ada di Menara Kudus karena hasilnya bisa langsung dicetak tanpa menunggu lama.
"Meskipun saya juga sudah mengabadikan kunjungan ke Menara Kudus dengan smartphone, ketika sampai di rumah terkadang malas untuk mencetaknya," ujarnya.
Ramainya wisatawan yang berkunjung ke Menara Kudus tidak hanya dinikmati fotografer keliling, karena jasa cetak foto juga ikut menikmati karena jasa cetak fotonya menjadi laris.
Pada hari Minggu (21/4), dia mengaku, bisa mencetak foto untuk berbagai ukuran hingga seratusan foto.
"Kondisi ramai seperti itu memang tidak bisa diharapkan setiap hari karena kunjungan wisata setiap harinya berbeda-beda jumlahnya," ujarnya.
Ia mencontohkan saat ini memang ramai, namun begitu memasuki bulan puasa akan sepi karena banyak umat Islam yang fokus beribadah.
"Mat Kodak", julukan juru foto keliling, yang diditemui di objek wisata Menara Kudus, Senin, mengakui jumlah wisatawan yang menggunakan jasa juru foto terus berkurang.
"Sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Menara Kudus memang memiliki smartphone yang biasanya dilengkapi kamera berkuliatas tinggi," kata Haris, juru foto di Menara Kudus.
Hal itu, kata dia, memang menjadi kendala untuk menawarkan jasa foto langsung jadi karena mereka sudah mengabadikan kunjungannya dengan kamera smartphone.
Kalaupun merespons tawaran, kata dia, akan menawar dengan harga yang sangat murah sehingga tidak mungkin terjadi kesepakatan harga.
Haris mematok harga Rp20.00 untuk sekali jepret dengan ukuran foto 4 R, sedangkan 2 R dipatok dengan harga Rp10.000.
Keuntungan yang diperoleh, katanya, juga dibagi dengan penyedia jasa cetak foto karena dirinya tidak mungkin bisa melayani foto sekaligus cetaknya.
Makin canggihnya smartphone saat ini, menurut dia, memang berpengaruh terhadap pemasukan yang diperoleh para "Mat Kodak".
Sebelum penggunaan smartphone meluas, dia mengaku dalam sehari bisa melayani 60-an kali jepretan, sedangkan saat ini meskipun memasuki masa ramai berkurang hingga 20-an persen.
Apalagi penyedia jasa fotografi keliling seperti dirinya juga mencapai puluhan orang.
"Total fotografer keliling di objek wisata Menara Kudus berjumlah 30 orang, sedangkan yang masih aktif saat ini tersisa 15 orang karena hasilnya makin menurun dibandingkan sebelum merebaknya smartphone," ujarnya.
Di kawasan Menara Kudus memang masih ada beberapa wisatawan yang memanfaatkan jasa fotografer yang menawarkan foto langsung dicetak tanpa harus menunggu lama.
Hengki Kurniawan, salah seorang wisatawan asal Lampung, mengakui masih tertarik menggunakan jasa fotografer keliling karena lebih simpel setelah difoto, hasilnya bisa langsung dicetak dan dibawa pulang.
"Momen berkunjung ke Menara Kudus juga bisa langsung dijadikan foto dinding di rumah, sedangkan hasil pengambilan gambar lewat kamera memang bisa dicetak tetapi masih harus menyiapkan peralatan pendukungnya," ujarnya.
Yanto, wisatawan asal Purwodadi mengakui lebih senang menggunakan jasa fotografer yang ada di Menara Kudus karena hasilnya bisa langsung dicetak tanpa menunggu lama.
"Meskipun saya juga sudah mengabadikan kunjungan ke Menara Kudus dengan smartphone, ketika sampai di rumah terkadang malas untuk mencetaknya," ujarnya.
Ramainya wisatawan yang berkunjung ke Menara Kudus tidak hanya dinikmati fotografer keliling, karena jasa cetak foto juga ikut menikmati karena jasa cetak fotonya menjadi laris.
Pada hari Minggu (21/4), dia mengaku, bisa mencetak foto untuk berbagai ukuran hingga seratusan foto.
"Kondisi ramai seperti itu memang tidak bisa diharapkan setiap hari karena kunjungan wisata setiap harinya berbeda-beda jumlahnya," ujarnya.
Ia mencontohkan saat ini memang ramai, namun begitu memasuki bulan puasa akan sepi karena banyak umat Islam yang fokus beribadah.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Kejuaraan Bulutangkis Antar Media 2022, fotografer Antara Jateng jadi finalis
10 November 2022 6:01 WIB, 2022
Ratusan fotografer 22 negara ikuti pameran Bara-Api di Kabupaten Magelang
24 July 2022 6:17 WIB, 2022
Calon Wali Kota Surabaya gunakan foto eks fotografer Persebaya tanpa izin
14 October 2020 10:40 WIB, 2020
Fotografer Menara Kudus diduga anianya wisatawan, polisi masih selidiki
21 April 2019 19:03 WIB, 2019
Disuap permen Smarties, fotografer dapat memotret anak-anak di pernikahan kerajaan
24 May 2018 14:23 WIB, 2018