"Slametan wiwit tembakau" memperkaya wisata kultural Temanggung
Sabtu, 27 April 2019 18:41 WIB
Ribuan petani dengan membawa tumpeng memadati Alun-Alun Temanggung dalam Slametan Wiwit Tembakau merti Bhumi Phala 2019. (Heru Suyitno)
Temanggung (ANTARA) - Slametan wiwit tembakau yang baru pertama kali digelar Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, bakal memperkaya wisata kultural di daerah penghasil tembakau ini.
"Kegiatan wiwit tembakau yang baru pertama kali digelar di tingkat kabupaten ini, ke depan bisa diselenggarakan setiap tahun dan bisa menjadi daya tarik wisata," kata Bupati Temanggung M. Al Khadziq di Temanggung, Sabtu (27/4).
Ia menyampaikan hal tersebut usai "Slametan wiwit tembakau merti Bhumi Phala 2019" di Alun-Alun Temanggung yang dihadiri ribuan petani tembakau.
Tradisi slametan wiwit tembakau atau sebagian masyarakat di lereng Gunung Sumbing dan Sindoro menyebutnya dengan tradisi among tebal ini sebenarnya sudah dilakukan para petani setiap awal tanam tembakau di masing-masing dusun atau desa, namun untuk tingkat kabupaten baru pertama kali diselenggarakan.
Dalam slametan wiwit tembakau di Alun-Alun Temanggung tersebut dihadiri petani dari 20 kecamatan di Temanggung, termasuk dari beberapa kecamatan bukan penghasil tembakau seperti Pringsurat, Kranggan, dan Kaloran.
Masing-masing kelompok membawa tumpeng dan ingkung ayam yang jumlahnya mencapai 2.000an ke Alun-Alun Temanggung kemudian mereka makan bersama-sama setelah dilakukan doa bersama.
Khadziq mengatakan semangat masyarakat begitu tinggi dalam slametan wiwit tembakau ini.
"Para pelaku pertembakauan semangatnya begitu tinggi dan masyarakat pada umumnya bersemangat, kita berusaha untuk menyelenggarakan setiap tahun," katanya.
Menurut dia, kegiatan ini selain berfungsi untuk mempersatukan masyarakat pertembakauan, juga mempunya fungsi untuk melakukan kritik terhadap dunia pertembakauan sendiri.
"Kalau bisa ini nanti menjadi event kultural yang dapat jadi daya tarik kunjungan wisatawan dari luar kabupaten bahkan wisatawan mancanegara," katanya.
Dalam slametan wiwit tembakau tersebut juga dipentaskan sejumlah kesenian tradisional yang menambah semarak dan menjadi daya tarik tersendiri.
"Kegiatan wiwit tembakau yang baru pertama kali digelar di tingkat kabupaten ini, ke depan bisa diselenggarakan setiap tahun dan bisa menjadi daya tarik wisata," kata Bupati Temanggung M. Al Khadziq di Temanggung, Sabtu (27/4).
Ia menyampaikan hal tersebut usai "Slametan wiwit tembakau merti Bhumi Phala 2019" di Alun-Alun Temanggung yang dihadiri ribuan petani tembakau.
Tradisi slametan wiwit tembakau atau sebagian masyarakat di lereng Gunung Sumbing dan Sindoro menyebutnya dengan tradisi among tebal ini sebenarnya sudah dilakukan para petani setiap awal tanam tembakau di masing-masing dusun atau desa, namun untuk tingkat kabupaten baru pertama kali diselenggarakan.
Dalam slametan wiwit tembakau di Alun-Alun Temanggung tersebut dihadiri petani dari 20 kecamatan di Temanggung, termasuk dari beberapa kecamatan bukan penghasil tembakau seperti Pringsurat, Kranggan, dan Kaloran.
Masing-masing kelompok membawa tumpeng dan ingkung ayam yang jumlahnya mencapai 2.000an ke Alun-Alun Temanggung kemudian mereka makan bersama-sama setelah dilakukan doa bersama.
Khadziq mengatakan semangat masyarakat begitu tinggi dalam slametan wiwit tembakau ini.
"Para pelaku pertembakauan semangatnya begitu tinggi dan masyarakat pada umumnya bersemangat, kita berusaha untuk menyelenggarakan setiap tahun," katanya.
Menurut dia, kegiatan ini selain berfungsi untuk mempersatukan masyarakat pertembakauan, juga mempunya fungsi untuk melakukan kritik terhadap dunia pertembakauan sendiri.
"Kalau bisa ini nanti menjadi event kultural yang dapat jadi daya tarik kunjungan wisatawan dari luar kabupaten bahkan wisatawan mancanegara," katanya.
Dalam slametan wiwit tembakau tersebut juga dipentaskan sejumlah kesenian tradisional yang menambah semarak dan menjadi daya tarik tersendiri.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024