Cilacap (ANTARA) - Minat masyarakat Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, untuk membudidayakan ikan lele dan udang mengalami peningkatan karena besarnya potensi pasar komoditas tersebut, kata Kepala Bidang Perikanan Budi Daya Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap Indarto.

"Hal itu terlihat dari tingginya produksi ikan lele dan udang di Kabupaten Cilacap selama tahun 2018. Kalau untuk produksi selama triwulan pertama tahun 2019 masih dalam penghitungan statistik, namun kami perkirakan volumenya meningkat," katanya di Cilacap, Selasa.

Ia mengatakan berdasarkan data, total produksi perikanan budi daya di Kabupaten Cilacap selama 2018 mencapai 13.384 ton atau meningkat dari 2017 yang sebanyak 9.846 ton.

Dari total produksi tahun 2018, kata dia, volume produksi lele sebanyak 2.972 ton, sedangkan untuk udang khususnya udang vaname mencapai 4.149 ton.

"Di sektor perikanan budi daya khususnya air tawar, lele paling banyak dibudidayakan masyarakat, sedangkan untuk air payau didominasi udang vaname," tegasnya.

Terkait dengan tingginya budi daya lele, Indarto mengatakan hal itu disebabkan permintaan pasar terhadap komoditas tersebut sangat tinggi sehingga banyak masyarakat yang berminat untuk membudidayakannya.

Menurut dia, lele tergolong cepat dikembangkan dan produktivitasnya cukup tinggi, selain itu ada teknologi bioflok untuk mendukung intensifikasi produksi lele.

"Jadi, dengan luasan lahan yang sama, (berkat teknologi bioflok) produksi lele bisa lebih tinggi. Bahkan, lele juga dapat dibudidayakan masyarakat di daerah permukiman yang padat dan produksinya pun bisa tinggi serta ditunjang dengan adanya teknologi pengelolaan air agar tidak bau," katanya.

Sementara untuk budi daya udang vaname, dia mengatakan komoditas tersebut banyak dibudidayakan oleh masyarakat karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi, peluang ekspornya sangat besar, dan produktivitasnya sangat tinggi.

Selain itu, kata dia, potensi lahan untuk budi daya udang vaname di Kabupaten Cilacap masih cukup luas.

"Harga udang vaname di tambak saat sekarang berkisar Rp70.000-Rp80.000 per kilogram. Produktivitasnya minimal sebesar 15 ton per hektare per musim. Satu musimnya selama tiga bulan, sehingga pembudi daya bisa tiga kali panen dalam setahun," jelasnya.

Menurut dia, udang vaname banyak dibudidayakan masyarakat di Kecamatan Nusawungu dan Binangun dengan total luas lahan tambak hingga saat sekarang mencapai kisaran 200 hektare.

Kendati demikian, dia mengatakan Pemerintah Kabupaten Cilacap terus berupaya mengembangkan potensi budi daya udang vaname khususnya di Kecamatan Binangun dengan mengikutsertakannya dalam program Koridor Ekonomi Perdagangan Investasi dan Pariwisata Jawa Tengah (Keris Jateng), program yang dijalankan Bank Indonesia untuk membantu memromosikan Jawa Tengah.

Dalam hal ini, "Keris Jateng" yang merupakan forum koordinasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Bank Indonesia, menyediakan tenaga yang akan menginventarisasi proyek-proyek yang akan dikomersialkan.