Dayung targetkan 18 medali emas SEA Games 2019
Rabu, 22 Mei 2019 5:41 WIB
Pedayung rowing putri junior Sultra Aulia Galib (kostun putih) menjalani sesi latihan mesin rowing di Pelatnas Sea Games. (Foro PB PODSI) (Foro PB PODSI/)
Jakarta (ANTARA) - Wakil ketua umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI) Budi Setiawan menargetkan 18 medali emas pada Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA Games) di Filipina, pada akhir tahun ini.
“Minimal kita dapat setengah dari target medali emas itu,” kata Budi saat dihubungi Antara, Selasa.
Budi menjelaskan target itu terdiri atas masing-masing enam medali emas untuk cabang rowing, canoeing dan dragonboat (perahu naga).
Budi mengatakan untuk mencapai target itu, para atlet terus berlatih sesuai dengan program yang telah dijadwalkan. Namun kata Budi, saat bulan puasa dilakukan perubahan jadwal latihan, yakni pagi dan sore dilakukan latihan ringan dan malam hari untuk jadwal latihan yang berat.
“Setelah Asian Games, para atlet istirahat sekitar 2-3 minggu, kemudian kembali melakukan latihan,” ujarnya.
Terkait kompetisi menjelang SEA Games, Budi menjelaskan untuk rowing dan canoeing dilaksanakan di Eropa dan kualifikasi olimpiade.
“Untuk dragonboat akan mengikuti kejuaraan dunia di Thailand,” kata Budi.
Budi menegaskan Thailand dan Vietnam merupakan Negara pesaing terberat untuk rowing dan canoeing. Sementara untuk dragonboat ada Myanmar yang cukup kuat.
Pada Asian Games 2018, tim Indonesia untuk olahraga dayung menyumbang beberapa medali yakni cabang rowing dengan satu emas, dua perak dan dua perunggu. Kemudian canoeing (kayak dan kano) sebanyak satu emas dan satu perunggu serta dragonboat (perahu naga) dengan dua perak dan satu perunggu.
Baca juga: Indonesia siapkan tujuh nomor dayung-kano untuk Olimpiade 2020
Baca juga: PODSI bidik sembilan emas SEA Games 2019
Baca juga: PODSI akan pindahkan pelatnas kano ke Pangalengan
“Minimal kita dapat setengah dari target medali emas itu,” kata Budi saat dihubungi Antara, Selasa.
Budi menjelaskan target itu terdiri atas masing-masing enam medali emas untuk cabang rowing, canoeing dan dragonboat (perahu naga).
Budi mengatakan untuk mencapai target itu, para atlet terus berlatih sesuai dengan program yang telah dijadwalkan. Namun kata Budi, saat bulan puasa dilakukan perubahan jadwal latihan, yakni pagi dan sore dilakukan latihan ringan dan malam hari untuk jadwal latihan yang berat.
“Setelah Asian Games, para atlet istirahat sekitar 2-3 minggu, kemudian kembali melakukan latihan,” ujarnya.
Terkait kompetisi menjelang SEA Games, Budi menjelaskan untuk rowing dan canoeing dilaksanakan di Eropa dan kualifikasi olimpiade.
“Untuk dragonboat akan mengikuti kejuaraan dunia di Thailand,” kata Budi.
Budi menegaskan Thailand dan Vietnam merupakan Negara pesaing terberat untuk rowing dan canoeing. Sementara untuk dragonboat ada Myanmar yang cukup kuat.
Pada Asian Games 2018, tim Indonesia untuk olahraga dayung menyumbang beberapa medali yakni cabang rowing dengan satu emas, dua perak dan dua perunggu. Kemudian canoeing (kayak dan kano) sebanyak satu emas dan satu perunggu serta dragonboat (perahu naga) dengan dua perak dan satu perunggu.
Baca juga: Indonesia siapkan tujuh nomor dayung-kano untuk Olimpiade 2020
Baca juga: PODSI bidik sembilan emas SEA Games 2019
Baca juga: PODSI akan pindahkan pelatnas kano ke Pangalengan
Pewarta : Fauzi
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
ASEAN Para Games 2022, Setiawan sumbang medali emas pertama dari cabang para panahan
03 August 2022 12:01 WIB, 2022
Hendra/Ahsan gagal pertahankan gelar WTF usai dikalahkan wakil Taiwan
31 January 2021 17:38 WIB, 2021
Terpopuler - Umum
Lihat Juga
Khong Guan Grup luncurkan "Sejuta Bola Superco Untuk Indonesia" tahun ketiga
11 November 2024 13:29 WIB
Pemkot Surakarta ajukan anggaran tambahan ke Wapres untuk GOR Indoor Manahan
02 November 2024 15:58 WIB