Kudus (ANTARA) - Sejumlah koleksi baru Museum Jenang Kudus, Jawa Tengah mulai dipamerkan kepada pengunjung karena sudah bisa dinikmati masyarakat, meskipun proses pembangunannya masih tahap penyelesaian.

Koleksi baru tersebut, di antaranya galeri Al Quran, galeri asmaul husna, miniatur rumah kembar, rumah kapal, sejarah paviliun Nitisemito, dan kabah.

Menurut Direktur Utama Mubarokfood Kudus Muhammad Hilmy di Kudus, Senin, meskipun koleksi baru yang hendak ditampilkan kepada pengunjung belum 100 persen selesai pembangunannya, hal itu sudah bisa dinikmati pengunjung mulai Selasa (4/6).

Selain itu, masih ada koleksi lain yang akan ditampilkan, yakni pesawat Fokker yang disewa Nitisemito sebagai media promosi rokok bal tiga kepada masyarakat serta replika Stasiun Kereta Api Kuno Wergu Kudus dan Perpustakaan Raden Sosrokartono, serta beberapa koleksi lain yang siap ditampilkan.

Harapannya, lanjut dia, koleksi baru yang berada di kompleks Museum Jenang Kudus itu sudah bisa dinikmati warga luar daerah yang kebetulan mudik ke kampung halamannya, terutama Kudus atau daerah lain yang menyempatkan diri untuk berkunjung.

Ditampilkannya sejumlah koleksi baru tersebut, juga untuk menarik minat pengunjung berbelanja di gerai Jenang Kudus yang menyediakan makanan khas Kudus, berupa jenang beserta varian makanan berbahan jenang lainnya serta makanan tradisional hasil produksi pelaku UMKM di Kudus.

"Keberadaan museum memang berdampak positif terhadap volume penjualan makanan jenang khas Kudus karena banyak warga luar daerah yang berminat mengunjungi museum, pulangnya juga banyak yang membeli oleh-oleh khas Kudus," ujarnya.

Keberadaan museum juga menjadi ajang edukasi kepada masyarakat terkait dengan sejarah kegiatan perekonomian masyarakat, soal budaya setempat, hingga penyebaran agama Islam di Kota Kudus.

Kurator Museum Nasional Panji Hanief Gumilang memberikan apresiasi kepada Muhammad Hilmy selaku pemilik Mubarokfood yang tertarik membuat museum yang bisa menjadi edukasi masyarakat, terutama generasi muda.

Awalnya, kata dia, museum yang dibuat itu menceritakan sejarah jenang di Kudus yang mampu menggerakkan ekonomi masyarakat setempat.

Ternyata, kata dia, lambat laun tertarik mengembangkan museum jenang dengan menambah Gusjigang X-Building yang mengangkat konsep Gusjigang, filosofi dari Sunan Kudus.

"Di dalam Gusjigang X-building itu, nantinya akan terpadu yakni perjalanan sejarah jenang Kudus dan penyebaran agama Islam di Nusantara," katanya.

Ia menilai ada beberapa titik ataupun ornamen yang baru, terutama ornamen yang berkaitan dengan filosofi Gusjigang.

"Bagus akhlaknya dengan menampikan konsep asmaul husna, kemudian untuk pintar akan menampilkan displai musaf Al Quran kuno serta penyebaran Islam di nusantara juga akan ditampilkan, sehingga generasi muda mudah mengetahuinya," katanya.

Kehadiran tokoh Nitisemito juga akan memberikan edukasi kepada generasi muda agar tidak mudah menyerah karena usahanya memproduksi rokok hingga sukses juga diawali dengan sejumlah kegagalan.

"Semoga museum jenang ini tidak berhenti untuk mendidik. Museum 'one stop education' dari sejarah jenang dan sejarah Kudus," ujarnya.

Belum lama ini, Mubarookfood meresmikan bangunan Gusjigang X-Building yang berada di dalam kompleks Museum Jenang.

   


Koleksi baru yang tersedia, di antaranya kerajinan ukir, membuat rokok kretek, terbang papat, kerajinan batik tulis, proses pembuatan jenang, dan pakaian adat yang bisa digunakan untuk berswafoto.

Koleksi sebelumnya, miniatur Menara Kudus, rumah adat Kudus, peralatan membuat batik khas Kudus, produksi rokok, hingga produksi jenang yang menjadi makanan khas Kudus.

Museum Jenang juga memiliki koleksi foto bupati dari masa ke masa, foto kuno Kota Kudus, dan diorama pasar bubar.