Waduk Bade Boyolali airi 1.353 hektare sawah
Selasa, 18 Juni 2019 16:56 WIB
Seorang pengunjung saat melintas di jalan bendungan Waduk Bade di Desa bade Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali, Selasa. (Foto:Bambang Dwi Marwoto)
Boyolali (ANTARA) - Waduk Bade di Desa Bade, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mampu mengairi lahan sawah sekitar 1.353 hektare yang tersebar di dua wilayah kecamatan.
"Jika volume air waduk bisa maksimal sekitar 2,749 juta meter kubik, mampu mengairi lahan sawah di Kecamatan Klego dan Andong," kata Petugas Operasi Waduk Bade BBWA Pemali Juana, Sutardi, di Desa Bade Boyolali, Selasa.
Namun, kata Sutardi, Waduk Badi memasuki musim kemarau saat ini, elevasi sedang menurun yakni 237,90 meter, sehingga air keluar untuk irigasi ke sawah-sawah dibatasi.
"Elevasi air Waduk Bade jika musim hujan bisa mencapai 239.50 meter. Namun, musim kemarau saat ini 237,90 meter. Kami masih bisa mengalirkan air waduk untuk irigasi hingga batas elevasi 234,50 meter," katanya.
Menurut dia, jika air waduk elevasinya sudah mencapai 234,50 meter pintu air ditutup untuk irigasi. Dengan adanya Waduk Bade tersebut para petani di Kecamatan Klego dan Andong mampu melakukan tanam padi hingga tiga kali setiap tahunnya.
Bendungan Klego dibangun pada 1987 hingga 1990 yang bertujuan untuk menampung pada saat musim hujan untuk dimanfaatkan mengairi 1.353 ha lahan irigasi, khususnya pada saat musim kemarau.
Waduk Bade Klego memiliki luas sekitar 98 hektare, tetapi daya tampung air mecapai 68 hektare. waduk selain dimanfaatkan untuk irigasi persawahan juga sebagai salah satu objek wisata alam di Boyolali.
Ngatimin (50), petani Desa Bade Klego, mengatakan air Waduk Bade membantu petani untuk menanam tanaman padi terutama pada musim kemarau tiba.
Ngatimin menjelaskan para petani di Bade Klego semua irigasi dari air waduk, dan mereka bisa melakuka musim tanam hingga tiga kali setiap tahunnya. Musim tanam (MT) 1, dan sekarang masa panen MT 2, sedangkan MT 3 akan dimulai Juli mendatang.
"Produksi gabah petani setempat rata-rata mencapai 7,5 ton per hektare. Saya mengolah lahan sawah seluas 4.000 meter persegi, dengan hasil panen dari MT 2 ini, mencapai 10 kuintal gabah kering giling," kata Nagtimin yang juga sebagai petugas mengatur irigasi di Desa Bade.
"Jika volume air waduk bisa maksimal sekitar 2,749 juta meter kubik, mampu mengairi lahan sawah di Kecamatan Klego dan Andong," kata Petugas Operasi Waduk Bade BBWA Pemali Juana, Sutardi, di Desa Bade Boyolali, Selasa.
Namun, kata Sutardi, Waduk Badi memasuki musim kemarau saat ini, elevasi sedang menurun yakni 237,90 meter, sehingga air keluar untuk irigasi ke sawah-sawah dibatasi.
"Elevasi air Waduk Bade jika musim hujan bisa mencapai 239.50 meter. Namun, musim kemarau saat ini 237,90 meter. Kami masih bisa mengalirkan air waduk untuk irigasi hingga batas elevasi 234,50 meter," katanya.
Menurut dia, jika air waduk elevasinya sudah mencapai 234,50 meter pintu air ditutup untuk irigasi. Dengan adanya Waduk Bade tersebut para petani di Kecamatan Klego dan Andong mampu melakukan tanam padi hingga tiga kali setiap tahunnya.
Bendungan Klego dibangun pada 1987 hingga 1990 yang bertujuan untuk menampung pada saat musim hujan untuk dimanfaatkan mengairi 1.353 ha lahan irigasi, khususnya pada saat musim kemarau.
Waduk Bade Klego memiliki luas sekitar 98 hektare, tetapi daya tampung air mecapai 68 hektare. waduk selain dimanfaatkan untuk irigasi persawahan juga sebagai salah satu objek wisata alam di Boyolali.
Ngatimin (50), petani Desa Bade Klego, mengatakan air Waduk Bade membantu petani untuk menanam tanaman padi terutama pada musim kemarau tiba.
Ngatimin menjelaskan para petani di Bade Klego semua irigasi dari air waduk, dan mereka bisa melakuka musim tanam hingga tiga kali setiap tahunnya. Musim tanam (MT) 1, dan sekarang masa panen MT 2, sedangkan MT 3 akan dimulai Juli mendatang.
"Produksi gabah petani setempat rata-rata mencapai 7,5 ton per hektare. Saya mengolah lahan sawah seluas 4.000 meter persegi, dengan hasil panen dari MT 2 ini, mencapai 10 kuintal gabah kering giling," kata Nagtimin yang juga sebagai petugas mengatur irigasi di Desa Bade.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024