Logo Header Antaranews Jateng

Seorang pelajar ditemukan tewas di Waduk Bade Boyolali

Kamis, 3 Juni 2021 20:44 WIB
Image Print
Petugas bersama warga saat melakukan evakuasi jasad korban meninggal di Waduk Bade Dukuh Bade, Desa Bade, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (3-6-2021). ANTARA/HO- Humas Polsek Klego Polres Boyolali
Boyolali (ANTARA) - Seorang pelajar ditemukan dalam kondisi tewas terapung di Waduk Bade Dukuh Bade, RT 01/04, Desa Bade, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Kamis.

Menurut Kepala Polsek Klego Polres Boyolali AKP Kasminto, korban ditemukan oleh warga setempat dalam kondisi telanjang mengapung di Waduk Bade sekitar 30 meter dari pinggir daratan waduk sekitar pukul 10.00 WIB.

Korban tersebut bernama Andri Mustakim (15), warga Dukuh Wates Barat, RT 001/001, Desa Bade, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali. Korban sebelum ditemukan, pakaiannya terlebih dahulu ditemukan di pinggir daratan waduk.

Baca juga: Yongki diduga hanyut di Sungai Lungge Temanggung, 200 petugas dikerahkan mencari

"Setelah mendapat laporan, kami langsung melakukan olah tempat kejadian perkara dengan meminta keterangan saksi yang melihat kejadian itu," kata Kasminto.

Dari informasi yang dikumpulkannya, kronologi kejadian tersebut berawal korban pada hari  Rabu (2/6) sekitar pukul 14.00 WIB meminta uang sebesar Rp5.000 kepada orang tuanya untuk membeli jajan.

Setelah itu, korban pergi jalan kaki. Orang tua korban kemudian pada hari Kamis pukul 09.00 WIB melapor kepada ketua RT setempat jika anaknya sampai saat ini belum pulang ke rumah.

Orang tua korban lantas mencoba mencari di seputaran Waduk Bade, kemudian menemukan pakaian anaknya di pinggir waduk. Setelah diperhatikan, ada sesosok yang mengambang tidak bergerak dalam keadaan tengkurap sejauh sekitar 30 meter dari pinggir waduk.

Orang tua korban berteriak meminta bantuan orang-orang sekitar untuk mengecek sesosok tersebut. Setelah dicek dengan getek atau rakit bambu, ternyata sesosok orang tersebut adalah anaknya yang hilang.

Warga langsung mengevakuasi jasad korban, kemudian membawa ke daratan sambil menunggu petugas dari pihak kepolisian dan Puskesmas Klego untuk memeriksaan jasad korban.

Pihak keluarga menolak saat jasad korban akan dibawa ke Puskesmas Klego. Jenazah langsung dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan.

Namun, kata dia, dari hasil pemeriksaan jasad korban oleh tim medis puskesmas setempat tidak ditemukan tanda-tanda adanya kekerasan pada tubuh korban.

Ia menjelaskan bahwa hidung korban keluar darah akibat air masuk ke dalam paru-parunya. Perut korban membengkak akibat kemasukan air, dan jasadnya sudah mulai keluar aroma busuk akibat meninggal lebih dari 12 jam.

Pewarta :
Editor: Antarajateng
COPYRIGHT © ANTARA 2024