Dell, Microsoft, HP, dan Intel tolak tarif laptop
Kamis, 20 Juni 2019 15:09 WIB
Laptop Dell New XPS 15 (ANTARA News/Fathur Rochman)
Jakarta (ANTARA) - Produsen komputer jinjing Microsoft, HP, Intel dan Dell menolak rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memasukkan komputer dan tablet ke dalam barang-barang buatan China yang dikenakan tarif.
Mengutip Reuters, Dell, Microsoft, dan HP menyumbang 52 persen laptop dan tablet yang terjual di Amerika Serikat. Mereka menolak rencana Presiden Trump karena tarif akan meningkatkan harga laptop di sana.
Microsoft, Dell, Intel, dan HP dalam keterangan resmi bersama menyatakan tarif untuk laptop tidak akan menyelesaikan praktik dagang China yang dikeluhkan, namun justru akan berdampak buruk pada konsumen dan industri.
Tarif tersebut akan menaikkan harga jual laptop di AS dan tablet naik sekitar 19 persen atau sekitar 120 dolar dari harga jual rata-rata laptop, demikian keempat perusahaan tersebut mengutip data dari Consumer Technology Association.
"Kenaikan harga dapat menyebabkan laptop tidak terjangkau oleh konsumen kami," kata mereka dalam keterangan tersebut.
Kenaikan harga tersebut bisa saja terjadi saat puncak musim liburan dan sebelum masuk sekolah.
Dalam keterangan terpisah, Microsoft bersama Nintendo America Inc dan Sony Interactive Entertainment LLC menyatakan tarif untuk konsol video game dapat menghambat inovasi, konsumen, dan berisiko terhadap pekerja di industri.
US Trade Representative mengadakan 7 hari sidang testimoni dari retailer AS, manufaktur, dan pelaku bisnis terhadap rencana Presiden Trump mengenakan tarif ke produk buatan China senilai 300 miliar dolar AS.
Sidang akan berlangsung hingga 25 Juni dan tarif baru akan berlaku setelah 2 Juli, setelah periode komentar bantahan final berakhir.
Baca juga: Dell luncurkan laptop Inspiron 2-in-1 terbaru
Baca juga: Dell perkenalkan Precision Workstation terbaru
Baca juga: Laptop Dell XPS 15 generasi terbaru dikenalkan ke publik
Mengutip Reuters, Dell, Microsoft, dan HP menyumbang 52 persen laptop dan tablet yang terjual di Amerika Serikat. Mereka menolak rencana Presiden Trump karena tarif akan meningkatkan harga laptop di sana.
Microsoft, Dell, Intel, dan HP dalam keterangan resmi bersama menyatakan tarif untuk laptop tidak akan menyelesaikan praktik dagang China yang dikeluhkan, namun justru akan berdampak buruk pada konsumen dan industri.
Tarif tersebut akan menaikkan harga jual laptop di AS dan tablet naik sekitar 19 persen atau sekitar 120 dolar dari harga jual rata-rata laptop, demikian keempat perusahaan tersebut mengutip data dari Consumer Technology Association.
"Kenaikan harga dapat menyebabkan laptop tidak terjangkau oleh konsumen kami," kata mereka dalam keterangan tersebut.
Kenaikan harga tersebut bisa saja terjadi saat puncak musim liburan dan sebelum masuk sekolah.
Dalam keterangan terpisah, Microsoft bersama Nintendo America Inc dan Sony Interactive Entertainment LLC menyatakan tarif untuk konsol video game dapat menghambat inovasi, konsumen, dan berisiko terhadap pekerja di industri.
US Trade Representative mengadakan 7 hari sidang testimoni dari retailer AS, manufaktur, dan pelaku bisnis terhadap rencana Presiden Trump mengenakan tarif ke produk buatan China senilai 300 miliar dolar AS.
Sidang akan berlangsung hingga 25 Juni dan tarif baru akan berlaku setelah 2 Juli, setelah periode komentar bantahan final berakhir.
Baca juga: Dell luncurkan laptop Inspiron 2-in-1 terbaru
Baca juga: Dell perkenalkan Precision Workstation terbaru
Baca juga: Laptop Dell XPS 15 generasi terbaru dikenalkan ke publik
Pewarta : Natisha Andarningtyas
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Intel dan reserse diterjunkan dalami motif pendirian Keraton Agung Sejagat
14 January 2020 12:40 WIB, 2020
Generasi ke-8 Intel Diklaim Memiliki Performa Lebih Baik dari Pendahulunya
16 October 2017 15:29 WIB, 2017
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
vivo Y36 series resmi meluncur di pasar Indonesia dengan membawa desain "Dynamic Glass"
26 May 2023 8:52 WIB, 2023