Kupang (ANTARA) - "Tibo...Tibo..Tibo.." suara teriakan para pendukung Tibo Monabesa petinju Indonesia bergemuruh di dalam gelanggang olahraga (GOR) Oepoi Kota Kupang.

Minggu (7/7) malam adalah hari yang tak pernah akan dilupakan oleh Tibo Monabesa sebab menjadi hari yang bersejarah baginya.

Pria kelahiran 10 Juni 1990 di Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Nusa Tenggara Timur menjadi juara dunia baru setelah selama 12 ronde dirinya bekerja keras melawan lawannya asal Australia Omari Kimweri.

Ia berhasil merebut gelar juara dunia tinju dunia kelas terbang versi International Boxing Organization (IBO).

Pria berjuluk "II duce" itu bahkan menorehkan sejarah baru dalam olahraga tinju bagi Indonesia setelah dalam beberapa tahun terakhir Indonesia puasa akan gelar juara dunia tinju, setelah, Chris John.

Bahkan bagi NTT, Tibo Monabesa merupakan putra NTT pertama yang berhasil membawa nama NTT ke kancah dunia internasional.

Gelar juara dunia yang diperolehnya itu ia sebut sebagai doa yang terkabul setelah sejak kecil kelak dirinya berharap menjadi juara dunia.

"Terima kasih kepada Tuhan Yesus, karena doa dan harapan saya sejak kecil akhirnya terkabul semalam," kata dia saat ditemui di Kupang. Petinju Indonesia Tibo Monabesa (tengah) diarak keliling ring tinju usai melaksanakan pertandingan memperebutkan gelar juara dunia International Boxing Organization (IBO) kelas terbang melawan petinju Australia Omari Kimweri di GOR Oepoi Kota Kupang ,NTT Minggu (7/7/2019) malam. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha.
Ia juga bahkan mengatakan bahwa gelar juara yang diperolehnya tersebut dipersembahkan bagi seluruh masyarakat NTT yang sudah datang menyaksikan langsung serta memberikan dukungan moril sehingga ia bisa menjadi juara dunia.

"Sabuk gelar juara dunia ini ingin saya persembahkan kepada masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat NTT yang semalam menyaksikan langsung dan memberikan dukungan serta doa saat saya bertarung," ujar dia.

Ia mengaku saat laga berlangsung dalam benaknya hanya memikirkan untuk menjadi juara dunia, sehingga saat dirinya sudah mengalami pendarahan di pelipis, dirinya tetap berjuang.

"Di benak saya hanya ingin menjadi juara dunia. Jadi saya tidak memikirkan lagi luka yang ada di pelipis saya, apalagi itu hanya karena benturan yang diakibatkan oleh kepala lawan saya," tutur Tibo.

Diapun menilai bahwa lawannya bukanlah lawan yang sulit, karena pukulan lawannya tak begitu kuat, tetapi berani memukul sehingga dirinya perlu menjadi petarung yang berhati-hati.

Kemenangan Telak

Dalam laga 12 ronde yang disaksikan langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Gubernur NTT Viktor B Laiskodat, legenda tinju Indonesia Ellyas Pical dan Chris John, Tibo dinyatakan menang telak.

Tiga hakim yang memantau laga tersebut memberikan angka kemenangan masing-masing hakim Jerrold Tomeldan memberi nilai 114-113, hakim Kriangsak Thonghong 116-111 dan hakim Cherdchai Srirat 118-110.

Dengan kemenangan ini, pria dengan nama lahir Tibertius Monabesa itu berhasil mempertajam rekor bertandingnya menjadi 19 kali menang, 1 kali kalah dan dua kali imbang (8 KO).

Tibo yang dididik di Sasana Armin Tan Boxing itu mengatakan untuk mengalahkan lawannya pelatihnya Armin Tan memberikan program-program yang cukup memberikan hasil.

"Dua bulan saya mempersiapkan diri untuk bisa mengalahkan lawan saya," tutur Tibo yang memulai karier profesionalnya di dunia tinju pada tahun 2012 pada usai 23 tahun itu.

Pelatih Tibo, Armin Tan mengaku bahwa dirinyalah yang pertama kali menemukan Tibo saat Tibo masih berprofesi sebagai seorang sopir angkot.

"Saat itu dia masih menjadi seorang sopir angkot di Jakarta. Dan, saya bilang ke dia, saya akan menjadikan kamu juara dunia. Dan semalam terbukti," ujar Armin kepada Antara.

Ia pun mengklaim dirinya sebagai pelatih pertama di Indonesia yang berhasil menciptakan juara dunia baru hanya dalam waktu melatih selama tiga tahun.

Keberhasilan Tibo membuat sejumlah pejabat negara yang menyaksikan memberikan apresiasi. Salah satunya adalah Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.

"Selamat buat Tibo. Ia menorehkan sejarah baru bagi Indonesia," kata Imam Nahrawi.

Bahkan di dalam akun "instagram" miliknya Menpora menuliskan "Alhamdullilah.. lahir juara dunia tinju baru dari Kupang.

Kelahiran juara dunia baru asal NTT itu diharapkan kelak bisa memunculkan petinju-petinju baru dari provinsi berbasis kepulauan itu untuk bisa menjadi petinju profesional.

Legenda tinju Indonesia Chris John melalui yayasannya mengaku sudah berbicara dengan gubernur NTT untuk kelak bisa membina para petinju amatir di NTT, untuk kelak bisa menjadi petinju profesional.

"Saya sudah berbicara dengan gubernur. Selain akan membuka sasana, saya juga berniat membina petinju dari NTT agar kelak bisa dibina menjadi petinju profesional," tutur dia.

Menurut dia NTT akan menciptakan petinju-petinju hebat jika dan menjadi petinju dunia, jika dibina dengan baik.

Hal tersebut terbukti dengan lahirnya juara dunia baru dari NTT, Tibo Monabesa yang berhasil mengalahkan petinju Australia, Omari Kimweri dalam perebutan gelar juara dunia IBO.

Profil Tibo Monabesa

Berdasarkan data yang diimput dari website resmi "Boxrec.com" Tibo menjalani enam tahun kariernya sebagai tinju profesional dan tak pernah terkalahkan.

Ia mempunyai prestasi yang luar biasa, karena dari 20 kali laga tinju yang dijalaninya, hanya satu kali ia menelan kekalahan, dua kali imbang dan 19 kali menang.

Prestasi Tibo menanjak setelah mengalahkan Benigno Nino di laga debutnya.Setelah itu prestasinya terus menanjak.

Ia sempat kalah TKO satu kali saat melawan petinju Jepang, Hiroto Kyogucho, pada 25 September 2018.

Beberapa prestasi lainnya adalah berhasil mengoleksi gelar kelas terbang nasional Boxing Assosiation (ATI/IBA) dan World Boxing Council (WBC) International.

Baca juga: Jadi juara dunia, Tibo: Doa yang akhirnya terkabul