Jakarta (ANTARA) - Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Bondan Andriyanu mengatakan bahwa pembagian tanaman lidah mertua bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi polusi udara di wilayah DKI Jakarta.
Ia mengatakan bahwa rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengurangi polusi udara dengan membagikan tanaman lidah mertua memang tidak salah, karena menurut Badan Aeronautika dan Antariksa Amerika Serikat tanaman jenis Sansevieria trifasciata memiliki kemampuan menyerap racun di udara.
"Tapi masak iya solusinya hanya bagi-bagi lidah mertua? Lah cerobong-cerobong yang masih mengeluarkan asap, knalpot-knalpot yang masih mengeluarkan gas buang berwarna hitam, sampah yang masih dibakar mau diapakan?" kata Bondan saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Polusi udara pengaruhi kemampuan kognitif anak dan memicu asma serta kanker
Bondan menekankan bahwa pengendalian polusi udara seharusnya dilakukan dari sumber pencemarnya.
Menurut data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, 75 persen pencemaran udara berasal dari transportasi darat, sembilan persen dari pembangkit listrik dan pemanas, delapan persen dari industri, dan delapan persen dari domestik.
Pertanyaannya, Bondan mengatakan, berapa persen target pengurangan pencemaran udara yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mewujudkan udara Jakarta yang lebih bersih pada 2030.
"Lalu berapa anggaran yang disiapkan untuk menurunkan persentase emisi transportasi, industri, pembakaran sampah di Jakarta?"
Pakar tanaman hutan kota Prof. Endes N Dahlan sebelumnya mengatakan bahwa tanaman pepohonan lebih efektif menyerap pencemar udara dibandingkan dengan tanaman jenis lain.
"Mawar, anggrek, lidah mertua juga bisa, tapi tidak setinggi tanaman pepohonan kemampuan serapan polutannya," katanya.
Ia mengatakan, tanaman pepohonan mampu menyerap polutan lebih tinggi karena memiliki jumlah daun lebih banyak. "Semua daun bisa menyerap dan menjerap. Tapi jumlah daunnya banyak tidak? Luas tidak?"
Pohon yang daunnya lebar dan berdaun banyak seperti trembesi, ia melanjutkan, mempunyai kemampuan tinggi menyerap pencemar berupa gas dan menjerap polutan yang berbentuk debu.
Baca juga: Ahli : Polusi udara faktor penyebab kanker paru
Greenpeace: Pembagian lidah mertua bukan solusi tepat
Selasa, 23 Juli 2019 8:48 WIB
Polusi udara membuaut gedung-gedung bertingkat di Jakarta tampak samar dari kejauhan pada Senin (8/7/2019). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Pewarta : Virna P Setyorini
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Mertua SBY dimakamkan di samping makam suaminya Sarwo Edhie Wibowo
21 September 2021 13:54 WIB, 2021
Mau ambil anak di rumah mertua, WN Kanada dikarantina di RSUD Budi Rahayu Magelang
13 May 2020 15:10 WIB, 2020
KPK ucapkan belasungkawa atas wafatnya ibu mertua Firli Bahuri Ketua KPK
09 April 2020 12:10 WIB, 2020