Kudus (ANTARA) - Dua hari lagi umat Islam merayakan Idul Adha yang ditandai dengan penyembelihan hewan kurban mulai pada 11 Agustus 2019.

Hari besar ini bukan saja melonjakkan penjualan hewan kurban, melainkan juga menjadi berkah bagi sejumlah pengrajin pisau di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

"Panen" besar tersebut mulai terasa belakangan ini karena permintaan pisau potong hewan buatan pengrajin di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, melonjak.

Baca juga: Pengrajin pisau di Kudus keluhkan naiknya harga bahan baku

Pengrajin mengakui lonjakan permintaan tersebut. Pada hari biasa, pengrajin hanya menjual 40-an kodi/hari, namun kini permintaan bisa mencapai 200 kodi atau mengalami kenaikan 500 persen. Satu kodi sama dengan 20 biji.

Harga jual pisau jenis parang untuk memotong kambing dijual Rp250.000, untuk memotong sapi atau kerbau dijual Rp350.000 per bilah dan kapak mulai dari harga Rp50.000, sedangkan pisau untuk memotong daging dijual Rp20.000 per bilah.

"Permintaan pisau saat ini memang didominasi untuk kebutuhan Hari Raya Kurban. Banyak panitia kurban memesan secara khusus," kata pengrajin pisau di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kudus, Sahri Baedlowi di Kudus, Jumat.

Jenis pisau yang dipesan, katanya, bermacam-macam, mulai dari parang, kapak, dan pisau iris daging.

Pesanan bukan hanya dari Kudus, dari Jakarta, Semarang, serta Surabaya.

Lonjakan permintaan tersebut, katanya, dimulai sejak pertengahan Juli 2019.

Untuk harga jual disesuaikan dengan jenis pisau, demikian halnya untuk jenis pisau yang dipesan secara khusus.

Meskipun ada kenaikan harga bahan baku, dia mengakui, selama ini tidak otomatis menaikkan harga jual pisau karena banyak pesaing di pasaran.

Untuk mengatasinya, dia lebih memilih membuat produk pisau jenis baru dengan harga disesuaikan dengan kenaikan harga bahan baku.

Cara tersebut, kata dia, memang harus diikuti dengan strategi pemasaran yang bagus agar bisa laku di pasaran.

Baca juga: Bahan baku pisau masih mengandalkan bahan bekas