Kapal terbalik di Karimunjawa - Rudi Hartono tewas, Rehan belum ditemukan
Rabu, 25 September 2019 11:48 WIB
Belasan anak buah kapal (ABK) Kapal Motor Putra Andrea Rizki berfoto bersama Kepala Desa Parang, Kecamatan Karimunjawa, Jepara, M. Zaenal Arifin sebelum menuju Jepara, Jawa Tengah, Rabu (25/9/2019) ANTARA/HO
Jepara (ANTARA) - Sebanyak 13 anak buah kapal (ABK) asal Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, yang berhasil selamat setelah Kapal Motor "Putra Andrea Rizki" yang ditumpangi terbalik akibat diterjang gelombang tinggi di Perairan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, segera dipulangkan ke daerah asal.
Sementara itu, dua ABK bernama Rehan belum ditemukan, sedangkan Rudi Hartono meninggal dunia.
"Hari ini (25/9), 13 AKB sudah diberangkatkan dari Desa Parang ke Karimunjawa. Selanjutnya akan menuju Jepara dengan kapal penumpang pada pukul 11.00 WIB, " kata Kepala Desa Parang, Kecamatan Karimunjawa, Jepara, M. Zaenal Arifin dihubungi via telepon dari Kudus, Rabu.
Baca juga: Dua ABK hilang, 13 lainnya selamat setelah kapal diterjang ombak
Kepulangan mereka, kata dia, difasilitasi oleh Pemerintah Desa Parang bersama Muspika, termasuk keberangkatan mereka menuju Kabupaten Jepara.
Saat sampai di Pelabuhan Jepara, katanya, akan disambut dari Dinas Kelautan dan Perikanan Tegal.
Ia memperkirakan mereka akan sampai di Kabupaten Jepara pada Rabu (25/9) sore.
Terkait dua ABK yang belum ditemukan, yakni Rehan dan Rudi Hartono, katanya, hingga kini memang belum ditemukan meskipun sudah ada upaya pencarian di dalam bangkai kapal.
Sejumlah nelayan dari Desa Parang, katanya, sudah ada yang menuju ke lokasi KM Putra Andrea Rizki yang terbalik di 15 mil dari Pulau Parang.
"Kapal tersebut juga sudah ditarik ke daratan pada Selasa (24/9) malam, sedangkan ABK yang hilang ternyata tidak ada di dalam kapal," ujarnya.
Baca juga: Bayi, Anak-Anak Tenggelam Setelah Kapal Migran Menuju Yunani Terbalik
Informasi dari ABK yang selamat, lanjut dia, kedua korban tersebut, awalnya berhasil diselamatkan oleh rekan-rekannya setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik pada Senin (24/9) pukul 17.00 WIB.
Akan tetapi, lanjut dia, salah satu korban bernama Rehan pada malam harinya tersapu ombak, sehingga tidak diketahui keberadaannya.
Sementara Rudi Hartono yang saat kejadian sama-sama sedang tertidur di dalam kamar, akhirnya meninggal dunia karena diduga terlalu banyak minum air laut.
"Meskipun sudah meninggal, jasadnya tetap diupayakan oleh sejumlah ABK yang selamat untuk bisa dibawa ke daratan, namun saat terjadi gelombang tinggi jasadnya terlepas dan terbawa air laut," ujarnya.
Upaya pencarian di bangkai kapal, katanya, juga tidak membuahkan hasil.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, KM Putra Andrea Rizki dengan jumlah ABK 15 orang itu mengalami kecelakaan di laut pada Senin (24/9) pukul 17.00 WIB.
Setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik, selanjutnya 13 ABK tersebut menyelamatkan diri dengan naik di atas kapal yang terbalik.
Pada Selasa (24/9) pukul 12.00 WIB, ada dua nelayan asal Desa Parang, yakni Muarofik (36) dan Alfiyan (32) yang mengetahui belasan ABK yang berada di atas kapal yang terbalik, kemudian memberikan pertolongan kepada mereka untuk dibawa ke daratan.
Sementara itu, dua ABK bernama Rehan belum ditemukan, sedangkan Rudi Hartono meninggal dunia.
"Hari ini (25/9), 13 AKB sudah diberangkatkan dari Desa Parang ke Karimunjawa. Selanjutnya akan menuju Jepara dengan kapal penumpang pada pukul 11.00 WIB, " kata Kepala Desa Parang, Kecamatan Karimunjawa, Jepara, M. Zaenal Arifin dihubungi via telepon dari Kudus, Rabu.
Baca juga: Dua ABK hilang, 13 lainnya selamat setelah kapal diterjang ombak
Kepulangan mereka, kata dia, difasilitasi oleh Pemerintah Desa Parang bersama Muspika, termasuk keberangkatan mereka menuju Kabupaten Jepara.
Saat sampai di Pelabuhan Jepara, katanya, akan disambut dari Dinas Kelautan dan Perikanan Tegal.
Ia memperkirakan mereka akan sampai di Kabupaten Jepara pada Rabu (25/9) sore.
Terkait dua ABK yang belum ditemukan, yakni Rehan dan Rudi Hartono, katanya, hingga kini memang belum ditemukan meskipun sudah ada upaya pencarian di dalam bangkai kapal.
Sejumlah nelayan dari Desa Parang, katanya, sudah ada yang menuju ke lokasi KM Putra Andrea Rizki yang terbalik di 15 mil dari Pulau Parang.
"Kapal tersebut juga sudah ditarik ke daratan pada Selasa (24/9) malam, sedangkan ABK yang hilang ternyata tidak ada di dalam kapal," ujarnya.
Baca juga: Bayi, Anak-Anak Tenggelam Setelah Kapal Migran Menuju Yunani Terbalik
Informasi dari ABK yang selamat, lanjut dia, kedua korban tersebut, awalnya berhasil diselamatkan oleh rekan-rekannya setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik pada Senin (24/9) pukul 17.00 WIB.
Akan tetapi, lanjut dia, salah satu korban bernama Rehan pada malam harinya tersapu ombak, sehingga tidak diketahui keberadaannya.
Sementara Rudi Hartono yang saat kejadian sama-sama sedang tertidur di dalam kamar, akhirnya meninggal dunia karena diduga terlalu banyak minum air laut.
"Meskipun sudah meninggal, jasadnya tetap diupayakan oleh sejumlah ABK yang selamat untuk bisa dibawa ke daratan, namun saat terjadi gelombang tinggi jasadnya terlepas dan terbawa air laut," ujarnya.
Upaya pencarian di bangkai kapal, katanya, juga tidak membuahkan hasil.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, KM Putra Andrea Rizki dengan jumlah ABK 15 orang itu mengalami kecelakaan di laut pada Senin (24/9) pukul 17.00 WIB.
Setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik, selanjutnya 13 ABK tersebut menyelamatkan diri dengan naik di atas kapal yang terbalik.
Pada Selasa (24/9) pukul 12.00 WIB, ada dua nelayan asal Desa Parang, yakni Muarofik (36) dan Alfiyan (32) yang mengetahui belasan ABK yang berada di atas kapal yang terbalik, kemudian memberikan pertolongan kepada mereka untuk dibawa ke daratan.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Sukses berdayakan TKI purna-eks ABK, Kilang Cilacap borong penghargaan internasional
05 May 2024 10:50 WIB