Purwokerto (ANTARA) - Pengembangan energi di Tanah Air harus sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), sehingga akan sejalan dengan komitmen Indonesia di kancah internasional, kata peneliti Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Ropiudin.

"Pengembangan energi harus menjadikan SDGs sebagai referensi utama sehingga sejalan dengan isu global," katanya di Purwokerto, Jateng, Jumat.

Peneliti senior laboratorium teknik sistem termal dan energi terbarukan Unsoed itu mengatakan pengembangan dan penerapan energi terbarukan harus sesuai poin tujuan pembangunan berkelanjutan tentang mewujudkan energi bersih dan terjangkau.

Baca juga: Peneliti sebut pemanfaatan energi terbarukan perlu ditingkatkan

"Untuk itu, perlu peningkatan pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam bauran energi nasional karena dapat berdampak pada kualitas lingkungan yang bersih dan peningkatan ekonomi rakyat," katanya.

Ia mengatakan pemerintah juga perlu mengoptimalkan pengembangan biofuel secara masif sebagai salah satu inovasi energi dan bioenergi.

"Pengembangan biofuel tersebut sebagai bagian dari energi terbarukan dan transisi energi di dunia, pada beragam penggunaan terutama pembangkit listrik dan transportasi," katanya.

Anggota International Solar Energy Society (ISES) itu juga mengatakan pemerintah perlu mengoptimalkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan dengan penggunaan campuran biodiesel sebanyak 20 persen (B20) dalam bahan bakar minyak (BBM) jenis minyak solar, bahkan sampai green diesel 100 persen atau G100.

"Pemerintah menyebutnya biodiesel 100 persen atau B100 meskipun sebenarnya adalah G100 atau green diesel 100. Proses mendapatkan B100 dan G100 sangat berbeda. Riset saat ini di Indonesia dan dunia mampu membuat B30 untuk diimplementasikan pada alat transportasi. Sedangkan riset B100 sudah dilakukan di Indonesia dan dunia," katanya.

Sebelumnya, dia juga mengatakan, partisipasi masyarakat untuk meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan dapat dilakukan dengan dengan memanfaatkan secara maksimal sumber energi setempat untuk proses-proses produktif.

"Masyarakat didampingi perguruan tinggi dengan dukungan pemerintah dan industri dapat mengembangkan teknologi tepat guna berbasis sumber energi setempat," katanya.

Baca juga: 200 peneliti muda ikuti perkemahan ilmiah remaja di Temanggung
Baca juga: Peneliti sebut cukai efektif turunkan penggunaan plastik