
Unsoed-TJSL BUMN hadirkan energi dan air bersih berkelanjutan di Batam

Purwokerto (ANTARA) - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto berkolaborasi dengan 23 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menghadirkan solusi energi dan air bersih berkelanjutan di Batam, Kepulauan Riau, melalui Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) BUMN.
"Kegiatan ini telah kami laksanakan di Pondok Pesantren Darussalam Al-Gontory, Tanjung Piayu, Sei Beduk, Batam, pada Februari 2025," kata juru bicara tim pelaksana kegiatan dari Unsoed, Okti Herlina MP di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.
Dia mengatakan, dalam kegiatan yang diinisiasi Program TJSL PT Pegadaian, Unsoed bersama 23 BUMN yang terlibat berhasil membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan sistem Reserve Osmosis (RO) yang mengolah air laut menjadi air siap minum guna mendukung operasional pondok pesantren tersebut.
Dalam hal ini, Tim Unsoed yang diketuai Prof Tamad serta beranggotakan Dr Ahmad Rizkul Karim, Priswanto, MEng, Okti Herliana MP, Dwi Putranto MSc, Ahmad Fauzi MP, dan Enta Akhmad Ramadhan MT mengimplementasikan PLTS hybrid off grid (tidak terhubung dengan jaringan listrik PLN, red.) dengan kapasitas minimal 25 kVA 3 phase.
Menurut dia, PLTS tersebut terdiri atas 44 buah panel surya masing-masing berkapasitas 665 Wp, dua buah inverter 12 kW 3 phase, 16 buah baterai lifepo4 dengan kapasitas total 76.800 Wh, serta dilengkapi dengan sistem proteksi dan grounding atau landasan.
"Salah satu contoh hasil pengujian performa harian PLTS diperoleh data charge 13,9 kWh dan discharge 12,8 kWh menunjukkan bahwa PLTS dapat memenuhi kebutuhan daya untuk mesin RO maupun kebutuhan listrik di pesantren," katanya.
Dia mengatakan, inisiatif tersebut tidak hanya memberikan manfaat bagi para santri, juga bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pesantren karena memastikan akses yang lebih luas terhadap energi terbarukan dan air bersih, sekaligus mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan poin ke-6, yakni air bersih dan sanitasi layak serta poin ke-7, yakni energi bersih dan terjangkau.
Selama ini, kata dia, Pondok Pesantren Darussalam Al-Gontory dan komunitas sekitar menghadapi keterbatasan dalam akses listrik yang stabil serta air bersih yang layak konsumsi.
Akan tetapi dengan adanya program tersebut, lanjut dia, PLTS yang dibangun mampu menyediakan sumber energi mandiri, sedangkan sistem RO mampu mengubah air laut menjadi air bersih dengan kapasitas hingga 1.000 liter per jam yang dapat memenuhi kebutuhan para santri serta warga sekitar.
"Dengan kapasitas produksi sekitar 300 galon air minum per hari, masyarakat kini memiliki sumber air bersih yang terjangkau dan berkualitas, sesuai standar kelayakan," kata Okti.
Sementara dalam keterangan tertulis, Direktur Jaringan Operasi dan Penjualan PT Pegadaian Eka Pebriansyah mengatakan program tersebut bukan sekadar bantuan sosial, melainkan solusi berkelanjutan yang berdampak luas bagi kesejahteraan masyarakat.
"Kami percaya bahwa pendidikan berkualitas dan kesejahteraan masyarakat harus didukung dengan infrastruktur dasar yang memadai. Dengan hadirnya PLTS dan sistem RO ini, tidak hanya santri yang mendapat manfaat, juga warga sekitar yang selama ini mengalami keterbatasan dalam akses air bersih dan listrik," katanya.
Menurut dia, inisiatif tersebut mencerminkan semangat kolaborasi BUMN dalam menciptakan solusi nyata bagi kebutuhan dasar masyarakat.
Pemimpin Pondok Pesantren Darussalam Al-Gontory Ustadz Taten Rustandi menyampaikan apresiasi atas dukungan Pegadaian bersama mitra BUMN lainnya dalam mewujudkan fasilitas PLTS dan air bersih tersebut karena manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh santri, juga masyarakat sekitar pesantren.
"Kini, mereka tidak perlu lagi menghadapi kesulitan dalam mendapatkan air minum dan listrik untuk kebutuhan sehari-hari. Ini adalah perubahan besar yang membawa dampak jangka panjang," katanya.
Baca juga: Ini tanggapan Ketua Unsoed Career Portal terkait tren #Kaburajadulu
Pewarta : Sumarwoto
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025