China butuh 60 juta masker/hari, baru terpenuhi 20 juta
Para calon penumpang kereta cepat di Stasiun Beijingnan, Rabu (22/1), antre membeli masker untuk menghindari wabah virus corona jenis baru di Wuhan, China. Wabah yang ditularkan oleh ular dan kelelawar tersebut telah mengakibatkan 617 orang menderita pneumonia berat, sebanyak 17 di antaranya meninggal dunia sebagaimana data pemerintah China per 23 Januari 2020. ANTARA/M. Irfan Ilmie
"Kebutuhannya mencapai 50-60 juta masker per hari, sementara pasokannya masih sekitar 20 juta," kata General Manager Lanhine Corp Cao Jun dikutip media resmi setempat, Sabtu.
Lanhine merupakan perusahaan yang menyediakan masker dan peralatan perlindungan wajah yang berkantor pusat di Provinsi Zhejiang.
Baca juga: Masyarakat diimbau tak panik terkait penyebaran virus corona
Masyarakat China sangat membutuhkan masker impor, terutama yang berstandar N95 yang biasa digunakan oleh petugas bedah medis.
Sebenarnya ini saat yang tepat bagi produsen dalam negeri untuk meningkatkan kepercayaan kepada konsumen seperti pendapat analis bisnis di Global Times.
Bahkan Lanhine terpaksa memanggil para karyawannya yang sudah bersiap mudik Tahun Baru Imlek untuk bekerja kembali dengan upah empat kali lipat dari hari biasa.
Menurut Cao, perusahaannya telah menerima pesanan 100 juta, sedangkan selama musim libur Imlek kapasitas produksinya ditingkatkan menjadi 400 ribu helai per hari yang semuanya telah dikirimkan ke sejumlah rumah sakit.
Permintaan di pasaran umum juga melonjak tajam, terutama untuk merek 3M dan Honeywell. Lonjakan permintaan masker ini persis saat wabah SARS terjadi di China pada 2003, wabah flu burung 2009, dan polusi udara terparah pada 2013-2014.
3M merupakan produk Amerika Serikat yang sangat populer di China. Bahkan platform e-dagang Taobao dan JD.com kewalahan memenuhi permintaan konsumen.
Harganya pun naik 3 yuan menjadi 40 yuan (Rp80.000) per helai. Padahal Alibaba Group selaku pengelola Taobao sudah meminta kliennya untuk tidak menaikkan harga jual masker.
Sampai saat ini 830 orang di 29 provinsi dan daerah di China dinyatakan terpapar virus yang dinamai 2019-nCoV oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan 1.072 orang berstatus terduga.
Baca juga: Penyebar virus corona di China itu ular atau kelelawar?
Di antara jumlah itu, terdapat 34 orang diizinkan meninggalkan rumah sakit. Sebanyak 25 pengidap virus tersebut meninggal dunia, 24 di antaranya berasal dari Provinsi Hubei dan seorang lagi dari Provinsi Hebei.
Pewarta : M. Irfan Ilmie
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
SOS hadirkan #BaktiSOSial dengan distribusikan 80ribu produk untuk bersih-bersih panti asuhan
22 March 2024 19:06 WIB
Direksi ANTARA tularkan "virus" bekerja di BUMN kepada mahasiswa Unsoed
23 August 2023 6:00 WIB, 2023
Dinas Pertanian dan Pangan Kudus bantu pengobatan sapi positif virus LSD
08 March 2023 22:39 WIB, 2023
Pemkab Batang sebut penyakit kulit berbenjol pada ternak sudah mewabah
01 February 2023 16:27 WIB, 2023
Upaya mencegah virus intoleransi di kawasan pariwisata super prioritas
06 November 2022 21:55 WIB, 2022
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB