Jokowi: Negara butuh perspektif jernih insan pers untuk lawan hoaks
Sabtu, 8 Februari 2020 18:44 WIB
Presiden RI Joko Widodo (berkemeja putih) di puncak peringatan Hari Pers Nasional 2020 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (8-2-2020). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menyampaikan negara membutuhkan kehadiran pers dengan perspektif jernihnya untuk melawan kekacauan informasi, penyebaran berita bohong (hoaks), dan ujaran kebencian yang dapat mengancam kehidupan demokrasi.
"Yang mewartakan berita baik dan agenda-agenda besar bangsa Indonesia. Membangkitkan semangat positif yang mendorong produktivitas," kata Jokowi melalui keterangan tertulis Sekretariat Negara dari puncak peringatan Hari Pers Nasional 2020 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu.
Presiden Joko Widodo menyebut bahwa ekosistem dan industri pers harus berjalan dengan sehat dan terlindungi agar masyarakat dapat terus menerima informasi yang berkualitas.
Masyarakat sehat, kata Jokowi, terlahir melalui pembentukan pola pikir positif yang didapatkan lewat informasi-informasi yang baik. Sementara itu, informasi yang baik tersebut terlahir lewat jurnalisme dan ekosistemnya yang juga mesti berjalan baik.
Baca juga: Muhammad Iqbal: Pers dan polisi bagai ikan dan air
"Informasi yang baik memerlukan jurnalisme yang baik dan ekosistem yang baik. Ekosistem media harus dilindungi dan harus diproteksi sehingga masyarakat mendapatkan konten berita yang berkualitas. Untuk itu, diperlukan industri pers yang sehat," kata Kepala Negara.
Bila dihadapkan dengan situasi ancaman kesehatan global yang belakangan merebak, lanjut Jokowi, peranan pers tersebut sangat dibutuhkan dan kian relevan. Pers menjadi garda terdepan untuk mencerahkan masyarakat, meluruskan informasi yang kurang akurat, dan turut meredakan kepanikan yang melanda masyarakat.
"Begitu juga dalam menghadapi situasi yang tidak normal seperti ancaman virus corona saat ini peran pers juga sangat dibutuhkan untuk membantu menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat dan tidak menambah kepanikan apalagi ikut memberikan informasi yang salah," kata Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyampaikan apresiasi kepada insan pers yang dalam 5 tahun terakhir secara konsisten telah mewartakan kerja-kerja pemerintah, memberikan dukungan, juga memberikan masukan dan kritik-kritik yang membangun kepada pemerintah.
Selain itu, Presiden menghargai peran pers sebagai pilar demokrasi keempat yang salah satunya pada pelaksanaan Pileg dan Pilpres 2019 berperan besar dalam mendorong partisipasi masyarakat dan menjaga situasi bangsa tetap dalam keadaan kondusif.
"Saya berharap juga dalam pilkada tahun ini di 270 daerah dukungan pers juga bisa lebih dimaksimalkan lagi," katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi kapok jika tidak hadir di acara HPN
Ke depan, pemerintah juga memiliki agenda besar untuk mewujudkan Indonesia maju.
Jokowi berharap besar kepada insan pers untuk tetap berjuang demi kemaslahatan bangsa, persatuan dan kesatuan bangsa, serta mewujudkan agenda Indonesia maju.
"Pembangunan infrastruktur yang terus akan kita lanjutkan, pembangunan sumber daya manusia, penyederhanaan regulasi yang nanti akan kita lihat bersama setelah ada omnibus law, kemudian reformasi birokrasi, transformasi ekonomi, yaitu hilirisasi dan industrialisasi, serta yang terakhir pemindahan ibu kota negara," katanya.
"Yang mewartakan berita baik dan agenda-agenda besar bangsa Indonesia. Membangkitkan semangat positif yang mendorong produktivitas," kata Jokowi melalui keterangan tertulis Sekretariat Negara dari puncak peringatan Hari Pers Nasional 2020 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu.
Presiden Joko Widodo menyebut bahwa ekosistem dan industri pers harus berjalan dengan sehat dan terlindungi agar masyarakat dapat terus menerima informasi yang berkualitas.
Masyarakat sehat, kata Jokowi, terlahir melalui pembentukan pola pikir positif yang didapatkan lewat informasi-informasi yang baik. Sementara itu, informasi yang baik tersebut terlahir lewat jurnalisme dan ekosistemnya yang juga mesti berjalan baik.
Baca juga: Muhammad Iqbal: Pers dan polisi bagai ikan dan air
"Informasi yang baik memerlukan jurnalisme yang baik dan ekosistem yang baik. Ekosistem media harus dilindungi dan harus diproteksi sehingga masyarakat mendapatkan konten berita yang berkualitas. Untuk itu, diperlukan industri pers yang sehat," kata Kepala Negara.
Bila dihadapkan dengan situasi ancaman kesehatan global yang belakangan merebak, lanjut Jokowi, peranan pers tersebut sangat dibutuhkan dan kian relevan. Pers menjadi garda terdepan untuk mencerahkan masyarakat, meluruskan informasi yang kurang akurat, dan turut meredakan kepanikan yang melanda masyarakat.
"Begitu juga dalam menghadapi situasi yang tidak normal seperti ancaman virus corona saat ini peran pers juga sangat dibutuhkan untuk membantu menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat dan tidak menambah kepanikan apalagi ikut memberikan informasi yang salah," kata Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyampaikan apresiasi kepada insan pers yang dalam 5 tahun terakhir secara konsisten telah mewartakan kerja-kerja pemerintah, memberikan dukungan, juga memberikan masukan dan kritik-kritik yang membangun kepada pemerintah.
Selain itu, Presiden menghargai peran pers sebagai pilar demokrasi keempat yang salah satunya pada pelaksanaan Pileg dan Pilpres 2019 berperan besar dalam mendorong partisipasi masyarakat dan menjaga situasi bangsa tetap dalam keadaan kondusif.
"Saya berharap juga dalam pilkada tahun ini di 270 daerah dukungan pers juga bisa lebih dimaksimalkan lagi," katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi kapok jika tidak hadir di acara HPN
Ke depan, pemerintah juga memiliki agenda besar untuk mewujudkan Indonesia maju.
Jokowi berharap besar kepada insan pers untuk tetap berjuang demi kemaslahatan bangsa, persatuan dan kesatuan bangsa, serta mewujudkan agenda Indonesia maju.
"Pembangunan infrastruktur yang terus akan kita lanjutkan, pembangunan sumber daya manusia, penyederhanaan regulasi yang nanti akan kita lihat bersama setelah ada omnibus law, kemudian reformasi birokrasi, transformasi ekonomi, yaitu hilirisasi dan industrialisasi, serta yang terakhir pemindahan ibu kota negara," katanya.
Pewarta : Indra Arief Pribadi
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pupuk Indonesia dan Wapres ajak petani tebus pupuk bersubsidi di "Rembuk Tani"
22 November 2024 23:06 WIB