Dugderan jelang Ramadhan di Kota Semarang tanpa keramaian
Kamis, 23 April 2020 17:51 WIB
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memukul bedug di Masjid Kauman Semarang saat tradisi Dugderan sebagai awal Ramadhan, Kamis (23/4/2020). ANTARA/HO-Humas Pemkot Semarang
Semarang (ANTARA) - Tradisi Dugderan sebagai penanda awal Ramadhan di Kota Semarang, Kamis, digelar tanpa keramaian yang mengundang banyak warga di tengah pandemi COVID-19.
Trasisi warga sebelum puasa hari pertama dilaksanakan tersebut, digelar di Masjid Kauman Semarang.
Berbeda dengan tahun sebelumnya yang diwarnai arak-arakan, Dugderan tahun ini hanya dihadiri oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Wakil Wali Kota Hevearita G. Rahayu, takmir Masjid Kauman, serta sejumlah kiai.
Sebelum pemukulan bedug tanda dimulainya Bulan Puasa, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi membacakan Suhuf Halaqof.
"Karena ada wabah COVID-19, Dugderan kali ini digelar sederhana," katanya.
Baca juga: Wali Kota Semarang: Dugderan penanda Ramadhan digelar sederhana
Meski digelar sederhana, ia memastikan tradisi masyarakat Kota Semarang dalam menyambut Ramadhan itu tetap terjaga.
Pelaksanaan tradisi itu, kata dia, mudah-mudahan bisa membuat warga Semarang tetap khusyuk dalam menjalankan ibadah puasa.
"Titip pesan agar ibadah sebaiknya dilaksanakan di rumah," katanya.
Ketua Takmir Masjid Kauman Semarang K.H. Hanief Ismail mengatakan tarawih di Masjid Agung Kota Semarang ditiadakan selama pandemi COVID-19.
"Sesuai imbauan pemerintah, tidak ada shalat tarawih," katanya.
Baca juga: Jelang puasa, pedagang dugderan masih menjamur di MAJT
Trasisi warga sebelum puasa hari pertama dilaksanakan tersebut, digelar di Masjid Kauman Semarang.
Berbeda dengan tahun sebelumnya yang diwarnai arak-arakan, Dugderan tahun ini hanya dihadiri oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Wakil Wali Kota Hevearita G. Rahayu, takmir Masjid Kauman, serta sejumlah kiai.
Sebelum pemukulan bedug tanda dimulainya Bulan Puasa, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi membacakan Suhuf Halaqof.
"Karena ada wabah COVID-19, Dugderan kali ini digelar sederhana," katanya.
Baca juga: Wali Kota Semarang: Dugderan penanda Ramadhan digelar sederhana
Meski digelar sederhana, ia memastikan tradisi masyarakat Kota Semarang dalam menyambut Ramadhan itu tetap terjaga.
Pelaksanaan tradisi itu, kata dia, mudah-mudahan bisa membuat warga Semarang tetap khusyuk dalam menjalankan ibadah puasa.
"Titip pesan agar ibadah sebaiknya dilaksanakan di rumah," katanya.
Ketua Takmir Masjid Kauman Semarang K.H. Hanief Ismail mengatakan tarawih di Masjid Agung Kota Semarang ditiadakan selama pandemi COVID-19.
"Sesuai imbauan pemerintah, tidak ada shalat tarawih," katanya.
Baca juga: Jelang puasa, pedagang dugderan masih menjamur di MAJT
Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024