Menurut pakar pendidikan vokasi yang juga Wakil Dekan III Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Wirawan Sumbodo, sudah saatnya pendidikan vokasi menghasilkan sumber daya manusia yang mampu berinovasi menciptakan produk yang berkualitas dengan harga kompetitif sesuai kebutuhan masyarakat.
Selain itu, lulusan sekolah vokasi harus bisa menumbuhkan industri mitra atau menciptakan industri baru karena industri yang kuat akan menyerap tenaga kerja, mengurangi pengangguran dan impor yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi, serta kesejahteraan rakyat.
"Pendidikan vokasi juga harus bisa membentuk karakter budaya industri selama pembelajar menempuh pendidikan dan pelatihan di sekolah/kampus dan di industri mitra. Karakter industri perlu dimiiki oleh SDM lulusan pendidikan vokasi meliputi inovatif, kreatif, 'team work' hingga mampu menumbuhkan industri mitra," katanya.
Ia menyebut pendidikan vokasi akan kuat bila melakukan delapan langkah strategis diantaranya, memiliki industri mitra sesuai prodi yang dikembangkan, kemitraan berorientasi pada pertumbuhan industri, pendidikan vokasi menyiapkan lulusan yang siap kerja, kegiatan praktik di kampus identik dengan di industri.
"Kemitraan pendidikan vokasi dengan industri mampu menopang pertumbuhan industri yang berdampak ekonomi, kedua belah pihak merasakan manfaat kemitraan (SDM, akses, kualitas produk dan efisiensi)," ujarnya.
Kendati demikian, lanjut dia, kemitraan pendidikan vokasi dengan industri akan efektif bila mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi terkini dan sumber daya yang ada.
Hal tersebut disampaikan Wirawan saat menjadi salah satu narasumber seminar daring dengan tema "Strategi Menghadapi Kebijakan Merdeka Belajar di Masa Pandemi COVID-19 pada Pendidikan Vokasi".
Narasumber lain pada seminar yang dimoderatori Teguh Rimbawan (Direktur Politeknik Muhammadiyah Tegal) adalah Abdul Fikri Faqih (Komisi XI DPR RI), Gerry Firmansyah (Direktur Wantiknas).