173 KPM Pekalongan mengundurkan diri dari PKH
Kamis, 16 Juli 2020 18:27 WIB
Seorang warga menunjukkan surat mengundurkan diri dari kesepertaan program keluarga harapan dari Kementerian Sosial. ANTARA/Kutnadi
Pekalongan (ANTARA) - Sebanyak 173 keluarga penerima manfaat (KPM) Kota Pekalongan Provinsi Jawa Tengah melakukan graduasi mandiri atau memilih mengundurkan diri dari kepesertaan program keluarga harapan Kementerian Sosial.
Kepala Seksi Asistensi dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P2KB) Kota Pekalongan Wildan Zuhad di Pekalongan Kamis mengatakan mereka mengundurkan diri sukarela dari kepesertaan PKH karena alasan sudah mampu mandiri secara ekonomi.
"Mereka patut menjadi contoh bagi warga lainnya, khususnya yang status ekonominya juga telah membaik dan mampu mencukupi kebutuhannya secara mandiri," katanya.
Baca juga: Rumahnya hendak ditempeli stiker bansos, penerima PKH di Kudus mundur
Wildan menyebutkan graduasi mandiri KPM-PKH pada 2020 menunjukkan peningkatan hidup masyarakat yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai 147 KPM.
Pada Januari hingga Desember 2019, kata dia, jumlah KPM-PKH sebanyak 4.368 penerima sedang pada 2020 tercatat 8.650 penerima bantuan program dari Kemensos.
Ia mengatakan dengan adanya graduasi mandiri, ke depan masyarakat bisa menjadi lebih mampu untuk melanjutkan taraf kehidupan yang lebih baik guna mewujudkan kemandirian ekonomi yang merata pada semua wilayah setempat.
"Kami berharap bagi KPM lainnya yang sudah mampu atau sejahtera agar mengundurkan diri dengan sukarela dan tidak perlu harus dengan pendekatan persuasif lagi agar bantuan PKH ini bisa dialihkan pada warga yang berhak dan belum mendapatkan bantuan apa pun," katanya.
Baca juga: Merasa mampu, ratusan ribu warga Jateng mundur sebagai penerima PKH
Kepala Seksi Asistensi dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P2KB) Kota Pekalongan Wildan Zuhad di Pekalongan Kamis mengatakan mereka mengundurkan diri sukarela dari kepesertaan PKH karena alasan sudah mampu mandiri secara ekonomi.
"Mereka patut menjadi contoh bagi warga lainnya, khususnya yang status ekonominya juga telah membaik dan mampu mencukupi kebutuhannya secara mandiri," katanya.
Baca juga: Rumahnya hendak ditempeli stiker bansos, penerima PKH di Kudus mundur
Wildan menyebutkan graduasi mandiri KPM-PKH pada 2020 menunjukkan peningkatan hidup masyarakat yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai 147 KPM.
Pada Januari hingga Desember 2019, kata dia, jumlah KPM-PKH sebanyak 4.368 penerima sedang pada 2020 tercatat 8.650 penerima bantuan program dari Kemensos.
Ia mengatakan dengan adanya graduasi mandiri, ke depan masyarakat bisa menjadi lebih mampu untuk melanjutkan taraf kehidupan yang lebih baik guna mewujudkan kemandirian ekonomi yang merata pada semua wilayah setempat.
"Kami berharap bagi KPM lainnya yang sudah mampu atau sejahtera agar mengundurkan diri dengan sukarela dan tidak perlu harus dengan pendekatan persuasif lagi agar bantuan PKH ini bisa dialihkan pada warga yang berhak dan belum mendapatkan bantuan apa pun," katanya.
Baca juga: Merasa mampu, ratusan ribu warga Jateng mundur sebagai penerima PKH
Pewarta : Kutnadi
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kementan RI : Varietas unggul baru tanam padi lahan payau hasilkan 7,1 ton/ha
14 November 2024 17:47 WIB