Kemenparekraf dorong pelaku wisata terapkan protokol CHSE
Selasa, 10 November 2020 21:06 WIB
Koordinator Pengembangan Wisata Buatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Komang Ayu Astiti menyerahkan cenderamata kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Bergas Catursasi Penanggungan pada acara Bimtek terhadap pelaku usaha maupun pelaku wisata di Hotel Griptha Kudus, Selasa (20/11/2020). ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif
Kudus (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong para pelaku wisata di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dan sekitarnya untuk menerapkan protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan atau CHSE demi mengaktifkan kembali sektor pariwisata di masa pandemi COVID-19.
"Agar di masa pandemi COVID-19 sektor wisata bisa kembali beroperasi, Kemenperakraf menyelenggarakan bimbingan teknis wisata alam, budaya dan buatan dengan penerapan protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan (Clean, Healthy, Safety and Environmental Sustainability/CHSE)," kata Koordinator Pengembangan Wisata Buatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Komang Ayu Astiti saat pembukaan Bimtek wisata alam, budaya dan buatan dengan penerapan protokol CHSE bagi pelaku usaha maupun pelaku wisata di Hotel Griptha Kudus, Selasa.
Hadir pada acara tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Bergas Catursasi Penanggungan serta Anggota Komisi X DPR Lestari Moerdijat yang hadir secara daring.
Baca juga: 15 desa di Kudus bakal ditetapkan sebagai desa wisata
Menurut dia fokus pemulihan tidak hanya di sektor kesehatan, melainkan sektor ekonomi dan pariwisata juga harus sama-sama dipulihkan.
Untuk itu, kata dia, Kemenparekraf sudah menyiapkan strategi serta menyusun buku panduan di tengah penerapan tatanan kehidupan baru di masa pandemi COVID-19 karena belum ada yang bisa memprediksi sampai kapan pandemi ini akan berakhir.
"Kami juga menyusun panduan wisata tematik, seperti panduan wisata golf serta sosialisasi di beberapa daerah bahwa di masa pandemi masih dapat dilakukan dengan tetap menerapkan protokol CHSE," ujarnya.
Selain itu, ada pula panduan CHSE paralayang, diving, selam dan sektor wisata lainnya sehingga aktivitas wisata tetap dijalankan tetapi tetap memegang protokol kesehatan.
Untuk itulah, kata dia, Kemenparekraf mencoba bagaimana di Kabupaten Kudus bisa menerapkan protokol CHSE tersebut dengan aktivitas wisata tetap dijalankan dan wisatawan juga mendapatkan jaminan keamanan dan kenyamanan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Bergas Catursasi Penanggungan mengakui sejak masa pandemi COVID-19, sektor pariwisata memang mengalami penurunan pengunjung secara drastis sehingga berdampak pada perekonomian masyarakat, terutama di sektor wisata dan UMKM.
Kegiatan dari Kemenparekraf melalui Direktorat Wisata Alam, Budaya dan Buatan Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelanggaraan Kegiatan, kata dia, tentunya membuka ilmu dan informasi bagi pelaku wisata di Kudus.
"Setidaknya, pelaku wisata tetap bisa beraktivitas dengan penerapan protokol kesehatan," ujarnya.
Dengan protokol CHSE tersebut, dia berharap, kualitas perlindungan kesehatan masyarakat di bidang pariwisata bisa semakin meningkat.
Baca juga: 415 objek wisata di Jateng patuhi protokol kesehatan
Baca juga: Pengelola objek wisata di Purbalingga diminta terus perkuat 3M
"Agar di masa pandemi COVID-19 sektor wisata bisa kembali beroperasi, Kemenperakraf menyelenggarakan bimbingan teknis wisata alam, budaya dan buatan dengan penerapan protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan (Clean, Healthy, Safety and Environmental Sustainability/CHSE)," kata Koordinator Pengembangan Wisata Buatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Komang Ayu Astiti saat pembukaan Bimtek wisata alam, budaya dan buatan dengan penerapan protokol CHSE bagi pelaku usaha maupun pelaku wisata di Hotel Griptha Kudus, Selasa.
Hadir pada acara tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Bergas Catursasi Penanggungan serta Anggota Komisi X DPR Lestari Moerdijat yang hadir secara daring.
Baca juga: 15 desa di Kudus bakal ditetapkan sebagai desa wisata
Menurut dia fokus pemulihan tidak hanya di sektor kesehatan, melainkan sektor ekonomi dan pariwisata juga harus sama-sama dipulihkan.
Untuk itu, kata dia, Kemenparekraf sudah menyiapkan strategi serta menyusun buku panduan di tengah penerapan tatanan kehidupan baru di masa pandemi COVID-19 karena belum ada yang bisa memprediksi sampai kapan pandemi ini akan berakhir.
"Kami juga menyusun panduan wisata tematik, seperti panduan wisata golf serta sosialisasi di beberapa daerah bahwa di masa pandemi masih dapat dilakukan dengan tetap menerapkan protokol CHSE," ujarnya.
Selain itu, ada pula panduan CHSE paralayang, diving, selam dan sektor wisata lainnya sehingga aktivitas wisata tetap dijalankan tetapi tetap memegang protokol kesehatan.
Untuk itulah, kata dia, Kemenparekraf mencoba bagaimana di Kabupaten Kudus bisa menerapkan protokol CHSE tersebut dengan aktivitas wisata tetap dijalankan dan wisatawan juga mendapatkan jaminan keamanan dan kenyamanan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Bergas Catursasi Penanggungan mengakui sejak masa pandemi COVID-19, sektor pariwisata memang mengalami penurunan pengunjung secara drastis sehingga berdampak pada perekonomian masyarakat, terutama di sektor wisata dan UMKM.
Kegiatan dari Kemenparekraf melalui Direktorat Wisata Alam, Budaya dan Buatan Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelanggaraan Kegiatan, kata dia, tentunya membuka ilmu dan informasi bagi pelaku wisata di Kudus.
"Setidaknya, pelaku wisata tetap bisa beraktivitas dengan penerapan protokol kesehatan," ujarnya.
Dengan protokol CHSE tersebut, dia berharap, kualitas perlindungan kesehatan masyarakat di bidang pariwisata bisa semakin meningkat.
Baca juga: 415 objek wisata di Jateng patuhi protokol kesehatan
Baca juga: Pengelola objek wisata di Purbalingga diminta terus perkuat 3M
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Permudah akses wisata, Pesta Wisata Nusantaratour kembali sebar diskon di Semarang
29 August 2024 10:44 WIB