Sejumlah pengrajin pisau di Kudus berhenti produksi
Rabu, 6 Januari 2021 16:16 WIB
Pisau buatan pengrajin pisau di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. ANTARA/ Akhmad Nazaruddin Lathif
Kudus (ANTARA) -
Sejumlah pengrajin pisau di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai menghentikan aktivitas produksinya karena minimnya permintaan pisau di pasaran, sedangkan harga bahan baku mulai merangkak naik.
"Kami mencatat lebih dari tiga pengrajin pisau di sentra pisau Bareng Kudus yang lebih memilih menghentikan aktivitas produksinya karena tidak bisa menjual pisau produksinya ke pasaran," kata salah satu pengrajin pisau di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kudus, Sahri Baedlowi di Kudus, Rabu.
Selain itu, kata dia, harga bahan baku juga naik hingga hingga beberapa persen, terutama bahan baku utama untuk membuat pisau seperti stainless steel. Harga jual saat ini berkisar Rp15.000 per kilogram dari sebelumnya berkisar Rp12.000 per kilogram.
Bahan baku lain yang mengalami kenaikan, lanjut dia, seperti bahan baku untuk membuat gagang pisau yang terbuat dari bahan pipa besi. Kenaikan harga yang sedikit sekalipun bagi pengrajin pisau sangat berpengaruh terhadap keuntungan.
Kenaikan harga bahan baku, tidak secara otomatis bisa menaikkan harga jual pisau karena permintaan pasar juga menurun. Harga jual pisau dengan gagang terbuat dari bahan aluminium untuk ukuran kecil per kodi Rp32.000, sedangkan berukuran besar mencapai Rp80.000.
Sejak masa pandemi COVID-19, permintaan pisau di sentra pisau Desa Hadipolo terus turun sehingga akhirnya para pengrajin memutuskan untuk menghentikan produksinya.
"Bagi pengrajin yang masih bertahan, biasanya tidak hanya mengandalkan penjualan secara konvensional melainkan juga memasarkannya secara daring. Saya juga mengandalkan penjualan secara daring karena penjualan ke pasar-pasar tradisional maupun pengepul pisau sudah jarang. Permintaan cenderamata pisau untuk acara pernikahan juga sudah tidak ada lagi," ujarnya.
Ia menduga daya beli konsumen memang turun, sedangkan pisau bukanlah komoditas utama sehingga tidak menjadi prioritas ketika kondisi ekonomi masyarakat tengah turun.
Untuk mendongkrak sektor pengrajin pisau, diharapkan ada uluran tangan dari pemerintah untuk menawarkannya kepada kabupaten lain yang dimungkinkan membutuhkan alat kerja di bidang pertanian maupun lainnya yang bisa dikerjakan oleh pengrajin pisau di Kudus.
"Bantuan untuk pelaku UMKM juga diusulkan per kelompok agar bisa mendukung aktivitas usaha. Jika per pelaku usaha, dimungkinkan bantuannya cenderung untuk pemenuhan kebutuhan konsumtif," ujarnya.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kemenkop UKM tingkatkan daya saing pengrajin gula semut di Banyumas
08 December 2022 14:16 WIB, 2022
PPPUD FPP UMP dampingi kelompok pengrajin pasarkan cococraft bermutu berbasis digital
17 October 2022 16:47 WIB, 2022
Buka pameran Inacraft 2022, Jokowi ajak masyarakat cintai kerajinan lokal
23 March 2022 10:03 WIB, 2022
Pengrajin wastra diminta adaptif dengan tren fesyen agar berkembang
23 September 2021 19:19 WIB, 2021
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB