Bupati Banyumas minta banjir akibat luapan Kali Bener segera diantisipasi
Kamis, 14 Januari 2021 16:48 WIB
Bupati Banyumas Achmad Husein (mengenakan topi) saat mengecek kondisi Kalibener yang sempat meluap sehingga mengakibatkan banjir di Desa Kalibagor pada Rabu (13/1/2021) malam. ANTARA/HO-Bagian Prokompim Setda Banyumas
Banyumas (ANTARA) - Banjir akibat luapan Kali Bener yang sering melanda Desa Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, harus diantisipasi karena berada di daerah cekungan, kata Bupati Banyumas Achmad Husein.
"Harus segera diatasi. Saya minta DPU (Dinas Pekerjaan Umum) melakukan kajian, kalau memungkinkan dipasang bronjong," katanya saat mengunjungi Desa Kalibagor, Kecamatan Kalibagor, Banyumas, Kamis.
Kunjungan tersebut dilakukan Bupati Achmad Husein untuk mengecek kondisi warga pascabanjir akibat hujan lebat dan luapan Kali Bener yang melanda Desa Kalibagor pada Rabu (13/1) malam.
Baca juga: Dua desa di Purbalingga terendam banjir, puluhan warga mengungsi
Dalam kesempatan tersebut, dia menyarankan warga yang hendak membangun rumah untuk menguruk tanahnya lebih dahulu agar posisinya tidak rata dengan sungai.
"Lahan yang rata dengan sungai, sebaiknya diuruk lebih dahulu sebelum didirikan bangunan, sehingga posisinya lebih tinggi. Itu efektif untuk mengantisipasi genangan banjir," katanya.
Kepala DPU Kabupaten Banyumas Irawadi mengatakan pihaknya akan melakukan kajian untuk menangani banjir yang sering melanda Desa Kalibagor yang merupakan daerah cekungan.
"Kemungkinan kami akan memasang bronjong," katanya.
Ia mengakui hujan lebat yang terjadi dalam beberapa hari terakhir berdampak terhadap peningkatan debit air Kali Bener dan sungai-sungai lainnya yang bermuara di Sungai Serayu.
"Karena hujan lebat, air sungai di semua tempat besar semua," katanya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, 125 rumah warga terdampak banjir akibat luapan Kali Bener pada Rabu (13/1) malam hingga Kamis pagi.
Kendati rumah yang terdampak banjir mencapai 125 unit, jumlah pengungsi hanya 40 orang karena sebagian besar warga enggan mengungsi.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan berdasarkan pantauan data hujan pada Kamis pagi, di beberapa wilayah Kabupaten Cilacap dan Banyumas terpantau hujan lebat hingga sangat lebat.
"Bahkan ada wilayah yang cenderung hujan ekstrem," katanya.
Berdasarkan pantauan di Kabupaten Cilacap, untuk wilayah Jeruklegi terpantau 148 milimeter, Stasiun Meterologi Tunggul Wulung 132 milimeter, Bandara Tunggul Wulung 118 milimeter, Dayeuhluhur 83 milimeter, Maos 132 milimeter, dan Cilacap Utara 153 milimeter.
Di Kabupaten Banyumas, kata dia, untuk wilayah Sudagaran 98 milimeter, Sumpiuh 110 milimeter, Kemranjen 104 milimeter, dan Purwokerto Timur 156 milimeter.
"Tetap tingkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, petir, dan puting beliung," katanya.
Baca juga: Tanggul sungai di Kudus jebol, ratusan rumah warga terendam banjir
Baca juga: Pemkab Kudus bakal tambah mesin pompa penyedot air banjir
"Harus segera diatasi. Saya minta DPU (Dinas Pekerjaan Umum) melakukan kajian, kalau memungkinkan dipasang bronjong," katanya saat mengunjungi Desa Kalibagor, Kecamatan Kalibagor, Banyumas, Kamis.
Kunjungan tersebut dilakukan Bupati Achmad Husein untuk mengecek kondisi warga pascabanjir akibat hujan lebat dan luapan Kali Bener yang melanda Desa Kalibagor pada Rabu (13/1) malam.
Baca juga: Dua desa di Purbalingga terendam banjir, puluhan warga mengungsi
Dalam kesempatan tersebut, dia menyarankan warga yang hendak membangun rumah untuk menguruk tanahnya lebih dahulu agar posisinya tidak rata dengan sungai.
"Lahan yang rata dengan sungai, sebaiknya diuruk lebih dahulu sebelum didirikan bangunan, sehingga posisinya lebih tinggi. Itu efektif untuk mengantisipasi genangan banjir," katanya.
Kepala DPU Kabupaten Banyumas Irawadi mengatakan pihaknya akan melakukan kajian untuk menangani banjir yang sering melanda Desa Kalibagor yang merupakan daerah cekungan.
"Kemungkinan kami akan memasang bronjong," katanya.
Ia mengakui hujan lebat yang terjadi dalam beberapa hari terakhir berdampak terhadap peningkatan debit air Kali Bener dan sungai-sungai lainnya yang bermuara di Sungai Serayu.
"Karena hujan lebat, air sungai di semua tempat besar semua," katanya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, 125 rumah warga terdampak banjir akibat luapan Kali Bener pada Rabu (13/1) malam hingga Kamis pagi.
Kendati rumah yang terdampak banjir mencapai 125 unit, jumlah pengungsi hanya 40 orang karena sebagian besar warga enggan mengungsi.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan berdasarkan pantauan data hujan pada Kamis pagi, di beberapa wilayah Kabupaten Cilacap dan Banyumas terpantau hujan lebat hingga sangat lebat.
"Bahkan ada wilayah yang cenderung hujan ekstrem," katanya.
Berdasarkan pantauan di Kabupaten Cilacap, untuk wilayah Jeruklegi terpantau 148 milimeter, Stasiun Meterologi Tunggul Wulung 132 milimeter, Bandara Tunggul Wulung 118 milimeter, Dayeuhluhur 83 milimeter, Maos 132 milimeter, dan Cilacap Utara 153 milimeter.
Di Kabupaten Banyumas, kata dia, untuk wilayah Sudagaran 98 milimeter, Sumpiuh 110 milimeter, Kemranjen 104 milimeter, dan Purwokerto Timur 156 milimeter.
"Tetap tingkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, petir, dan puting beliung," katanya.
Baca juga: Tanggul sungai di Kudus jebol, ratusan rumah warga terendam banjir
Baca juga: Pemkab Kudus bakal tambah mesin pompa penyedot air banjir
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025