Rektor UMP: Vaksinasi merupakan harapan besar dari sekian jalur ikhtiar
Sabtu, 13 Maret 2021 12:01 WIB
Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Dr Jebul Suroso saat menerima suntikan vaksin COVID-19 dosis kedua di Klinik UMP. ANTARA/HO-UMP
Purwokerto (ANTARA) - Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Dr Jebul Suroso mengatakan vaksinasi COVID-19 merupakan harapan besar dan jalan lurus dari sekian jalur ikhtiar dalam penanganan pandemi COVID-19.
"Alhamdulillah telah divaksin tahap dua. Pemkab Banyumas, Dinkes, mempercayakan pelaksanaan vaksin di Klinik UMP," kata Rektor UMP Dr Jebul Suroso di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (12/3).
Selain Rektor, penyuntikan vaksinasi COVID-19 tahap dua untuk dosis kedua di Klinik UMP diikuti para Wakil Rektor, dosen, dan pegawai perguruan tinggi Muhammadiyah itu.
Sebelum dilakukan penyuntikan vaksin dosis kedua, para pejabat UMP itu menjalani pemeriksaan kesehatan secara saksama yang dilakukan oleh petugas medis Klinik UMP.
Baca juga: Rektor UMP lantik Kepala BPP dan Ketua LDC
"Pemeriksaan yang dilakukan petugas medis Klinik UMP ini profesional sekali. Sebelum dilakukan penyuntikan, kami dilakukan pemeriksaan kesehatan dan validasi data, sehingga kami pastikan aman," kata Rektor.
Menurut dia, vaksin merupakan upaya ikhtiar dari banyaknya ikhtiar agar terbebas dari pandemi COVID-19.
"Menurut saya, vaksin adalah harapan besar, jalan lurus dari sekian jalur ikhtiar kita untuk bisa segera terbebas dari pandemi COVID-19. Salam sehat dari UMP menuju Kampus Sehat," tegasnya.
Oleh karena itu, Rektor meminta agar masyarakat dan keluarga besar UMP yang kelak juga akan mendapat suntikan vaksin agar tidak perlu takut.
Ia mengatakan vaksinasi COVID-19 ini dilakukan untuk membuat kekebalan pada tubuh masyarakat. "Jadi tidak perlu takut," katanya. (tgr)
Baca juga: Ibu, bapak, dan anak diwisuda bareng di Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Purwokerto gelar wisuda secara hibrida
"Alhamdulillah telah divaksin tahap dua. Pemkab Banyumas, Dinkes, mempercayakan pelaksanaan vaksin di Klinik UMP," kata Rektor UMP Dr Jebul Suroso di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (12/3).
Selain Rektor, penyuntikan vaksinasi COVID-19 tahap dua untuk dosis kedua di Klinik UMP diikuti para Wakil Rektor, dosen, dan pegawai perguruan tinggi Muhammadiyah itu.
Sebelum dilakukan penyuntikan vaksin dosis kedua, para pejabat UMP itu menjalani pemeriksaan kesehatan secara saksama yang dilakukan oleh petugas medis Klinik UMP.
Baca juga: Rektor UMP lantik Kepala BPP dan Ketua LDC
"Pemeriksaan yang dilakukan petugas medis Klinik UMP ini profesional sekali. Sebelum dilakukan penyuntikan, kami dilakukan pemeriksaan kesehatan dan validasi data, sehingga kami pastikan aman," kata Rektor.
Menurut dia, vaksin merupakan upaya ikhtiar dari banyaknya ikhtiar agar terbebas dari pandemi COVID-19.
"Menurut saya, vaksin adalah harapan besar, jalan lurus dari sekian jalur ikhtiar kita untuk bisa segera terbebas dari pandemi COVID-19. Salam sehat dari UMP menuju Kampus Sehat," tegasnya.
Oleh karena itu, Rektor meminta agar masyarakat dan keluarga besar UMP yang kelak juga akan mendapat suntikan vaksin agar tidak perlu takut.
Ia mengatakan vaksinasi COVID-19 ini dilakukan untuk membuat kekebalan pada tubuh masyarakat. "Jadi tidak perlu takut," katanya. (tgr)
Baca juga: Ibu, bapak, dan anak diwisuda bareng di Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Purwokerto gelar wisuda secara hibrida
Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
UMP targetkan terima 6.000 mahasiswa baru program reguler pada tahun 2025
03 November 2024 14:03 WIB
Sambut Tahun Baru 1446 H, Muhammadiyah-Aisyiyah Daerah Banyumas Distrik III gelar pengajian akbar
07 July 2024 11:19 WIB
Kisah Tim Kesehatan UMP di Jambore Panti Asuhan Muhammadiyah dan 'Aisyiyah se-Jawa Tengah
28 June 2024 13:35 WIB
Keseruan peserta Jambore MCC Ke-3 se-Jawa Tengah saat kunjungi peternakan sapi perah Baturraden
28 June 2024 13:26 WIB
Sekum PP Muhammadiyah: Jadi anak yatim tidak boleh menjadi generasi peminta-minta
25 June 2024 22:50 WIB