Jakarta (ANTARA) - Grand Master Wanita Irene Kharisma Sukandar menjawab tudingan warganet soal dirinya mata duitan dan dianggap panjat sosial atau pansos, berupaya mengambil panggung dalam kasus polemik Dewa Kipas.
"Saya ini atlet, bukan artis. Justru karena saya atlet, yang saya tuju adalah prestasi, bukan sensasi. Jadi, panggung saya adalah panggung keolahragaan," ujar Irene dalam video di akun YouTube-nya yang diunggah Jumat (19/3).
"Jadi justru sensasi-sensasi yang seperti ini sebenarnya saya tidak terlalu setuju, tapi ya memang karena kasus ini sudah terlanjur besar, apapun yang akan saya suarakan saya akan masuk ke dalamnya, jadi untuk hal ini silakan teman-teman sendiri yang menilai," dia melanjutkan.
Irene mengatakan mendapat serangan dari warganet di akun media sosialnya setelah melayangkan surat terbuka kepada Deddy Corbuzier. Dia menyadari betul bahwa tindakan untuk buka suara tersebut akan berisiko demikian.
Dalam surat tersebut Irene mengaku tidak menyangka bahwa pemberitaan tentang GothamChess dan Dewa Kipas akan sebesar seperti saat ini.
Menurut Irene, kejadian ini sudah merugikan banyak pihak dan kepopuleran yang didapat tidak sebanding dengan rasa malu yang dia rasakan dan para pecatur profesional lainnya di mata dunia percaturan internasional.
"Saya rasa opini ini sudah terbentuk di publik, jadi agak susah untuk mengubahnya kembali," kata Irene.
"Dari diri saya apa yang saya ketahui, data yang saya punya, saya harus suarakan, dan saya harus memprovide ini semua ke teman-teman, supaya teman-teman punya sisi lain ke informasi ini."
Beberapa pekan terakhir, pemberitaan tentang kasus akun Dewa Kipas, milik Dadang Subur, yang memenangi pertandingan melawan pecatur luar negeri IM Levy Rozman (AS) dengan nama akun GothamChess ramai diperbincangkan.
Hal ini muncul saat akun Dewan Kipas di-banned oleh chess.com yang kemudian mengakibatkan netizen Indonesia melontarkan komentar "menyerang" dalam akun medsos GothamChess dan chess.com, seperti di Twitter, Instagram dan juga YouTube karena tidak terima akun Dewa Kipas di-banned.
Deddy Corbuzier mengundang pemilik akun Dewa Kipas hadir dalam podcast-nya. Setelah surat terbukanya, Irene juga diundang dalam podcast Deddy Corbuzier.
Tim podcast Deddy Corbuzier kemudian berinisiatif untuk membuat pertandingan persahabatan antara Dewa Kipas dan Irene, yang akan digelar pada Senin (22/3), dengan total hadiah Rp150 juta.
Irene, yang mendapat tudingan mata duitan karena hadiah tersebut, mengatakan bahwa adanya sebuah hadiah dalam suatu pertandingan adalah hal yang wajar. Terlebih, dirinya adalah seorang profesional.
"Catur ini adalah profesi saya, di mana-mana saya tuliskan pecatur profesional, atau kalau dalam bahasa Inggris di situ Indonesian Chess Profesional, itu maksudnya adalah karena itu profesi saya, saya menginginkan adanya apresiasi tersebut," kata Irene.
"Contohnya, penyanyi profesional, kalau disuruh nyanyi di suatu tempat otomatis meminta hadiah atau meminta bayaran akan hasil atau usahanya tersebut. Sama saja dengan pecatur profesional, itu di satu ranah yang sama. Apa pun profesionalitas yang ditekuni, tentang hadiah, tentang bayaran ini adalah hal yang sangat normal," dia menambahkan.
Sementara itu, Deddy Corbuzier dalam video di akun YouTube-nya yang diunggah, Sabtu, mengatakan bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi.
"Karena pertandingan ini maka harus ada hadiah pasti ya, karena ini kan sebuah prestasi," ujar Deddy.
"Pertandingan catur tidak pernah semenarik ini di Indonesia, menurut saya."
Baca juga: WGM Irene harap pertarungan dengan Dewa Kipas akhiri polemik
Dituding mata duitan oleh warganet, ini jawaban pecatur Irene Sukandar
Sabtu, 20 Maret 2021 15:46 WIB
Pecatur terbaik Indonesia IMĀ Irine Kharisma Sukandar. ANTARA/HO/Percasi
Pewarta : Arindra Meodia
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024