Pemerintah dan masyarakat harus bersinergi redam lonjakan COVID-19
Selasa, 8 Juni 2021 17:19 WIB
Petugas mengambil sampel lendir hidung kepada pemudik saat pemeriksaan tes cepat (rapid test) Antigen COVID-19 di Jalur Selatan Pos penyekatan leter U Gentong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (16/5/2021). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/hp.
Semarang (ANTARA) - Para pemangku kepentingan dan masyarakat di daerah harus mampu menumbuhkan sinergi yang baik dalam mengatasi lonjakan kasus positif COVID-19 di sejumlah daerah.
"Klaster penularan COVID-19 pasca-Lebaran di sejumlah daerah harus segera diketahui luasan penyebarannya lewat peningkatan pelacakan kontak dan testing yang masif. Perlu sinergi yang baik antara masyarakat dan para pemangku kepentingan untuk merealisasikan hal itu," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/6).
Menurut Lestari, upaya masif testing dan pelacakan kontak (tracing) untuk mendeteksi penyebaran COVID-19 di sejumlah daerah memerlukan dukungan semua pihak.
Para pemangku kepentingan, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, harus mampu menumbuhkan kepercayaan masyarakat agar bersedia terlibat aktif dalam upaya pelacakan kontak dan testing yang dilakukan secara masif.
Di sejumlah daerah, jelas Rerie, saat ini sedang berupaya mengendalikan ledakan jumlah kasus positif COVID-19 antara lain seperti di Kudus, Jawa Tengah; Bangkalan, Madura, Jawa Timur; serta Bandung, Jawa Barat.
Namun, ujar anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, kecepatan pengendaliannya belum secepat penyebaran virusnya. Karena, sejumlah daerah di sekitar kota-kota tersebut mulai mengalami peningkatan kasus positif COVID-19.
Berdasarkan catatan Pemprov Jawa Tengah saat ini tercatat delapan daerah berstatus zona merah, yakni Kabupaten Kudus, Jepara, Pati, Demak, Grobogan, Sragen, Brebes, dan Kabupaten Tegal.
Selain ledakan kasus di Bangkalan, Madura, di Jawa Timur, laman resmi http://infocovid19.jatimprov.go.id mencatat
sebaran COVID-19 yang tinggi antara lain terjadi di Kabupaten Madiun, Kota Surabaya, Kabupaten Blitar, Trenggalek dan Banyuwangi. Sedangkan di Jawa Barat tercatat dua zona merah yaitu Bandung Barat dan Ciamis.
Rerie menilai sinergi yang baik antara pemangku kepentingan di sejumlah daerah dan masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah meluasnya penyebaran virus korona itu.
Selain bersinergi dalam memperlancar proses testing dan tracing, menurut Rerie, juga bersinergi dalam bentuk disiplin menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, oleh masyarakat dalam keseharian.***
"Klaster penularan COVID-19 pasca-Lebaran di sejumlah daerah harus segera diketahui luasan penyebarannya lewat peningkatan pelacakan kontak dan testing yang masif. Perlu sinergi yang baik antara masyarakat dan para pemangku kepentingan untuk merealisasikan hal itu," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/6).
Menurut Lestari, upaya masif testing dan pelacakan kontak (tracing) untuk mendeteksi penyebaran COVID-19 di sejumlah daerah memerlukan dukungan semua pihak.
Para pemangku kepentingan, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, harus mampu menumbuhkan kepercayaan masyarakat agar bersedia terlibat aktif dalam upaya pelacakan kontak dan testing yang dilakukan secara masif.
Di sejumlah daerah, jelas Rerie, saat ini sedang berupaya mengendalikan ledakan jumlah kasus positif COVID-19 antara lain seperti di Kudus, Jawa Tengah; Bangkalan, Madura, Jawa Timur; serta Bandung, Jawa Barat.
Namun, ujar anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, kecepatan pengendaliannya belum secepat penyebaran virusnya. Karena, sejumlah daerah di sekitar kota-kota tersebut mulai mengalami peningkatan kasus positif COVID-19.
Berdasarkan catatan Pemprov Jawa Tengah saat ini tercatat delapan daerah berstatus zona merah, yakni Kabupaten Kudus, Jepara, Pati, Demak, Grobogan, Sragen, Brebes, dan Kabupaten Tegal.
Selain ledakan kasus di Bangkalan, Madura, di Jawa Timur, laman resmi http://infocovid19.jatimprov.go.id mencatat
sebaran COVID-19 yang tinggi antara lain terjadi di Kabupaten Madiun, Kota Surabaya, Kabupaten Blitar, Trenggalek dan Banyuwangi. Sedangkan di Jawa Barat tercatat dua zona merah yaitu Bandung Barat dan Ciamis.
Rerie menilai sinergi yang baik antara pemangku kepentingan di sejumlah daerah dan masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah meluasnya penyebaran virus korona itu.
Selain bersinergi dalam memperlancar proses testing dan tracing, menurut Rerie, juga bersinergi dalam bentuk disiplin menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, oleh masyarakat dalam keseharian.***
Pewarta : Zaenal
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Polres Sukoharjo gelar "testing-tracing" pelaku perjalanan di terminal
27 December 2021 4:52 WIB, 2021
PPKM level 1, Kota Magelang tetap gencarkan pelacakan kasus COVID-19
10 November 2021 10:14 WIB, 2021
Panglima TNI-Kapolri minta pelacakan-pengetesan COVID-19 di Klaten masif
21 August 2021 21:08 WIB, 2021
Agresivitas "testing" dan "tracing" harus diimbangi kesiapan fasilitas dan nakes
04 July 2021 14:57 WIB, 2021
Cegah penularan COVID-19 melalui pemudik, testing dan tracing harus ditingkatkan
09 May 2021 11:57 WIB, 2021
Pemerintah gunakan rapid antigen percepat test-tracing masif di 98 daerah
10 February 2021 12:21 WIB, 2021
Klaster baru bermunculan, Rerie: Pengujian, pelacakan, dan kapasitas medis harus ditingkatkan
12 July 2020 18:01 WIB, 2020
Terpopuler - Kesehatan
Lihat Juga
Bhabinkamtibmas Bendungan Wonosobo sambangi peternak, cegah penyakit mulut dan kuku
13 January 2025 7:59 WIB