K.H. Said Aqil: Kalau diminta kiai, saya siap
Selasa, 19 Oktober 2021 21:33 WIB
Dokumentasi - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Sirajd menerima kunjungan kerja Bupati Aceh Barat Haji Ramli MS ke Kantor PBNU di Jakarta, Senin (30/8/2021). (ANTARA/Teuku Dedi Iskandar)
Banda Aceh (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Said Aqil Siradj menyatakan siap kembali mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PBNU dalam Muktamar yang akan berlangsung pada 23-25 Desember 2021 di Lampung.
“Kalau diminta oleh para kiai, saya siap (mencalonkan diri),” kata KH Said Aqil Sirajd di Banda Aceh, Selasa.
Ia mengatakan sejauh ini sudah ada para tokoh termasuk kiai besar seperti Tuan Guru Turmudzi dari Lombok, Kiai Muhtadi dari Banten, para kiai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, termasuk Habib Luthfi juga meminta dirinya kembali mencalonkan.
Bahkan salah satu ulama Aceh Tengku Nuruzzahri atau Waled NU juga meminta agar dirinya kembali mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PBNU 2021-2026.
Said Aqil Siradj mengatakan salah satu visi dan misi pencalonan dirinya ke depan sebagai calon Ketua Umum PBNU, yakni untuk meningkatkan kualitas kemandirian NU termasuk dalam budaya dan pendanaan.
Ia menyatakan NU harus mandiri secara finansial, tidak minta-minta, termasuk dalam pembangunan masjid, madrasah, maupun pondok pesantren, dengan melibatkan kemandirian bersama ummat.
Misalnya, ada satu juta warga NU yang memberi sumbangan sehari Rp1 ribu dikali sebulan dan dikalikan satu tahun, maka berapa besar jumlah dana yang akan dimiliki NU dengan sumbangan tersebut, tuturnya.
“Jadi, kita ingin NU yang mandiri, terhindar dari aliran apa pun yang berbahaya seperti radikal, sekuler, atau liberal,” katanya menegaskan.
Menurutnya, dalam kepemimpinannya selama ini, NU tidak berpihak kepada aliran kiri dan aliran kanan (radikal, sekuler, atau liberal). Akan tetapi, NU selalu menghormati jalan tengah, katanya.
NU, katanya, tidak kanan dan tidak kiri, selalu menghormati jalan tengah, kemandirian finansial, tidak minta-minta, masjid, madrasah, pesantren.
Said Aqil Siradj juga mengatakan selama 10 tahun memimpin NU, dirinya telah melakukan berbagai terobosan di antaranya seperti membangun 34 perguruan tinggi tersebar di sejumlah daerah seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung,
Kemudian di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, serta sejumlah daerah lainnya termasuk di seluruh Pulau Jawa.
Selama kepemimpinannya di PBNU, KH Said Aqil Siradj menyatakan telah banyak melahirkan ide dan gagasan termasuk mencetus lahirnya badan hukum NU, Undang-Undang Pesantren, Peringatan Hari Santri, pengaderan NU melalui MKNU, hadirnya TVNU, portal Islam terbesar yakni NU online, serta sejumlah prestasi lainnya.
“Kalau diminta oleh para kiai, saya siap (mencalonkan diri),” kata KH Said Aqil Sirajd di Banda Aceh, Selasa.
Ia mengatakan sejauh ini sudah ada para tokoh termasuk kiai besar seperti Tuan Guru Turmudzi dari Lombok, Kiai Muhtadi dari Banten, para kiai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, termasuk Habib Luthfi juga meminta dirinya kembali mencalonkan.
Bahkan salah satu ulama Aceh Tengku Nuruzzahri atau Waled NU juga meminta agar dirinya kembali mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PBNU 2021-2026.
Said Aqil Siradj mengatakan salah satu visi dan misi pencalonan dirinya ke depan sebagai calon Ketua Umum PBNU, yakni untuk meningkatkan kualitas kemandirian NU termasuk dalam budaya dan pendanaan.
Ia menyatakan NU harus mandiri secara finansial, tidak minta-minta, termasuk dalam pembangunan masjid, madrasah, maupun pondok pesantren, dengan melibatkan kemandirian bersama ummat.
Misalnya, ada satu juta warga NU yang memberi sumbangan sehari Rp1 ribu dikali sebulan dan dikalikan satu tahun, maka berapa besar jumlah dana yang akan dimiliki NU dengan sumbangan tersebut, tuturnya.
“Jadi, kita ingin NU yang mandiri, terhindar dari aliran apa pun yang berbahaya seperti radikal, sekuler, atau liberal,” katanya menegaskan.
Menurutnya, dalam kepemimpinannya selama ini, NU tidak berpihak kepada aliran kiri dan aliran kanan (radikal, sekuler, atau liberal). Akan tetapi, NU selalu menghormati jalan tengah, katanya.
NU, katanya, tidak kanan dan tidak kiri, selalu menghormati jalan tengah, kemandirian finansial, tidak minta-minta, masjid, madrasah, pesantren.
Said Aqil Siradj juga mengatakan selama 10 tahun memimpin NU, dirinya telah melakukan berbagai terobosan di antaranya seperti membangun 34 perguruan tinggi tersebar di sejumlah daerah seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung,
Kemudian di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, serta sejumlah daerah lainnya termasuk di seluruh Pulau Jawa.
Selama kepemimpinannya di PBNU, KH Said Aqil Siradj menyatakan telah banyak melahirkan ide dan gagasan termasuk mencetus lahirnya badan hukum NU, Undang-Undang Pesantren, Peringatan Hari Santri, pengaderan NU melalui MKNU, hadirnya TVNU, portal Islam terbesar yakni NU online, serta sejumlah prestasi lainnya.
Pewarta : Teuku Dedi Iskandar
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024