Pengusaha makin sadar gunakan Dexlite
Kamis, 21 Oktober 2021 11:45 WIB
Petugas SPBU tengah mengisikan BBM jenis Dexlite pada truk. ANTARA/Ist
Semarang (ANTARA) - Para pengusaha semakin sadar menggunakan Dexlite sebagai bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan dengan emisi pembakaran yang rendah selain karena kandungan Cetane 51 yang membuat mesin lebih bertenaga.
Salah seorang pengusaha pengepul kulit sapi di Jalan Gajah Semarang Dony Surya mengatakan pada awalnya ia ragu untuk menggunakan Dexlite karena disparitas harga yang cukup besar dengan solar subsidi. Namun, mengingat manfaat terhadap efisiensi perawatan mesin, maka ia memutuskan menggunakan Dexlite untuk kendaraan-kendaraan operasionalnya.
"Awalnya memang ragu untuk pakai Dexlite karena selisih harganya jauh. Tapi akhirnya tetap gunakan itu biar mesin awet," kata Dony
Dony mengaku setiap minggu harus merogoh kocek 10-15 persen dari cost produksi untuk pembelian BBM Dexlite dengan 3 truk diesel miliknya berkapasitas 10-12 ton setiap minggu biasa melakukan pengiriman kulit untuk bahan baku tas dan sepatu ke Surabaya dan Jakarta.
"Saat ini ada 3 truk yang saya gunakan untuk pengiriman kulit, rata-rata biaya untuk BBM nya 15 persen dari ongkos produksi," kata Dony.
Meski di masa pandemi terjadi penurunan omzet, untuk urusan pemilihan BBM, Donny tetap menggunakan Dexlite, karena dengan menggunakan Dexlite ada manfaat efisiensi dalam jangka panjang.
"Tetap gunakan Dexlite, biar tidak banyak pengeluaran untuk perbaikan mesin. Semoga pandemi juga cepat berakhir, biar bisnis membaik," kata Doni.
Hal sama disampaikan Ketua Asosiasi Pengusaha Transportasi Pariwisata Jawa Tengah Tugiman yang mengakui penggunaan Dexlite untuk mesin diesel memang sangat bagus karena pembakarannya lebih sempurna.
"Ya memang kalau pakai Dexlite mesin menjadi lebih enteng, karena pembakaran sempurna dan juga ramah lingkungan," jelasnya.
Namun demikian, ia meminta agar pemerintah bisa memberikan insentif berupa subsidi untuk Dexlite agar dapat meringankan beban pengusaha transportasi, apalagi saat ini dunia pariwisata sudah mulai bangkit, setelah pandemi virus corona yang berlangsung hampir 2 tahun.
"Ya, perlu subsidi dululah bagi pengusaha transportasi kalau mau memperluas pemakaian Dexlite. Apalagi, saat ini masih pandemi yang berdampak pada pariwisata," terangnya.
Tugiman meyakini masyarakat bisa diajak beralih menggunakan BBM ramah lingkungan, sepanjang dilakukan edukasi dan sosialisasi terus menerus kepada masyarakat.
"Intinya eduksi dan sosialisasi. Saya yakin masyarakat bisa diajak beralih ke BBM yang ramah lingkungan," katanya.
Salah seorang pengusaha pengepul kulit sapi di Jalan Gajah Semarang Dony Surya mengatakan pada awalnya ia ragu untuk menggunakan Dexlite karena disparitas harga yang cukup besar dengan solar subsidi. Namun, mengingat manfaat terhadap efisiensi perawatan mesin, maka ia memutuskan menggunakan Dexlite untuk kendaraan-kendaraan operasionalnya.
"Awalnya memang ragu untuk pakai Dexlite karena selisih harganya jauh. Tapi akhirnya tetap gunakan itu biar mesin awet," kata Dony
Dony mengaku setiap minggu harus merogoh kocek 10-15 persen dari cost produksi untuk pembelian BBM Dexlite dengan 3 truk diesel miliknya berkapasitas 10-12 ton setiap minggu biasa melakukan pengiriman kulit untuk bahan baku tas dan sepatu ke Surabaya dan Jakarta.
"Saat ini ada 3 truk yang saya gunakan untuk pengiriman kulit, rata-rata biaya untuk BBM nya 15 persen dari ongkos produksi," kata Dony.
Meski di masa pandemi terjadi penurunan omzet, untuk urusan pemilihan BBM, Donny tetap menggunakan Dexlite, karena dengan menggunakan Dexlite ada manfaat efisiensi dalam jangka panjang.
"Tetap gunakan Dexlite, biar tidak banyak pengeluaran untuk perbaikan mesin. Semoga pandemi juga cepat berakhir, biar bisnis membaik," kata Doni.
Hal sama disampaikan Ketua Asosiasi Pengusaha Transportasi Pariwisata Jawa Tengah Tugiman yang mengakui penggunaan Dexlite untuk mesin diesel memang sangat bagus karena pembakarannya lebih sempurna.
"Ya memang kalau pakai Dexlite mesin menjadi lebih enteng, karena pembakaran sempurna dan juga ramah lingkungan," jelasnya.
Namun demikian, ia meminta agar pemerintah bisa memberikan insentif berupa subsidi untuk Dexlite agar dapat meringankan beban pengusaha transportasi, apalagi saat ini dunia pariwisata sudah mulai bangkit, setelah pandemi virus corona yang berlangsung hampir 2 tahun.
"Ya, perlu subsidi dululah bagi pengusaha transportasi kalau mau memperluas pemakaian Dexlite. Apalagi, saat ini masih pandemi yang berdampak pada pariwisata," terangnya.
Tugiman meyakini masyarakat bisa diajak beralih menggunakan BBM ramah lingkungan, sepanjang dilakukan edukasi dan sosialisasi terus menerus kepada masyarakat.
"Intinya eduksi dan sosialisasi. Saya yakin masyarakat bisa diajak beralih ke BBM yang ramah lingkungan," katanya.
Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pertamina Patra Niaga turunkan harga Pertamax Series dan Dex Series per 1 Oktober 2024
01 October 2024 13:33 WIB
Mobil terbakar di SPBU KUD Bumirejo ungkap dugaan kasus penyimpangan BBM subsidi
21 September 2024 16:24 WIB
Pertamina Patra Niaga JBT catat kenaikan konsumsi BBM dan LPG di libur Maulid Nabi
19 September 2024 15:43 WIB
Inisiatif pertumbuhan dan integrasi infrastruktur gas bumi nasional jaga kinerja PGN semester I 2024
18 September 2024 17:45 WIB