PWI Jateng punya kewajiban didik warga melek digital
Selasa, 26 Oktober 2021 11:26 WIB
Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud NS (kanan) bersama Kepala Sub Bagian Balai Labkes dan PAK Jateng Sukamto di Semarang, Selasa. ANTARA/Achmad Zaenal M
Semarang (ANTARA) - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Tengah Amir Machmud NS menyatakan organisasi profesi ini memiliki kewajiban mendidik warga lebih melek digital agar tidak tenggelam dalam keriuhan di ruang maya.
"Ruang digital makin riuh bahkan nyaris tak ada kendali. Kondisi ini bisa menimbulkan gugatan hukum, juga konflik," katanya ketika memberi sambutan pembukaan pelatihan jurnalistik di Balai Laboratorium Kesehatan dan Pengujian Alat Kesehatan Provinsi Jawa Tengah di Semarang, Selasa.
Ikut memberi sambutan dalam pelatihan yang diikuti 15 pegawai tersebut adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Labkes dan PAK Jateng Sukamto. Materi diberikan secara teori dan praktik oleh para pengajar Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) PWI Jateng.
Sukamto menyatakan pelatihan tersebut sangat penting, setidaknya menjadi bekal pegawai dalam mengelola website dan akun media sosial Balai Labkes dan PAK Jateng.
Amir Machmud mengingatkan kalau ruang digital tersebut tidak dikelola dengan mengedepankan nilai dan kepentingan kemanusiaan maka kehidupan dunia nyata juga bakal dilanda kegelisahan.
Pelatihan jurnalistik, menurut dia, juga penting untuk menyikapi perkembangan media sosial yang kian riuh dan membutuhkan penyikapan bersama dalam bentuk literasi digital.
Bagaimana membuat pesan hingga cara mengemas pesan tersebut dan etikanya, kata Amir, itu akan didapatkan dari pelatihan-pelatihan yang digelar PWI Jateng.
"Bagaimana (caranya agar) pesan itu aman, tidak ada celah hukum. Aspek itu harus disadari. Yang ingin kita raih adalah kepercayaan publik bahwa info yang kita sampaikan itu pesan yang akuntabel. Pesan akuntabel bisa diperoleh bila sudah menerapkan disiplin verifikasi," katanya.
Amir menyatakan bahwa orang cenderung skeptis bila info yang dibagikan itu menyesatkan, kalimatnya berupa klaim paling benar, dan ada kepentingan di luar kemanusiaan.
Jurnalisme, katanya menegaskan, bukanlah alat merebut kekuasaan tapi untuk menyampaikan kemaslahatan bersama.
"Jadi, literasi digital memang pekerjaan yang tidak akan pernah selesai sehingga pendekatan-pendekatan jurnalisme juga akan terus berkembang," katanya.
"Ruang digital makin riuh bahkan nyaris tak ada kendali. Kondisi ini bisa menimbulkan gugatan hukum, juga konflik," katanya ketika memberi sambutan pembukaan pelatihan jurnalistik di Balai Laboratorium Kesehatan dan Pengujian Alat Kesehatan Provinsi Jawa Tengah di Semarang, Selasa.
Ikut memberi sambutan dalam pelatihan yang diikuti 15 pegawai tersebut adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Labkes dan PAK Jateng Sukamto. Materi diberikan secara teori dan praktik oleh para pengajar Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) PWI Jateng.
Sukamto menyatakan pelatihan tersebut sangat penting, setidaknya menjadi bekal pegawai dalam mengelola website dan akun media sosial Balai Labkes dan PAK Jateng.
Amir Machmud mengingatkan kalau ruang digital tersebut tidak dikelola dengan mengedepankan nilai dan kepentingan kemanusiaan maka kehidupan dunia nyata juga bakal dilanda kegelisahan.
Pelatihan jurnalistik, menurut dia, juga penting untuk menyikapi perkembangan media sosial yang kian riuh dan membutuhkan penyikapan bersama dalam bentuk literasi digital.
Bagaimana membuat pesan hingga cara mengemas pesan tersebut dan etikanya, kata Amir, itu akan didapatkan dari pelatihan-pelatihan yang digelar PWI Jateng.
"Bagaimana (caranya agar) pesan itu aman, tidak ada celah hukum. Aspek itu harus disadari. Yang ingin kita raih adalah kepercayaan publik bahwa info yang kita sampaikan itu pesan yang akuntabel. Pesan akuntabel bisa diperoleh bila sudah menerapkan disiplin verifikasi," katanya.
Amir menyatakan bahwa orang cenderung skeptis bila info yang dibagikan itu menyesatkan, kalimatnya berupa klaim paling benar, dan ada kepentingan di luar kemanusiaan.
Jurnalisme, katanya menegaskan, bukanlah alat merebut kekuasaan tapi untuk menyampaikan kemaslahatan bersama.
"Jadi, literasi digital memang pekerjaan yang tidak akan pernah selesai sehingga pendekatan-pendekatan jurnalisme juga akan terus berkembang," katanya.
Pewarta : Zaenal
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Amir dan Gunawan kembali bertarung dalam pemilihan Ketua PWI Jateng
12 September 2020 13:14 WIB, 2020