Wonosobo (ANTARA) - Sukses Desa Maduretno, Kalikajar, Kabupaten Wonosobo menerapkan program akurasi data dan statistik sehingga mengantarkan pada julukan desa cinta statistik (cantik) telah menarik perhatian daerah lain untuk belajar di daerah tersebut.

Rombongan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Barito Kuala (Batola) Provinsi Kalimantan Selatan berkunjung di Desa Maduretno, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Jumat, untuk mempelajari penerapan program desa cantik dalam peran dan fungsinya mendukung pembangunan desa.

Kepala BPS Kabupaten Batola Eddy Erwan Nopranoor menyampaikan pihaknya bersama jajaran yang terdiri dari perwakilan Bappeda, Dinas PUPR serta para kader pembina desa cantik Barito Kuala menilai Maduretno layak untuk dikunjungi sebagai media belajar.

"Kami di Barito Kuala membutuhkan sharing pengalaman dengan jajaran perangkat Desa Maduretno maupun para kader desa cantik serta BPS Kabupaten Wonosobo dalam upaya mengawal proses menuju keterpaduan data di desa ini agar nantinya bisa kami terapkan di Batola," katanya.

Menyambut kunjungan dari Kabupaten Barito Kuala, Kepala Desa Maduretno Subadi mengaku merasa sangat terharu, desanya ternyata mendapat perhatian besar dari kabupaten yang begitu jauh jaraknya dari Wonosobo.

"Terus terang saja kami terkejut ketika menerima kabar akan menerima kunjungan ini karena pada dasarnya program desa cantik di Maduretno, sukses lantaran berjalan dengan proses berkesinambungan dan mendapat dukungan dari banyak pihak, termasuk di dalamnya antusiasme masyarakat ketika para kader pendamping melakukan pendataan," kata Subadi.

Menurut dia dengan adanya program desa cantik sangat membantu pihak desa dalam penentuan fokus sasaran pembangunan.

"Contoh konkret adalah kami saat ini telah memiliki data akurat jumlah warga yang masuk kategori membutuhkan bantuan sosial, sehingga ketika dibutuhkan untuk sasaran alokasi bantuan dari pemerintah, tidak lagi mengalami kesulitan berarti," katanya.

Ia menuturkan pendampingan dari BPS Kabupaten Wonosobo sangat membantu pihaknya untuk terus melakukan pemutakhiran data-data terkait kependudukan maupun potensi-potensi desa yang terkenal dengan Seni Bundengan itu, agar ke depan proses pembangunan menuju kemajuan dan kesejahteraan masyarakat lebih terarah.

"Prinsip kami, kalau datane baik apa saja tinggal klik dan dengan data berkualitas permasalahan tuntas akan terus kami jaga demi meningkatkan kualitas pembangunan Desa Maduretno," katanya.

Kepala BPS Kabupaten Wonosobo Didik Nur Setyo Hadi yang mendampingi rombongan ke Maduretno mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menularkan kiprah sukses desa cantik ke banyak desa lainnya di Kabupaten Wonosobo.

"Data berkualitas adalah kunci untuk menuntaskan permasalahan dan juga penguatan data memang menjadi arahan langsung dari Presiden Republik Indonesia," kata Didik.

Ia menyampaikan kunjungan studi komparasi kolega dari BPS Batola akan makin menguatkan semangat jajarannya untuk mewujudkan desa cantik ke desa-desa lainnya. 

Baca juga: CSIRT sangat penting pada era digital

Baca juga: Penduduk miskin Jateng berkurang 10.200 orang