Solo (ANTARA) - Investor lokal mulai melirik potensi pasar Pertashop seiring dengan kebutuhan masyarakat yang makin meningkat terhadap bahan bakar Pertamax.

Manajer Pertashop yang ada di kawasan Banjarsari Solo Sania Artha di Solo, Minggu mengatakan keberadaan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tidak mengurangi minat masyarakat untuk tetap mengisi BBM di Pertashop. Menurut dia kuncinya adalah mencari lokasi strategis yang jauh dari keberadaan SPBU.

Sebelum mendirikan Pertashop, dikatakannya, ia bersama keluarga mendirikan pom mini di lokasi yang sama.

Namun karena hanya berupa pom mini maka ia menentukan sendiri keuntungan yang diperoleh. Seperti misalnya untuk BBM jenis Pertalite, dengan harga beli dari SPBU Rp7.650/liter, ia menjual dengan harga Rp9.000/liter. Sedangkan untuk Pertamax pada saat itu dijual dengan harga Rp10.000/liter.

"Sedangkan Pertashop kan harganya sama dengan SPBU, dengan harga Rp9.000/liter konsumen bisa dapat Pertamax. Jadi konsumen tidak merasa kemahalan ketika beli di Pertashop, warga melihat kan harganya sama dengan Pertamina (SPBU)," katanya.

Bahkan, dengan bergantinya pom mini menjadi Pertashop, ia bisa menjual BBM dengan volume yang jauh lebih banyak. Jika sebelumnya hanya bisa menjual di kisaran 50-100 liter/hari, untuk saat ini bisa menjual sampai 1.000 liter/hari.

"Karena kapasitas simpannya juga lebih besar. Untuk tangki penyimpanan pada Pertashop mampu menampung hingga 3.600 liter Pertamax, sedangkan saat masih pom mini hanya sekitar 100 liter," katanya.

Senada, pemilik Pertashop yang berada di Jalan Jaya Wijaya, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo Budiman Widodo mengatakan pertimbangan mendirikan usaha tersebut karena melihat potensi pasar yang ada.

Meski demikian, awalnya ia mengaku pesimistis dengan target penjualan 300-400 liter/hari untuk bisa balik modal 3-4 tahun.

"Tapi ternyata sekarang Pertashop yang saya kelola bisa jual lebih dari 1.000 liter/hari," katanya.

Ia mengatakan untuk saat ini sekitar 80 persen konsumen yang dilayani merupakan pengendara roda dua., sedangkan sisanya adalah pedagang BBM eceran.

"Justru pedagang eceran tidak merasa tersaingi dengan keberadaan kami. Mereka malah dimudahkan karena bisa beli dari kami tanpa harus melakukan perjalanan jauh," katanya.

Sementara itu, Sales Branch Manager PT Pertamina (Persero) Wilayah Surakarta Joko Priyambodo mengatakan terkait pemilihan lokasi Pertashop sendiri Pertamina ikut memastikan kelayakannya. Salah satu yang diperhatikan adalah jarak antar-Pertashop.

"Pada prinsipnya Pertamina tanggung jawab evaluasi masing-masing mitra, kalau berdekatan dan berpotensi merugikan dua-duanya maka kami harus mengalahkan satu mitra. Kami juga menyarankan agar mitra tersebut mencari lokasi lain," katanya.

Mengenai keberadaan Pertashop di Solo, dikatakannya, hingga saat ini sudah ada sebanyak dua titik dan dalam waktu dekat akan bertambah tiga titik. Untuk dua titik yang sudah beroperasi berada di kawasan Banjarsari dan Mojosongo Solo.

Untuk di kawasan Jawa Tengah dan DIY sendiri, dikatakannya, saat ini jumlah Pertashop sebanyak 636 titik, sedangkan khusus di Soloraya ada 109 titik.