"Menurut saya ini tradisi untuk kita rawat bersama, kalau kita rawat ini terus maka suasana senang dan guyub akan ada terus," kata Ganjar usai menerima kunjungan silaturahim dari Keuskupan Agung Semarang serta perwakilan dari berbagai tokoh agama dan penghayat kepercayaan di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang, Selasa.
Menurut Ganjar, kerukunan di Jawa Tengah dapat terbangun dan berjalan kondusif karena tradisi saling kunjung dan silaturahim antarumat beragama.
Baca juga: Wali Kota Magelang ajak umat beragama jaga toleransi
Mantan anggota DPR RI itu mengaku senang karena mendapat kunjungan silaturahim dari Keuskupan Agung Semarang.
"Kami senang dikunjungi oleh umat beragama hari ini untuk menyampaikan kepada kami selamat Hari Raya Idul Fitri dan saling memaafkan, kemudian bercerita kondisi hubungan antarwarga yang berbeda-beda suku agama dan mereka merasa senang," ujarnya.
Saat ini, lanjut Ganjar, ruang publik untuk kegiatan keagamaan dan menjalin kerukunan antarumat beragama terus bermunculan.
Sebelumnya Ganjar meresmikan Gedung Islamic Center dan Kantor MUI Kabupaten Jepara yang dapat digunakan sebagai ruang kerukunan beragama.
Orang nomor satu di Jateng itu juga memberikan contoh bagaimana kesempatan ruang publik untuk kerukunan beragama terlihat saat perayaan Hari Waisak di kompleks Candi Borobudur.
"Kerukunan umat beragama ini harus ditumbuhkan sejak usia anak, di mana dalam keseharian anak-anak harus diasah perasaannya untuk saling menghormati yang berbeda agama atau suku," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Keuskupan Agung Semarang menyampaikan rencana menggelar konvensi wali gereja yang akan diselenggarakan di Jawa Tengah pada September 2022.
Keuskupan Agung Semarang terpilih menjadi tuan rumah sebagai bentuk apresiasi situasi kondusif terkait kerukunan dan moderasi umat beragama di Jawa Tengah.
Baca juga: Kemenag luncurkan Indeks Kerukunan Umat Beragama 2021