"Sister Ponik" teknologi budi daya tanaman hidroponik buatan dosen ITTP
Jumat, 17 Juni 2022 15:46 WIB
Perangkat "Sister Ponik" buatan dosen Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP) untuk mendukung kegiatan budi daya tanaman hidroponik. ANTARA/HO-ITTP
Purwokerto (ANTARA) - Dosen Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Mas Aly Affandi menciptakan teknologi untuk mendukung kegiatan budi daya tanaman hidroponik yang diberi nama "Sister Ponik".
"Saat ini banyak kita jumpai masyarakat yang memanfaatkan media hidroponik untuk bercocok tanam. Hidroponik sendiri merupakan teknik bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, namun menggunakan air dan larutan nutrisi yang dibutuhkan tanaman sebagai media untuk tumbuh," kata Aly di Purwokerto, Jumat (17/6).
Bagi masyarakat yang tidak mempunyai lahan luas atau area terbuka, kata dia, metode budi daya secara hidroponik tentu dapat menjadi solusi.
Akan tetapi agar tanaman dapat tetap tumbuh dengan baik, lanjut dia, tentunya membutuhkan asupan cahaya yang cukup.
"Hal inilah yang ternyata sulit untuk dikendalikan. Cuaca yang tidak menentu, seperti curah hujan yang tinggi menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik karena kekurangan cahaya dan sebaliknya, cuaca yang terlalu panas juga akan membuat tanaman mati," katanya.
Dari permasalahan tersebut, Aly mencoba membuat alternatif solusi agar pembibitan bisa dilakukan di ruang tertutup, namun dengan asupan cahaya yang cukup.
Ia pun menciptakan sebuah alat yang diberi nama "Sister Ponik", yakni perangkat teknologi yang mampu menetralkan cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman hidroponik.
Menurut dia, alat tersebut dilengkapi dengan perangkat lampu sebagai sumber cahaya yang dapat memenuhi kebutuhan panjang gelombang dan intensitas cahaya selama pembibitan tanaman.
Baca juga: Dosen ITTP bikin aplikasi tes minat bakat dan latihan soal "Pak Budi"
"Ide ini awalnya muncul saat saya melakukan pengabdian masyarakat di sebuah tempat milik pengusaha hidroponik. Di sana, saya menemukan permasalahan utama saat mengembangkan budidaya tanaman hidroponik. Jadi saya coba membuat solusi untuk itu," katanya.
Menurut dia, tanaman sebetulnya tidak membutuhkan cahaya yang datangnya harus dari matahari, karena kebutuhan tanaman akan cahaya matahari dapat digantikan oleh lampu yang memiliki panjang gelombang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman. "Tanaman membutuhkan panjang gelombang 600-700nm dan 400-500nm," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan spektrum cahaya dengan rentang tersebut dapat dihasilkan oleh perangkat "Sister Ponik" sehingga memungkinkan untuk penanaman dalam ruangan.
"Cara pemakaian 'Sister Ponik" sangat mudah. Perangkat dapat diletakkan di dalam ruangan sehingga ancaman penyakit yang dibawa angin dapat dikendalikan," kata Dosen ITTP itu.
Selain itu, kata dia, "Sister Ponik" juga dilengkapi teknologi Artificial Lighting untuk merawat tanaman.
Dalam hal ini, Artificial Lighting merupakan teknik pencahayaan buatan yang hanya menghasilkan cahaya sesuai dengan panjang gelombang yang dibutuhkan tanaman.
"Dengan perangkat 'Sister Ponik', proses penanaman dan pembibitan tanaman hidroponik menjadi sangat memungkinkan dilakukan di dalam ruangan, sehingga hasil produksi pertanian juga menjadi lebih meningkat," kata Aly.
Ia mengatakan "Sister Ponik" merupakan salah satu start up binaan Banyumas Digital Valley (BDV), yakni sebuah inkubator yang dikelola oleh Institut Teknologi Telkom Purwokerto.
Menurut dia, BDV memiliki berbagai layanan yang membantu para penggiat usaha start up khususnya di daerah Banyumas yang merasa kesulitan dalam mengembangkan bisnisnya.
Baca juga: Mahasiswa ITTP merancang sistem monitoring meteran listrik otomatis
Baca juga: Mahasiswa ITTP merancang teknologi pemantau pertumbuhan udang
"Saat ini banyak kita jumpai masyarakat yang memanfaatkan media hidroponik untuk bercocok tanam. Hidroponik sendiri merupakan teknik bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, namun menggunakan air dan larutan nutrisi yang dibutuhkan tanaman sebagai media untuk tumbuh," kata Aly di Purwokerto, Jumat (17/6).
Bagi masyarakat yang tidak mempunyai lahan luas atau area terbuka, kata dia, metode budi daya secara hidroponik tentu dapat menjadi solusi.
Akan tetapi agar tanaman dapat tetap tumbuh dengan baik, lanjut dia, tentunya membutuhkan asupan cahaya yang cukup.
"Hal inilah yang ternyata sulit untuk dikendalikan. Cuaca yang tidak menentu, seperti curah hujan yang tinggi menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik karena kekurangan cahaya dan sebaliknya, cuaca yang terlalu panas juga akan membuat tanaman mati," katanya.
Dari permasalahan tersebut, Aly mencoba membuat alternatif solusi agar pembibitan bisa dilakukan di ruang tertutup, namun dengan asupan cahaya yang cukup.
Ia pun menciptakan sebuah alat yang diberi nama "Sister Ponik", yakni perangkat teknologi yang mampu menetralkan cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman hidroponik.
Menurut dia, alat tersebut dilengkapi dengan perangkat lampu sebagai sumber cahaya yang dapat memenuhi kebutuhan panjang gelombang dan intensitas cahaya selama pembibitan tanaman.
Baca juga: Dosen ITTP bikin aplikasi tes minat bakat dan latihan soal "Pak Budi"
"Ide ini awalnya muncul saat saya melakukan pengabdian masyarakat di sebuah tempat milik pengusaha hidroponik. Di sana, saya menemukan permasalahan utama saat mengembangkan budidaya tanaman hidroponik. Jadi saya coba membuat solusi untuk itu," katanya.
Menurut dia, tanaman sebetulnya tidak membutuhkan cahaya yang datangnya harus dari matahari, karena kebutuhan tanaman akan cahaya matahari dapat digantikan oleh lampu yang memiliki panjang gelombang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman. "Tanaman membutuhkan panjang gelombang 600-700nm dan 400-500nm," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan spektrum cahaya dengan rentang tersebut dapat dihasilkan oleh perangkat "Sister Ponik" sehingga memungkinkan untuk penanaman dalam ruangan.
"Cara pemakaian 'Sister Ponik" sangat mudah. Perangkat dapat diletakkan di dalam ruangan sehingga ancaman penyakit yang dibawa angin dapat dikendalikan," kata Dosen ITTP itu.
Selain itu, kata dia, "Sister Ponik" juga dilengkapi teknologi Artificial Lighting untuk merawat tanaman.
Dalam hal ini, Artificial Lighting merupakan teknik pencahayaan buatan yang hanya menghasilkan cahaya sesuai dengan panjang gelombang yang dibutuhkan tanaman.
"Dengan perangkat 'Sister Ponik', proses penanaman dan pembibitan tanaman hidroponik menjadi sangat memungkinkan dilakukan di dalam ruangan, sehingga hasil produksi pertanian juga menjadi lebih meningkat," kata Aly.
Ia mengatakan "Sister Ponik" merupakan salah satu start up binaan Banyumas Digital Valley (BDV), yakni sebuah inkubator yang dikelola oleh Institut Teknologi Telkom Purwokerto.
Menurut dia, BDV memiliki berbagai layanan yang membantu para penggiat usaha start up khususnya di daerah Banyumas yang merasa kesulitan dalam mengembangkan bisnisnya.
Baca juga: Mahasiswa ITTP merancang sistem monitoring meteran listrik otomatis
Baca juga: Mahasiswa ITTP merancang teknologi pemantau pertumbuhan udang
Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Festival Teater Pelajar berikan ruang ekspresi dan penyaluran minat bakat siswa di bidang budaya
15 December 2024 20:24 WIB
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Festival Teater Pelajar berikan ruang ekspresi dan penyaluran minat bakat siswa di bidang budaya
15 December 2024 20:24 WIB