"Sosok pengganti sekaliber Jokowi bukanlah orang sembarangan, harus mempunyai kemampuan besar dan komitmen melanjutkan program-programnya, diantaranya IKN," katanya melalui keterangan pers tertulis yang diterima ANTARA di Semarang, Selasa.
Andrinof yang juga anggota Tim Penasehat Pembangunan IKN memaparkan, hasil kerja selama Presiden Jokowi memimpin tak terbantahkan.
"Sebut saja deretan infrastruktur selama enam tahun memimpin sejak 2014 yakni membangun tol 1.640 kilometer dan 4.600 kilometer jalan bukan tol," ujarnya.
Selain itu, sejak 2014-2018 ada 949 embung yang dibangun dan menargetkan 61 embung hingga 2024 agar produktivitas pertanian meroket.
Lebih lanjut Andrinof menerangkan, melihat kerja nyata Presiden Jokowi rasa-rasanya sosok yang ingin menggantikannya harus mulai berkomitmen meneruskan IKN yang tidak hanya sekedar mimpi saja, tapi tinggal direalisasikan.
Terlebih Undang-Undang (UU) 3/2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN) sudah diteken oleh Presiden Jokowi pada 15 Februari 2022.
Menurut dia, Presiden Jokowi pernah menyatakan IKN adalah upaya pemerataan pembangunan dan demi keadilan.
"Kenapa Pak Jokowi bicara itu? Indonesia memiliki 17 ribu pulau, tapi 156 juta atau 56 persennya rakyatnya hidup di Pulau Jawa. Bahkan 58 persen persen perputaran ekonomi ada di Jawa, khususnya Jakarta. Untuk itu Presiden Jokowi berharap ada magnet lain yakni IKN," katanya.
Kendati demikian, Andrinof menyayangkan sampai detik ini bakal calon presiden yang menyampaikan siap melanjutkan Program IKN dari Presiden Jokowi.
"Harusnya capres berlomba-lomba berkomitmen soal IKN, mengingat suara pemilih dari Jokowi masih diperebutkan lho. Sudah tentu Jokowi akan mendukung capres yang berkomitmen melanjutkan program prestisius itu," ujarnya.