Solo (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membuka kelas virtual untuk siswa putus sekolah akibat minimnya jumlah sekolah negeri di sejumlah daerah.

Kepala Cabang Dinas Wilayah VII Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Suratno di Solo, Senin mengatakan kelas virtual dibuka di tiga daerah, yakni Brebes, Boyolali, dan Solo.

"Kelas virtual ini untuk mewadahi murid yang di daerahnya tidak ada sekolah SMA di zonasinya," katanya.

Menurut dia, para siswa ini ditampung dalam kelas virtual agar mereka tidak putus sekolah karena tidak bisa masuk sekolah swasta.

"Murid yang orang tuanya tidak mampu berisiko tidak sekolah, makanya diwadahi dalam bentuk kelas virtual," katanya.

Menurut dia, jika sesuai zonasi, daerah di Kota Solo yang tidak memiliki sekolah yakni Pasar Kliwon. Sebagai solusinya, dibuat kelas virtual yang merupakan cabang dari SMAN 2 Surakarta. Untuk kelas virtual di Pasar Kliwon ini ada satu rombongan belajar dengan 36 calon peserta didik baru.

"Sebetulnya kalau di Solo tidak ada blank spot karena kalau tidak ada SMA di daerah itu pasti ada SMK maupun sebaliknya, tetapi (secara umum) di Jawa Tengah banyak daerah blank spot," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, untuk sistem pembelajaran kelas virtual ini hampir sama dengan sekolah pada umumnya. Meski demikian, yang membedakan adalah 75 persen pembelajaran dilakukan secara daring.

"Jadi nanti tetap ada tatap muka juga," katanya.

Ia mengatakan salah satu syarat mendaftar kelas virtual adalah siswa tersebut harus mengikuti penerimaan peserta didik baru (PPBD) secara daring dan mereka belum diterima di sekolah lain.

Terkait hal itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan kebijakan tersebut sesuai dengan Instruksi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Kalau dari instruksi pak gubernur seperti itu, (di Solo) ada di Pasar Kliwon," katanya.