Semarang (ANTARA) - PLN sukses melaksanakan pilot project konversi kompor LPG ke kompor induksi di Surakarta. Sebanyak 1.000 kompor LPG milik masyarakat berhasil dikonversi ke kompor induksi.

Selang beberapa minggu berjalan, manfaat kompor induksi kian dirasakan oleh para penerima manfaat program tersebut, salah satunya adalah Marni yang mengakui menggunakan kompor induksi jauh lebih hemat dibandingkan kompor konvensional, tidak seperti yang dibayangkan masyarakat umumnya.

“Sebelumnya setiap bulan saya bayar listrik itu kurang lebih 50 ribu, sedangkan untuk masak memerlukan biaya hingga 90 ribu buat beli 4-5 tabung gas per bulan, jadi totalnya sekitar 140 ribu-an. Sekarang setelah pakai kompor induksi, pengeluaran saya perbulan jadi seratus ribu-an dan sekarang saya tidak perlu beli gas lagi. Jadi dengan kompor induksi terbukti lebih hemat,” kata Marni.

Dengan asumsi harga tabung gas LPG Rp18 ribu, jumlah biaya yang harus dikeluarkan Marni untuk memasak antara Rp72 ribu – Rp90 ribu setiap bulannya. Setelah menggunakan kompor induksi ia cukup mengeluarkan biaya sekitar Rp50 ribu, dengan kata lain terdapat penghematan sampai dengan 40 persen per bulannya.

Baca juga: HUT Ke-77 RI, PLN bagikan 1.000 bendera di Jateng-DIY

Ia menambahkan, dirinya sudah menggunakan kompor induksi dari satu bulan ke belakang dengan pemakaian rutin untuk masak sehari-hari dan masak bahan baku cendol untuk berjualan.

Tidak hanya dari sisi biaya, dari segi pemakaian kompor induksi jauh lebih praktis karena tidak perlu memasang selang ke tabung gas, selain itu tingkat panas dapat diatur sehingga masakan lebih cepat matang, dan tentu saja lebih aman karena tidak menggunakan api.

Konversi kompor LPG ke kompor induksi ini merupakan wujud kontribusi PLN dalam menjalankan program pemerintah untuk menekan ketergantungan impor LPG yang terus membengkak setiap tahunnya. Program strategis ini diharapkan akan berimbas kepada penghematan APBN.

Baca juga: Konser Dream Theater, Gibran apresiasi dukungan PLN

Baca juga: PLN dukung konser Dream Theater di Solo

Manager PLN UP3 Surakarta Joko Hadi Widayat mengatakan, Di Kota Solo program konversi ini menyasar 1.018 pelanggan  yang terdiri dari 542 pelanggan sesuai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), 458 pelanggan Non DTKS dan 18 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). 

“Para penerima manfaat ini telah mendapatkan bantuan berupa kompor induksi beserta utensilnya, dan mereka juga telah mendapatkan edukasi oleh petugas PLN terkait cara menggunakannya," kataJoko.

Ia menambahkan dalam program ini pihaknya turut menggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) terkait penyesuaian data KPM. Hingga pertengahan bulan Juli 2022, PLN telah berhasil menyalurkan kompor induksi pada 1.000 Keluarga Penerima Manfaat di Kota Solo dengan golongan daya listrik 450 VA dan 900 VA.

“Kami mengharapakan semoga program ini dapat terus membawa manfaat baik untuk menghemat pengeluaran rumah tangga Keluarga Penerima Manfaat (KPM) maupun untuk negara,” katanya.

Baca juga: PLN sukses meriahkan ASEAN Para Games 2022 dengan listrik tanpa kedip