Kedua karya tulis itu adalah kategori noneksakta dengan judul BerSATU: Aplikasi Terintegrasi Untuk Memaksimalkan Potensi Atlet Serta Mempersiapkan Dan Menjamin Masa Depan Atlet Indonesia oleh Andi Ameera Sayaka Cakravastia dari Institut Teknologi Bandung.
Karya tulis kategori eksakta berjudul Oksimeter Janin Non-Invasif Untuk Mendeteksi Hipoksia Kandungan Menggunakan Kontrol Optode dan Algoritma Ekstraksi Sinyal Janin oleh Najla Rasikha Putri Harza dari Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
Program Officer Bakti Pendidikan Djarum Foundation Lounardus Saptopranolo mengatakan melalui karya tulis Writing Competition pihaknya berusaha mewujudkan hasil pemikiran yang cerdas, kreatif, dan inovatif yang mampu menjawab tantangan serta permasalahan di sekitar masyarakat.
"Hal ini merupakan upaya kami untuk mendorong para Beswan Djarum (penerima program Djarum Beasiswa Plus) dapat berkontribusi di tengah masyarakat. Djarum Foundation melalui Program Djarum Beasiswa Plus mengapresiasi pemikiran generasi muda terlebih dari karya tulis pemikiran mereka muncul ide-ide baru yang diharapkan menjadi langkah awal kontribusi mereka pada Indonesia," katanya.
Sejak tahun 1984, Djarum Foundation melalui Program Djarum Beasiswa Plus secara konsisten mendukung pendidikan di Indonesia dengan erbagai pelatihan yang telah diberikan pada 12.886 mahasiswa/i berprestasi.
"Kami berharap program ini dapat mendorong dan mempersiapkan pemimpin yang tidak hanya cerdas dan berkarakter kuat, tetapi juga kritis dan kreatif dalam menciptakan solusi atas fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar," ujarnya.
Writing Competition Beswan Djarum 2021/2022 merupakan salah satu kelanjutan dari berbagai pelatihan soft skills yang telah diberikan setelah sebelumnya menerima pelatihan Leadership Development.
Tahun ini, terdapat ratusan karya tulis yang dikirim untuk mengikuti Writing Competition di babak final tingkat regional, dan hanya 16 besar yang lolos ke babak final tingkat nasional.
Para finalis tingkat nasional telah melakukan presentasi karya tulis yang diuji langsung oleh dewan juri, antara lain Prof Ronny Rachman Guru Besar dari Institut Pertanian Bogor, Joko Intarto sebagai CEO Jagaters yang mengelola 34 studio produksi video conference di Jakarta, serta Zulfika Satria Kusharsanto, seorang perekayasa ahli muda di Badan Riset dan Inovasi Nasional sekaligus juga merupakan Alumni Beswan Djarum 2011/2012.
Prof Ronny Rachman selaku Ketua Dewan Juri Tingkat Nasional mengungkapkan pihaknya senang sekali bisa melihat langsung 16 finalis mempresentasikan karya tulisnya.
Hal yang paling menggembirakan adalah tahun ini topik yang diangkat cukup beragam dan relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat seperti memanfaatkan bahan alami untuk pengobatan dan kesehatan, kepedulian terhadap atlet, permasalahan pencemaran lingkungan, serta permasalahan manajemen energi terbarukan.
"Kami dewan juri memilih karya tulis Aplikasi berSATU dan Oksimeter Janin Non-Invasif karena ide mereka menarik dan solutif. Isu di bidang olahraga masa depan atlet dan kesehatan bayi akibat kekurangan oksigen adalah isu yang kerap terjadi di tengah masyarakat," ujarnya.
Pihaknya berharap karya tulis mereka ini menjadi langkah awal generasi muda yang peduli terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat, sekaligus hasil pemikiran yang cemerlang dari para generasi muda sangat berharga untuk membangun bangsa di masa mendatang
Andi Ameera Sayaka Cakravastia mengaku mengangkat topik mengenai BerSATU: Aplikasi Terintegrasi Untuk Memaksimalkan Potensi Atlet Serta Mempersiapkan Dan Menjamin Masa Depan Atlet Indonesia ini berlatar belakang epedulian terhadap para pahlawan olahraga Indonesia yang harus berjuang sekuat tenaga demi mendapatkan kehidupan kayak selepas karir olahraganya.
Aplikasi "berSATU" dilengkapi dengan berbagai fitur bantuan berupa layanan serta edukasi dari berbagai aspek yakni, karir atlet profesional, finansial, kesehatan mental, pendidikan, dan sosial.
"Melalui aplikasi terintegrasi "berSATU" diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan dengan memaksimalkan potensi atlet serta membantu para atlet mempersiapkan masa depannya," katanya.
Najla Rasikha Putri Harza menjelaskan memilih topik Oksimeter Janin Non-Invasif Untuk Mendeteksi Hipoksia Kandungan Menggunakan Kontrol Optode dan Algoritma Ekstraksi Sinyal Janin karena menurut WHO, 23 persen kematian bayi yang baru lahir disebabkan oleh Birth Asphyxia.
Asfiksia terjadi ketika otak bayi dan organ tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi sebelum, selama, atau tepat setelah lahir. Salah satu cara untuk mencegah asfiksia adalah dengan memonitor kondisi bayi secara berkala.
"Maka dikembangkan alat oksimeter janin yang non-invasif agar dapat digunakan secara aman dan portable di mana saja. Metode alat yang diajukan menggunakan Optode Control and Fetal Signal Extraction Algorithm. Metode ini menangkap sinyal gabungan dari Ibu dan janin, lalu dengan algoritma ekstraksi akan memisahkan sinyal janin, dan menghasilkan informasi terkait tingkat dan status SpO2 janin," katanya.