Purwokerto (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terus melakukan inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya Rumah Produksi Mocaf di Kabupaten Banjarnegara yang diresmikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Haedar Nasir pada hari Kamis (29/9).

"UMP terus melakukan inovasi dan kolaborasi. Inovasinya saya kira sudah beberapa waktu kita bangun, dan salah satunya adalah berkolaborasi dengan Rumah Mocaf," kata Rektor UMP Dr. Jebul Suroso di Purwokerto, Senin.

Menurut dia, kolaborasi tersebut berupa riset yang dimulai dari bahan baku yang bagus hingga pengembangan produk.

Ke depan, kata dia, beberapa fakultas di UMP turut kontribusi untuk melakukan rebranding atau digitalisasi di proses pemasaran.

Lebih lanjut, Rektor mengatakan produk mocaf Banjarnegara banyak yang bagus dan diharapkan terus berkembang. 

"UMP saat ini memiliki beberapa periset yang Insyaallah terus dikembangkan dengan maju, dan di sini tampaknya teman-teman dosen sudah bisa mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan yang angkanya luar biasa," jelasnya. 

Baca juga: Wabup Banyumas bangga menjadi alumni UMP

Sementara itu, Wakil Rektor IV Bidang Riset dan SDM Dr. Anwar Ma'ruf, M.T. mengatakan Fakultas Teknik Kimia UMP telah melakukan kolaborasi dengan PT Rumah Mocaf Indonesia (RMI) dengan wujud kerja sama berupa pengembangan tepung mocaf tinggi protein melalui Hibah Penelitian Riset Keilmuwan 2021. 

Kolaborasi lain, kata dia, berupa pengabdian masyarakat lewat hibah Pengmas MBKM Dikti Tahun 2020 untuk pengadaan alat produksi mocaf, pengabdian masyarakat lewat program Hibah Program Kemitraan Masyarakat Dikti terkait pengelolaan limbah produksi (tahun 2022), dan Program Kedaireka untuk pengembangan alat pengering mocaf dan tata kelola limbah (tahun 2022). 

“UMP sudah melakukan beberapa langkah aktif untuk meningkatkan produktivitas PT Rumah Mocaf Indonesia, antara lain inovasi di bidang proses pengeringan. Bersama dengan tim, ada dari Fakultas Teknik, kita mengembangkan mesin oven pengering, sehingga proses pengeringan tidak lagi bergantung kepada cuaca matahari, dan itu prosesnya cukup empat sampai enam jam," jelasnya. 

Selain itu, kata dia, UMP juga telah melakukan inovasi di dalam proses fermentasi. Bahkan, Tim UMP sudah berhasil mengembangkan mocaf tinggi protein dengan kandungan sampai 4 persen. 

"Program inovasi lain yang kami lakukan adalah pembuatan mi. Kami bersama tim dari program studi Agroteknologi, ada mahasiswa mengembangkan mi yang berbahan dasar dari tepung mocaf yang tinggi protein. Mudah-mudahan dengan inovasi ini semakin menguatkan dari produk pengolahan produk mocaf," katanya.

Tidak cukup sampai di situ, dalam pengolahan limbah, tim dari Teknik kimia juga telah berhasil mengelola limbah yang biasanya dibuang, kini dijadikan sebuah produk yang memiliki nilai jual tinggi yakni menjadi nata de mocaf. 

"Jadi tidak ada limbah yang terbuang. Kami mendapatkan support dari Dikti, dengan begitu, kami bisa mendorong Rumah Mocaf ini menjadi produksi yang ramah lingkungan," kata Anwar. (tgr)

Baca juga: Pasangan suami-istri ini jalani wisuda bareng di UMP
Baca juga: Mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi UMP juara desain peta internasional
Baca juga: Empat mahasiswa PGSD UMP jadi penyaji di konferensi internasional