Semarang (ANTARA) - PT Amartha Mikro Fintek, sebuah perusahaan teknologi keuangan, mengajak kaum perempuan melek digitalisasi teknologi untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang mampu mengembangkan ekonomi pedesaan.

"Kami tidak hanya kasih pinjaman dan dapat bunga, tapi juga kasih mentoring, training. Terakhir training literasi keuangan," kata Head of New Retail Amartha Aditya Pratomo, di Semarang, Kamis.

Hal tersebut disampaikan saat pengenalan AmarthaOne, yakni program yang memfasilitasi para agen untuk dapat memberikan layanan keuangan digital di pedesaan yang dapat diakses melalui aplikasi Amartha+.

Menurut dia, AmarthaOne merupakan wujud kontribusi Amartha dalam melakukan digitalisasi ekonomi pedesaan sebagai komitmen perusahaan dalam menyediakan teknologi yang inklusif.

Diakuinya, seluruh agen Amartha selama ini memang perempuan karena sebagai "prosperity platform" fokus pada penyediaan layanan keuangan dan teknologi inklusif bagi UMKM akar rumput.

"Ya, semua agen kami dari kalangan ibu-ibu. Meskipun ke depan terbuka kemungkinan untuk tidak hanya perempuan. Agen Amartha ini bisa jualan pulsa lewat digital aplikasi, bayar cicilan," katanya.

Bahkan, kata dia, agen Amarta juga bisa membantu melayani pembelian barang di platform belanja "online" bagi masyarakat pedesaan yang mungkin belum mengenal aplikasi digital.

"Dengan AmarthaOne, para agen dapat memperoleh keuntungan lebih besar dari hasil penjualan PPOB (payment point online bank). Memang sudah ada pemain yang existing, tetapi kami tetap optimistis," katanya.

Ia menyebutkan saat ini terdapat hampir 11.000 agen Amartha yang tersebar di 17 daerah, dan 2.500 agen di antaranya berada di Jawa Tengah atau berkontribusi hampir 25 persen.

Saat ini, program keagenan AmarthaOne telah tersedia di 17 wilayah regional Amartha, di antaranya Jateng, Jawa Timur, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.

"Meski ekonomi global melemah, Amartha mencatatkan 'performance' yang bagus pada 2022 dengan mencairkan Rp11 triliun untuk 1,6 juta UMKM. Untuk Jateng, pencairannya Rp4,8 triliun," pungkas Aditya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang Maria Sri W mengapresiasi keberadaan Amartha yang turut membantu pelaku UMKM di Semarang yang merupakan Ibu Kota Jateng.

"Jumlah total UMKM di Kota Semarang saat ini sebanyak 29.611 UMKM yang terbagi dalam 10 klaster. Mereka ini yang tercatat ber-NIB (nomor induk berusaha)," katanya.