Pengunjung Kebun Raya Indrokilo Boyolali saat libur Lebaran menurun
Rabu, 26 April 2023 21:01 WIB
Sejumlah pengunjung berkumpul menikmati keindahan taman dan fasilitas wisata di Kebun Raya Indrokilo, Desa Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Rabu (26/4/2023). ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Boyolali (ANTARA) - Pengunjung objek wisata konservasi, edukasi, dan rekreasi Kebun Raya Indrokilo, Desa Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada liburan Lebaran 2023 mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.
"Jumlah pengunjung di KR Indrokilo libur Lebaran sejak dibuka pada Senin (24/4), sebanyak 710 orang, Selasa (25/4), sebanyak 732 orang, dan Rabu ini, turun lagi 174 orang sehingga total 1.616 orang," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) KR Indrokilo Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali Lilik Triwahyuni di Boyolali, Rabu.
Jika dibandingkan dengan liburan Lebaran pada Juni 2022 mencapai 16.813 orang, maka penurunan cukup signifikan.
Hal ini, kata dia, jarak hari libur usai Lebaran pendek sehingga masyarakat tidak sempat untuk mendatangi sejumlah tempat wisata seperti KR Indrokilo yang menjadi salah satu ikon Kabupaten Boyolali.
Dia menjelaskan KR Indrokilo Boyolali menjadi alternatif destinasi wisata di tengah kota yang murah dan sarat edukasi. KR Indrokilo menyimpan beragam flora dari hutan hujan tropis dataran rendah Jawa bagian timur mulai dari Cilacap sampai Banyuwangi. Total tanaman yang dikurasi Indrokilo mencapai 370 spesies dengan 1.700 spesimen.
"Koleksi tanamannya telah dikelompokkan berdasarkan masing-masing famili. Mulai dari buah-buahan, tanaman paku, anggrek, dan bambu. Tanamannya ada yang dari KPH Telawa, bantuan KR Bogor, KR Purwodadi, dari beberapa cagar alam kami pernah ambil spesimen di sana," katanya.
Menurun dia, KR Indrokilo sebenarnya memiliki lima fungsi yakni konservasi, pendidikan, penelitian, rekreasi, dan jasa lingkungan. Banyak mahasiswa yang memanfaatkan kebun raya ini, untuk penelitian. Selain itu, masyarakat juga memanfaatkan lokasi itu, sebagai tempat berkumpul dan piknik.
Kepala DLH Boyolali Wiwis Trisiwi Handayani menambahkan KR Indrokilo menjadi alternatif tempat wisata berwawasan lingkungan bagi masyarakat Boyolali dan sekitarnya.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya kunjungan terutama pada hari libur. Indrokilo dapat menjadi potensial bagi PAD Pemkab Boyolali.
Pengunjung cukup membeli tiket retribusi Rp5.500 per orang, sudah dapat menikmati lokasi wisata yang memiliki banyak tempat menarik untuk swafoto dan bersantai bersama keluarga.
Pengelola KR Indrokilo juga menyewakan sepeda gunung untuk pengunjung dewasa, sedangkan untuk anak-anak juga disediakan sepeda khusus. Selain itu, ada dua kendaraan wisata listrik untuk pengunjung, setiap orang dikenai biaya Rp50 ribu, untuk mengelilingi lokasi wisata dengan lahan seluas sekitar 8,9 hektare itu.
Selain itu, KR Indrokilo merupakan wisata edukasi bagi anak-anak. Selain pengunjung bisa menikmati keindahan alam, mereka juga mendapatkan edukasi tentang koleksi jenis tanaman dan sejarah ikon-ikon yang ada melalui aplikasi digital.
Pengunjung KR Indrokilo kebanyakan menikmati keindahan alam dengan sejumlah tempat untuk berswafoto, seperti Gerbang Pasingsingan, Bahtera Nabi Nuh, Air Terjun Niagara, Taman Paku, Taman Labirin, Viewing Point, Patung Sosro Birowo, dan Ecological House.
"Jumlah pengunjung di KR Indrokilo libur Lebaran sejak dibuka pada Senin (24/4), sebanyak 710 orang, Selasa (25/4), sebanyak 732 orang, dan Rabu ini, turun lagi 174 orang sehingga total 1.616 orang," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) KR Indrokilo Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali Lilik Triwahyuni di Boyolali, Rabu.
Jika dibandingkan dengan liburan Lebaran pada Juni 2022 mencapai 16.813 orang, maka penurunan cukup signifikan.
Hal ini, kata dia, jarak hari libur usai Lebaran pendek sehingga masyarakat tidak sempat untuk mendatangi sejumlah tempat wisata seperti KR Indrokilo yang menjadi salah satu ikon Kabupaten Boyolali.
Dia menjelaskan KR Indrokilo Boyolali menjadi alternatif destinasi wisata di tengah kota yang murah dan sarat edukasi. KR Indrokilo menyimpan beragam flora dari hutan hujan tropis dataran rendah Jawa bagian timur mulai dari Cilacap sampai Banyuwangi. Total tanaman yang dikurasi Indrokilo mencapai 370 spesies dengan 1.700 spesimen.
"Koleksi tanamannya telah dikelompokkan berdasarkan masing-masing famili. Mulai dari buah-buahan, tanaman paku, anggrek, dan bambu. Tanamannya ada yang dari KPH Telawa, bantuan KR Bogor, KR Purwodadi, dari beberapa cagar alam kami pernah ambil spesimen di sana," katanya.
Menurun dia, KR Indrokilo sebenarnya memiliki lima fungsi yakni konservasi, pendidikan, penelitian, rekreasi, dan jasa lingkungan. Banyak mahasiswa yang memanfaatkan kebun raya ini, untuk penelitian. Selain itu, masyarakat juga memanfaatkan lokasi itu, sebagai tempat berkumpul dan piknik.
Kepala DLH Boyolali Wiwis Trisiwi Handayani menambahkan KR Indrokilo menjadi alternatif tempat wisata berwawasan lingkungan bagi masyarakat Boyolali dan sekitarnya.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya kunjungan terutama pada hari libur. Indrokilo dapat menjadi potensial bagi PAD Pemkab Boyolali.
Pengunjung cukup membeli tiket retribusi Rp5.500 per orang, sudah dapat menikmati lokasi wisata yang memiliki banyak tempat menarik untuk swafoto dan bersantai bersama keluarga.
Pengelola KR Indrokilo juga menyewakan sepeda gunung untuk pengunjung dewasa, sedangkan untuk anak-anak juga disediakan sepeda khusus. Selain itu, ada dua kendaraan wisata listrik untuk pengunjung, setiap orang dikenai biaya Rp50 ribu, untuk mengelilingi lokasi wisata dengan lahan seluas sekitar 8,9 hektare itu.
Selain itu, KR Indrokilo merupakan wisata edukasi bagi anak-anak. Selain pengunjung bisa menikmati keindahan alam, mereka juga mendapatkan edukasi tentang koleksi jenis tanaman dan sejarah ikon-ikon yang ada melalui aplikasi digital.
Pengunjung KR Indrokilo kebanyakan menikmati keindahan alam dengan sejumlah tempat untuk berswafoto, seperti Gerbang Pasingsingan, Bahtera Nabi Nuh, Air Terjun Niagara, Taman Paku, Taman Labirin, Viewing Point, Patung Sosro Birowo, dan Ecological House.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Susun "masterplan" Kebun Raya Tinjomoyo, DLH Kota Semarang studi banding ke Bali
19 September 2024 11:48 WIB