Semarang (ANTARA) - Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah mencatat transaksi penjualan pada pameran "UMKM Gayeng 2023" hingga April kemarin mencapai Rp9,85 miliar atau naik dari pameran serupa tahun lalu yang hanya sebesar Rp8 miliar.

"(Transaksi, red.) UMKM Gayeng kemarin cukup besar, yakni Rp9,85 miliar. Naik 10 persen dibanding tahun lalu," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra di Semarang, Rabu.

Pameran "UMKM Gayeng 2023" yang diprakarsai Bank Indonesia Jateng digelar di tiga negara, yakni Indonesia, Singapura, dan Belgia yang diikuti 130 UMKM secara "offline", dan 150 UMKM pameran secara "online".

Di Indonesia, "UMKM Gayeng" berlangsung 11-15 April 2023 di Semarang, kemudian di Singapura. Sedangkan di Belgia, berlangsung hingga tiga bulan di City Walk Centre, Wiegstraat Antwerpen Belgia.

"Ada beberapa (pameran, red.) yang masih berjalan, terutama di Belgia ya. Karena selama tiga bulan. April, Mei, dan Juni di Belgia. Di Singapura juga masih ada beberapa kontrak baru," katanya.

Namun, diakuinya, nilai transaksi paling banyak selama pameran tetap dari Indonesia yang paling besar disumbang dari industri makanan dan minuman, serta mebel.

Bukan hanya hasil penjualan pameran yang cukup menggembirakan, namun juga keberhasilan menghubungkan UMKM Jateng dengan "potential buyer" yang nantinya diharapkan mampu mendorong UMKM memiliki pangsa ekspor yang kian meningkat.

Menurut dia, pencapaian tersebut tidak terlepas dari keberhasilan pameran "UMKM Gayeng 2023" dalam menggandeng beberapa agregator dan 16 pembeli potensial dari mancanegara.

Ia menjelaskan pameran "UMKM Gayeng" yang diinisiasi sejak 2019 terus diperluas skalanya sehingga pada pelaksanaan kelima tahun ini mencakup hingga mancanegara, yakni Singapura dan Belgia.

Tentunya, tujuan utama pelaksanaan pameran di kedua negara tersebut adalah memperkenalkan produk-produk UMKM Jateng yang berkelas ekspor yang telah diseleksi melalui proses kurasi yang ketat.

Dari sebanyak 312 UMKM mitra dan binaan BI Jateng, terdapat 75 UMKM yang memiliki potensi ekspor yang menghasilkan berbagai produk mulai dari kain, fesyen, kerajinan, maupun makanan dan minuman.

Produk-produk kerajinan seperti mainan kayu, kerajinan kerang, "woodenware", dan keramik menjadi favorit potensial buyer di luar negeri.

"Bahkan, dua UMKM Jateng telah berhasil menjadi pemasok tetap produk 'ceramic homedeco' dengan 'wooden kitchenware' di Bugis Junction Singapura," pungkas Rahmat.

Baca juga: Pemkot Pekalongan ajak UMKM manfaatkan peluang ekspor ke pasar global