Logo Header Antaranews Jateng

Alumni FEB Unsoed ini cetak 80 gerai "coffe shop" di Indonesia

Selasa, 14 Januari 2025 13:18 WIB
Image Print
Salah seorang alumni Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Danang Yuda Prawira (tengah) sukses mendirikan 80 gerai coffee shop di seluruh Indonesia. ANTARA/Dokumentasi Pribadi
Jalan setapak menuju kebahagiaan adalah jalan yang penuh rasa sakit dan malu

Purwokerto (ANTARA) - Salah seorang alumni Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Danang Yuda Prawira sukses mendirikan 80 gerai coffee shop di seluruh Indonesia. 

Siapa yang tidak kenal dengan Kopi Calf? Kopi Calf adalah brand kopi asli Indonesia dengan menu signature-nya, kopi susu kaleng siap minum, yang telah hadir sejak 2019. Brand ini sudah memiliki 80 gerai dengan dua konsep, yaitu Calf Coffee Industry dan Calf To Go. 

Gerai Kopi Calf telah tersebar di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bekasi, Tangerang, Depok, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Solo, Malang, dan Sidoarjo. Gerai ke-80 akan segera hadir di wilayah tempat Danang menyelesaikan studi S1-nya di Unsoed, yaitu Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Usaha coffee shop tersebut mulai dirintis Danang pada tahun 2019, tepat setelah menyelesaikan kuliah di Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan FEB Unsoed. Usahanya bermula dari garasi rumah di Jatiwaringin, Bekasi, Jawa Barat, yang dirombak menjadi tempat kopi sederhana untuk berkumpul bersama teman-teman sekolah. 

Singkat cerita, setelah datangnya pandemi COVID-19, kedai kopi ini beralih menjadi "Coffee To Go," yang menjadi titik balik bagi Kopi Calf.

"Saya melihat sebuah kekurangan atau masalah yang ada di tempat saya tinggal. Pada saat itu, tren kopi belum terlalu masif dan masih ada potensi untuk berkembang. Dalam pikiran saya, saya ingin menjawab kekurangan tersebut dengan 'menyuplai kafein harian warga sekitar'," katanya.

Baca juga: Pakar hukum: Perlu evaluasi terhadap kurikulum pendidikan Polri

Alasan berikutnya karena Danang mengenal dirinya sebagai pribadi yang ingin lebih fleksibel dalam menjalankan sesuatu yang diyakini mampu dia selesaikan dengan caranya sendiri. 

"Selain itu, hal ini juga sejalan dengan tujuan hidup saya yang memang sejak awal ingin berbisnis, dan syukur, ada celah peluang yang belum dimanfaatkan," ungkapnya.

Ia pun menyampaikan motivasi dalam mencapai kesuksesan bisnisnya, yakni "Jalan setapak menuju kebahagiaan adalah jalan yang penuh rasa sakit dan malu".

"Jika kita mengalami proses gagal, sakit, susah, dan perih, mungkin kita sedang berada di jalan yang tepat untuk meraih kesuksesan," jelasnya.

Terkait dengan hal itu, dia mendorong adik-adik tingkatnya serta generasi Soedirman (sebutan bagi mahasiswa Unsoed, red.) untuk menjadi wirausaha dengan menyesuaikan diri pada keadaan sekarang, di mana segalanya semakin terdigitalisasi. 

"Gim saat ini telah berubah, dan transisi ini masih terbilang baru, sehingga masih banyak hal yang bisa dieksplorasi lebih jauh di era digital. Selain itu, penting untuk beradaptasi dengan teknologi yang dapat digunakan sebagai media untuk berinvestasi, seperti cryptocurrency, saham, dan lain-lain. Skill ini harus dipelajari sedini mungkin agar fondasi pengetahuan semakin kokoh dan dapat mencapai tujuan atau output yang diinginkan," kata Danang.

Baca juga: Etika dan transparansi dalam kepemimpinan olahraga
Baca juga: Ini 10 program studi terfavorit di Unsoed pada tahun 2024
Baca juga: Unsoed pastikan mahasiswa KKN 2025 terlindungi BPJS Ketenagakerjaan



Pewarta :
Editor: Sumarwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2025