Tangerang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Tangerang mengungkapkan berdasarkan hasil skrining penanganan penyakit tidak menular (PTM) hingga Mei 2023, ada 20 ribu warga daerah itu mengalami obesitas.

"Ini merupakan hasil skrining dengan sasaran di atas 15 tahun, ditemukan hasil warga terkonfirmasi obesitas didominasi oleh usia 20 hingga 50 tahun,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dini Anggraeni dalam keterangan yang diterima di Tangerang, Selasa.

Ia menjelaskan dari hasil skrining yang dilakukan akan terus diperbarui secara berkala serta menggencarkan pola penanganannya.

Penangan yang dilakukan, di antaranya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli terkait skrining atau deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular, termasuk obesitas ini.

Kemudian, menggencarkan gaya hidup "Cerdik", yaitu Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet gizi seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stres.

Selain itu, Dinkes juga telah membentuk 419 pos binaan terpadu (Posbindu) yang digerakkan oleh kader kesehatan yang dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular di wilayah kerjanya.

“Selain itu, masyarakat juga dapat memanfaatkan fasilitas di 39 Puskesmas yang ada di Kota Tangerang, dimana seluruh Puskesmas telah tersedia layanan Pos Gizi yang dapat dimanfaatkan untuk berkonsultasi terkait gizi secara gratis,” ujar Dini.

Ia menambahkan kasus obesitas tak hanya ditekankan kepada pemkot saja, tetapi dibutuhkan kesadaran akan kepedulian kesehatan pada masyarakat itu sendiri, di antaranya rajin mengikuti kegiatan kesehatan yang dihadirkan Posbindu, memanfaatkan layanan yang disediakan, hingga rajin atau memiliki kesadaran untuk rutin melakukan pemeriksaan atau konsultasi kesehatan.

“Dalam hal kesehatan, jangan datang pada saat ada keluhan saja. Cek kesehatan penyakit tidak menular secara rutin, kalau bisa sebulan sekali. sehingga segala penyakit dapat diminimalisasi sedini mungkin dengan penanganan yang tepat dan sesuai. Usahakan berobat di stadium awal," katanya

Baca juga: 148 kasus obesitas anak ditemukan di Semarang