Magelang (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Magelang, Jawa Tengah, memberikan pelatihan pengolahan kopi kepada 30 pelaku industri kecil menengah (IKM) yang bergerak di bidang minuman kopi, barista, keluarga buruh, dan masyarakat umum.

Kepala Disperindag Kota Magelang, Syaifullah di Magelang, Selasa, mengatakan Kota Magelang sudah mulai berkembang industri kecil yang bergerak di bidang pengolahan kopi. Hal ini dapat dilihat semakin banyaknya kafe-kafe kopi yang ada.

Ia menyampaikan semakin banyak minat dari pangsa pasar olahan kopi dan masih banyak dijumpai industri kecil olahan kopi yang perlu ditingkatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya dalam teknik roasting, barista dan manual brew.

"Materi pelatihan meliputi kopi dari hulu sampai hilir, teori dan praktik roasting kopi, profesi barista, teori dan praktek pembuatan espresso dan milk frothing serta teori dan Praktik manual brewing (penyeduhan kopi manual)," katanya.

Ia menuturkan kegiatan ini untuk meningkatkan kapasitas SDM pelaku usaha bidang olahan kopi Kota Magelang. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan bagi pelaku IKM di Kota Magelang, khususnya yang bergerak di bidang olahan kopi.

Adapun anggaran kegiatan pelatihan ini berasal dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) yang digunakan sebagai salah satu kegiatan untuk pelatihan keterampilan kerja.

Syaifullah berharap melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas diri para pelaku IKM olahan kopi dalam mengarahkan tujuan usahanya dengan mengeksplorasi keseluruhan kapasitas yang ada dalam dirinya. Para pelaku IKM juga akan didorong untuk melakukan networking atau kerjasama dalam group dengan harapan menjadi individu yang lebih memahami konsep bagaimana mengejar prestasi atau tujuan yang telah ditentukan.

Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz mengatakan para peserta yang ingin memulai usaha di bidang kopi harus memiliki keberanian untuk berkembang. Keberhasilan didapatkan dari kegagalan-kegagalan sebelumnya.

"Keberanian itu penting, berani mengembangkan pasar, kreatif. Kalau mau berhasil harus siap gagal juga. Kalau jualan pakai pakaian yang rapi karena akan berpengaruh harga jual," katanya.

Dia mencontohkan harga produk di area bandara dan di luar negeri yang dibanderol harga tinggi karena kemasan dan pelayanan yang bagus.

Aziz meminta para peserta untuk mengikuti pelatihan dengan baik, kemudian mempraktikkannya.

"Yang penting setelah pelatihan ini harus dipraktikkan, kalau gagal tidak masalah," katanya.

Baca juga: Masyarakat kelola 3.000 hektare tanaman kopi KPH Kedu Utara Perhutani