Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), menjadi bertengger di atas level psikologis 2.000 dolar AS, tertinggi sejak Mei dan mencatat rekor kenaikan bulanan terbesar dalam empat bulan ditopang harapan akhir kenaikan suku bunga bank sentral dan dolar AS yang lebih lemah.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange terangkat 9,30 dolar AS atau 0,5 persen menjadi menetap di 2.009,20 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di 2.010,90 dolar AS serta meningkat 2,1 persen untuk Juli merupakan kenaikan bulanan tertinggi sejak Maret.

Dolar AS yang lebih lemah membantu meningkatkan harga emas pada Senin (31/7), karena para pedagang bertaruh bahwa pelonggaran inflasi di AS dapat menahan Federal Reserve untuk mendorong suku bunga lebih tinggi lagi.

"Harga emas sedang mencoba penembusan bullish karena meningkatnya optimisme bahwa bank-bank sentral utama mendekati akhir dari siklus pengetatan mereka. Bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA) mungkin selesai minggu ini dan Bank Sentral Inggris (BoE) mungkin selesai setelah beberapa minggu lagi," tulis Edward Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.

"Reli emas bisa berlanjut jika prospek pertumbuhan memburuk," kata Moya. "Jika Wall Street mulai menurunkan suku bunga secara agresif pada kuartal pertama tahun 2024, emas dapat dengan mudah menemukan rumah di atas level 2.000 dolar AS. Tampaknya emas perlu menunggu pendapatan Apple dan laporan penggajian non-pertanian, sebelum memberikan langkah besar berikutnya."

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September terangkat 48 sen atau hampir 2,0 persen, menjadi berakhir pada 24,97 dolar AS per ounce dan melonjak hampir 8,5 persen untuk Juli.

Sementara itu, platinum untuk pengiriman Oktober melonjak 14,90 dolar AS atau 1,6 persen, menjadi menetap di 958,60 dolar AS per ounce dan membukukan kenaikan bulanan hampir 5,0 persen.