Semarang (ANTARA) - Ratusan pesepeda, baik yang berasal dari komunitas maupun masyarakat umum, di Kota Semarang menggelar Semarang Cycling Collaboride, Minggu, sebagai salam perpisahan dan ungkapan cinta kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beserta istri Siti Atikoh.

Sekitar 200-an pesepeda itu menempuh rute dalam Kota Semarang yang dimulai dari Kantor Gubernur Jateng sekira pukul 06.00 WIB kemudian menyusuri rute ke Jalan Sriwijaya-Jalan Kedungmundu-Jalan MT Haryono, serta Kawasan Kota Lama Semarang.

Dari Kawasan Kota Lama Semarang, para pesepeda menuju ke arah Jalan Pemuda-Jalan Pamularsih-Sampangan, dan finish di Rumah Dinas Gubernur Jateng.

Sesampainya di Puri Gedeh, para pesepeda bersilaturahmi dan sarapan bareng Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

“Colllaboride ini untuk menyambut perpisahan Bapak Gubernur Jawa Tengah. Hari ini kita rutenya hanya kota-kota, lalu berakhir di Puri Gedeh," kata Yessy, salah seorang peserta Semarang Cycling Collaboride saat ditemui di Puri Gedeh.

Ia  menceritakan, Gubernur Ganjar Pranowo dan Siti Atikoh memang sering bersepeda atau mengikuti kegiatan bersama seperti ini.

Bahkan di setiap aktivitas bersepedanya, baik Ganjar maupun Atikoh, lanjut dia, selalu menyapa masyarakat di sekitar rute yang dilalui.

"Bapak sama Ibu itu pegowes yang humble. Semoga semangat beliau selalu tersimpan di hati kita karena dengan gemar berolahraga kota akan sehat," ujarnya.

Selain ratusan pesepeda dari Kota Semarang, Ganjar juga menerima tamu yang merupakan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) atau simpatisan Ganjar Pranowo yang tergabung dalam Sigap. 

Para alumni ITB itu berangkat dari Bandung dengan bersepeda menuju Cirebon, kemudian dilanjutkan bersepeda sampai di Semarang pada Sabtu (2/9) sore.

Pada hari ini mereka kemudian ikut olahraga jalan sehat keliling wilayah Gajahmungkur bersama Ganjar Pranowo.
Nila Oktaviani, ketua rombongan dari alumni ITB, mengatakan Ganjar Pranowo merupakan sosok yang kuat dan unggul secara fisik dan stamina, tidak jaim dan selalu ramah, serta memanusiakan manusia dan tidak pencitraan. 

"Rute ekstrem. Kalau untuk orang biasa yang staminanya gak kuat atau apa itu gak biasalah. Dari segi kepribadian, itu gak ada jaim-jaimnya. Saya lihat langsung lihat dengan mata kepala sendiri menyapa orang yang ditemui. Itu paket jaim atau pencitraan," katanya.

Ia menyebut sosok Ganjar Pranowo yang memanusiakan manusia itu juga ditunjukkan dari cara ia menyambut rombongan dari Bandung.

Menurutnya, Ganjar tahu betul upaya luar biasa yang dilakukan rombongan dari Bandung itu untuk sampai di Semarang. 

"Beliau menyisakan waktu yang sangat spesial buat kami di pagi hari pukul 06.00 WIB. Ayo jalan bareng setelah itu sarapan bareng. Artinya beliau itu tidak terpaku pada protokoler,  memanusiakan manusia. Jadi kalau beliau jadi pemimpin akan seperti itu juga karena itu sudah karakter," ujarnya.***3***