Bus TransJateng layani 23,6 juta penumpang
Minggu, 17 September 2023 9:31 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meluncurkan BRT Transjateng rute Semarang-Grobogan, Rabu (13/10). ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng.
Semarang (ANTARA) - Angkutan aglomerasi berupa Bus Rapid Transit (BRT) TransJateng telah melayani sebanyak 23.672.113 orang penumpang di tujuh koridor sejak dioperasikan pada tahun 2013 hingga pertengahan 2023.
“23,6 juta penumpang itu dengan kriteria yang meliputi kalangan umum, pelajar, buruh, dan veteran,” kata Kepala Balai Transportasi Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah Agung Pramono di Semarang, Minggu.
Ia menyebut angkutan aglomerasi yang murah dan nyaman serta diinisiasi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo itu menjadi primadona bagi kalangan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Hampir dari seluruh koridor BRT TransJateng, penumpang paling banyak adalah kalangan pelajar dan buruh.
“Dua kalangan penumpang yang paling besar jumlahnya yaitu pelajar atau anak-anak sekolah sama buruh. Itu yang paling besar dari semua koridor," ujarnya.
Ia mencontohkan pada BRT TransJateng koridor Semarang-Bawen, sejak 2017- 2023 jumlah penumpang pelajar tercatat 1.156.832 orang, dan buruh 978.330 orang, serta veteran 2.276 orang.
Kemudian, pada koridor Purwokerto-Purbalingga kurun waktu yang sama, jumlah penumpang pelajar tercatatb1.065.985 orang, buruh 547.609 orang, dan veteran 836 orang.
"Kami tahu, mereka (pelajar dan buruh) kan dalam kategori golongan menengah ke bawah. Kayak pelajar belum punya pendapatan, buruh pabrik yang segmennya pekerja keras, yang gajinya masih rata-rata UMR," katanya.
Apalagi biaya atau tarif bus juga terbilang terjangkau yakni bagi pelajar, buruh dan veteran tarifnya hanya Rp2.000 sekali jalan, sedangkan bagi penumpang umum Rp4.000 ribu.
Besaran tarif itu, menurut Agung, lebih hemat dibandingkan mereka menggunakan kendaraan pribadi.
“Oleh karenanya, keberadaan BRTTrans Jateng dapat menunjang aktivitas pelajar dan buruh. Atau juga menunjang kegiatan masyarakat lain, misalnya pergi ke pasar, atau tujuan lainnya,” ujarnya.
Dishub Jateng mengharapkan pemerintah kabupaten/kota bisa menyediakan feeder agar BRT TransJateng dapat menjangkau masyarakat hingga ke pelosok.
Sejauh ini, pada masing-masing koridor BRT TransJateng tersedia sebanyak 14 unit armada, namun khusus untuk koridor Semarang-Bawen tersedia 28 unit armada karena tingginya minat penumpang.
"Koridor gemuk (padat penumpang) ya koridor Semarang-Bawen. Saat peak bisa 100 persen lebih. Saat off peak sekitar 70-80 persen. Di kisaran 85 persen," katanya.
Selain meringankan beban ekonomi masyarakat, keberadaan, lanjut dia, BRT TransJateng juga dapat mengurangi tingkat pemakaian kendaraan bermotor di jalan raya, mengurangi kemacetan lalu lintas, juga mengurangi angka kecelakaan dan polusi udara.
Saat ini ada tujuh koridor BRT TransJateng yaitu Semarang-Bawen, Semarang-Kendal, Purwokerto-Purbalingga, Magelang-Purworejo, Solo-Sragen, Semarang-Grobogan, dan Solo-Wonogiri.
“23,6 juta penumpang itu dengan kriteria yang meliputi kalangan umum, pelajar, buruh, dan veteran,” kata Kepala Balai Transportasi Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah Agung Pramono di Semarang, Minggu.
Ia menyebut angkutan aglomerasi yang murah dan nyaman serta diinisiasi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo itu menjadi primadona bagi kalangan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Hampir dari seluruh koridor BRT TransJateng, penumpang paling banyak adalah kalangan pelajar dan buruh.
“Dua kalangan penumpang yang paling besar jumlahnya yaitu pelajar atau anak-anak sekolah sama buruh. Itu yang paling besar dari semua koridor," ujarnya.
Ia mencontohkan pada BRT TransJateng koridor Semarang-Bawen, sejak 2017- 2023 jumlah penumpang pelajar tercatat 1.156.832 orang, dan buruh 978.330 orang, serta veteran 2.276 orang.
Kemudian, pada koridor Purwokerto-Purbalingga kurun waktu yang sama, jumlah penumpang pelajar tercatatb1.065.985 orang, buruh 547.609 orang, dan veteran 836 orang.
"Kami tahu, mereka (pelajar dan buruh) kan dalam kategori golongan menengah ke bawah. Kayak pelajar belum punya pendapatan, buruh pabrik yang segmennya pekerja keras, yang gajinya masih rata-rata UMR," katanya.
Apalagi biaya atau tarif bus juga terbilang terjangkau yakni bagi pelajar, buruh dan veteran tarifnya hanya Rp2.000 sekali jalan, sedangkan bagi penumpang umum Rp4.000 ribu.
Besaran tarif itu, menurut Agung, lebih hemat dibandingkan mereka menggunakan kendaraan pribadi.
“Oleh karenanya, keberadaan BRTTrans Jateng dapat menunjang aktivitas pelajar dan buruh. Atau juga menunjang kegiatan masyarakat lain, misalnya pergi ke pasar, atau tujuan lainnya,” ujarnya.
Dishub Jateng mengharapkan pemerintah kabupaten/kota bisa menyediakan feeder agar BRT TransJateng dapat menjangkau masyarakat hingga ke pelosok.
Sejauh ini, pada masing-masing koridor BRT TransJateng tersedia sebanyak 14 unit armada, namun khusus untuk koridor Semarang-Bawen tersedia 28 unit armada karena tingginya minat penumpang.
"Koridor gemuk (padat penumpang) ya koridor Semarang-Bawen. Saat peak bisa 100 persen lebih. Saat off peak sekitar 70-80 persen. Di kisaran 85 persen," katanya.
Selain meringankan beban ekonomi masyarakat, keberadaan, lanjut dia, BRT TransJateng juga dapat mengurangi tingkat pemakaian kendaraan bermotor di jalan raya, mengurangi kemacetan lalu lintas, juga mengurangi angka kecelakaan dan polusi udara.
Saat ini ada tujuh koridor BRT TransJateng yaitu Semarang-Bawen, Semarang-Kendal, Purwokerto-Purbalingga, Magelang-Purworejo, Solo-Sragen, Semarang-Grobogan, dan Solo-Wonogiri.
Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pemprov Jateng berkomitmen wujudkan transportasi umum yang aman dan nyaman
12 March 2022 2:53 WIB, 2022
Kurangi kemacetan, BRT Transjateng bakal layani rute Semarang-Grobogan
26 August 2021 11:53 WIB, 2021
Kurangi kemacetan, tiga koridor tambahan Transjateng bakal diluncurkan
01 September 2020 15:52 WIB, 2020
Transjateng Solo-Sragen mulai beroperasi, ini titik pemberhentiannya
01 September 2020 12:35 WIB, 2020
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB