Demak (ANTARA) - Warga Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang tergabung dalam Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah membantu membangunkan rumah layak huni bagi warga miskin yang menempati rumah tidak layak huni.

Menurut Penanggung jawab pembangunan rumah dari Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah Indaryanto di Demak, Rabu, dana yang digunakan untuk membantu pembangunan rumah warga di Desa Banjarsari, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak itu, merupakan hasil swadaya anggota.

Bahkan, kata dia, anggota yang berasal dari Kabupaten Jepara dan Kudus juga ikut membantu karena anggaran pembangunan rumah dengan ukuran 5,5x6,5 meter persegi itu membutuhkan biaya Rp130 juta.

Sementara pengerjaannya berlangsung selama 40 hari dan ditargetkan selesai pada tanggal 28 Oktober 2023.

"Penerima manfaat dipilih dari warga yang benar-benar membutuhkan. Kebetulan penerima bantuan yang bernama Rofiqoh bersama anaknya Rina Lafia Ramadhani tinggal di rumah yang tidak layak huni, sedangkan ayahnya sudah meninggal dunia," ujarnya.

Selain rumah yang ditempati tidak layak huni, kata dia, rumahnya itu juga milik keluarga besar dari suami Rofiqoh, sehingga tidak bisa diklaim sebagai hak miliknya.

Untuk itulah, kata dia, keluarga Rofiqoh dipilih sebagai keluarga yang berhak mendapatkan bantuan rumah layak huni. Sedangkan saat ini pembangunan rumah di atas lahan milik Rofiqoh masih dalam proses dan menyisakan pembangunan atap bangunan.

Meskipun dalam penganggarannya hanya untuk pembangunan rumah, kata dia, pihaknya tetap mengupayakan untuk membantu menyediakan perabot rumah, sehingga ketika diserahkan rumah sudah siap ditempati keluarga tersebut.

Sekda Demak Akhmad Sugiharto berterima kasih ada pihak-pihak yang ikut membantu penyediaan rumah layak huni bagi warganya, mengingat anggaran dari Pemkab Demak memang terbatas.

Pemkab Demak juga hanya bisa membantu memberikan bantuan stimulan sebesar Rp15 juta untuk setiap penerima manfaat.

"Harapannya, memang ada dukungan pihak swasta maupun masyarakat untuk bersama-sama menyelesaikan program pemerintah memperbaiki rumah tak layak huni menjadi layak huni," ujarnya.

Ia memperkirakan jumlah rumah tidak layak huni di Demak mencapai ribuan bahkan bisa lebih, sehingga membutuhkan dukungan semua pihak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Rofiqoh, penerima bantuan rumah layak huni, bersyukur karena dibantu semua biaya pembangunan rumah hingga siap ditempati.

"Saya memang sedang menyisihkan pendapatan dari hasil jasa menjahit untuk membangun rumah sendiri. Namun, belum terealisasi sudah ada yang siap membantu pembangunan dan sama sekali tanpa harus mengeluarkan biaya. Semuanya ditanggung oleh Organisasi Pemuda Shiddiqiyah," ujarnya.*