Pemprov Jateng giatkan literasi keuangan
Minggu, 29 Oktober 2023 18:50 WIB
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Sumarno. ANTARA/ I.C.Senjaya
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggiatkan literasi keuangan kepada masyarakat guna mencegah berbagai praktik pinjaman ilegal.
“Selama ini kami sudah melakukan kolaborasi mengenai inklusi dan literasi keuangan. Ini menjadi salah satu program yang harus kita kejar sebab cakupan inklusi maupun literasi keuangan kita belum 100 persen,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sumarno, di Semarang, Minggu.
Ia menjelaskan bahwa literasi keuangan bertujuan agar masyarakat dapat memahami dan mampu mengakses layanan lembaga keuangan.
Sekda menyebut literasi dan inklusi keuangan yang masih rendah menjadi kendala masyarakat mengakses permodalan, sehingga tidak mengetahui layanan lembaga keuangan maupun pinjaman permodalan perbankan dengan bunga rendah.
“Tak pelak, tidak sedikit masyarakat yang terjebak rentenir dan pinjaman online ilegal,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya terus mendukung berbagai kegiatan inklusi keuangan supaya pemahaman masyarakat meningkat dan akses modal bagi pelaku UMKM maupun maraknya pinjaman online yang menyasar berbagai kalangan masyarakat dapat teratasi.
Selama tahun 2021 hingga pertengahan 2022, OJK menerima 2.323 pengaduan investasi bodong dan pinjaman daring ilegal.
Kota Semarang menjadi yang terbanyak dalam menyampaikan aduan, yakni 798 aduan yang diikuti Kota Surakarta dan Kabupaten Cilacap.
“Selama ini kami sudah melakukan kolaborasi mengenai inklusi dan literasi keuangan. Ini menjadi salah satu program yang harus kita kejar sebab cakupan inklusi maupun literasi keuangan kita belum 100 persen,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sumarno, di Semarang, Minggu.
Ia menjelaskan bahwa literasi keuangan bertujuan agar masyarakat dapat memahami dan mampu mengakses layanan lembaga keuangan.
Sekda menyebut literasi dan inklusi keuangan yang masih rendah menjadi kendala masyarakat mengakses permodalan, sehingga tidak mengetahui layanan lembaga keuangan maupun pinjaman permodalan perbankan dengan bunga rendah.
“Tak pelak, tidak sedikit masyarakat yang terjebak rentenir dan pinjaman online ilegal,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya terus mendukung berbagai kegiatan inklusi keuangan supaya pemahaman masyarakat meningkat dan akses modal bagi pelaku UMKM maupun maraknya pinjaman online yang menyasar berbagai kalangan masyarakat dapat teratasi.
Selama tahun 2021 hingga pertengahan 2022, OJK menerima 2.323 pengaduan investasi bodong dan pinjaman daring ilegal.
Kota Semarang menjadi yang terbanyak dalam menyampaikan aduan, yakni 798 aduan yang diikuti Kota Surakarta dan Kabupaten Cilacap.
Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Makro
Lihat Juga
FKS Foundation bersama PT Tiga Pilar Sejahtera bangun sarana air bersih untuk warga Sragen
14 December 2024 13:04 WIB
PLN pastikan kesiapan infrastruktur layanan kelistrikan andal jelang Nataru
09 December 2024 20:50 WIB